-HAPPY READING-Kalau kita terus melihat tipe (ideal) pasti nggak akan ada puasnya sebagai manusia. Kalau cantik pasti ada yang lebih cantik. Ya yang paling penting lihat agamanya. -G.A.S
Tepat hari ini, Nayla akan dilamar. Tidak! Bukan dilamar, hanya bentuk tahap perkenalan dulu, baru nanti beralih ketahap berikutnya.
Semua sibuk menyiapkan beberapa makanan, sedari tadi ayah dan bunda sangat sibuk. Dan tak sempat mengunjungi kamar Nayla.
Didalam kamar, Nayla tersenyum dihadapan cermin. Namun, tak lama senyum nya luntur karena kedapatan oleh sang adik.
"Senang banget, kayaknya."
Nayla hanya melirik dan memutar bola matanya.
"Tapi jangan senang dulu! Mana tau, nanti ... Jodoh kamu itu duda!"
Nayla kembali menghembuskan nafas panjang.
"Dan duda nya, punya anak satu! Terus nanti mantan istri nya nyesel deh. Karena udah ninggalin mantan suami nya yang kaya raya! Dan pasti kakak nanti dicampa—aws."
Nayra mengusap bibirnya yang ditimpun oleh buku besar. "Sakit, loh nay!"
"Kamu sih! Ngak usah aneh-aneh bisa? Ngapain doain yang kayak begituan coba!"
"Bukan doa ya, justru kalau jadi realita. Kakak bisa tanyain aku soal masalah begituan."
Nayla bangkit dari kursi meja rias nya, lalu kembali duduk dikasur.
"Oh, ya."
Nayra memposisikan dirinya di kursi yang ditempati oleh sang kakak tadi agar duduk nyaman. "Kemaren, pas aku ke acara ulang tahun temen aku ... Aku lagi-lagi di samperin sama kak Gibran!"
Nayla hanya melirik sekilas ke arah Nayra.
"Dan dia tanyain, kamu. Ekhem emang kenapa kakak kamu ngak Dateng? Terus aku jawab kan, lagi ada urgent kak. Dan dia tanya-tanya lagi! Emang urgent apaan? Tau ngak sih! Dalam ati aku, udah nahan kesel!"
Nayla terkekeh.
"Oh ya, titip salam ya buat kakak kamu. Karena seperti kata Ali bin Abi Thalib Berdoalah untuk orang yang kau cintai, karena cinta adalah doa"
Dari tadi fokus Nayla yang mendengar suara lucu Nayra yang berubah-ubah pun, menaikkan alisnya. "Dia bilang gitu?"
"Mm! Kayaknya kak Gibran beneran suka deh sama kamu."
Nayla kembali menghembuskan nafas panjangnya.
•••"Kenapa harus saya, yang ikut?"
"Yaa, soalnya ente harus jadi pelengkap ane."
"Pelengkap apanya?"
"Pelengkap ... Pokoknya pelengkap lah!"
Fajar mengejar Shaka yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam kamar nya. Ia menghembuskan nafas berat karena mendengar kan suara dering terfon nya berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPERTIGA MALAM (TAMAT)
Ficção AdolescenteCerita ini aku ambil dari kutipan lagu yang berjudul 'SEPERTIGA MALAM' yang dinyanyikan oleh qhutbus shaka. Cerita ini juga mengisahkan pertemuan antara kedua insan yang saling mencintai. Awalnya mereka berdua biasa aja tetapi hingga akhirnya timbul...