Chapter 24

638 92 7
                                    

Dua minggu setelah pertengkaran itu, hubungan V dan Jungkook belum juga membaik. Jungkook masih enggan bertemu dengan V sementara V selalu berusaha untuk mendapatkan maaf dari Jungkook dan memperbaiki hubungan mereka.


Jujur, saat ini V sangat takut kalau tiba-tiba nanti Jungkook mengakhiri hubungan mereka. Pikirannya sudah jauh ke arah sana. Dua minggu ini Jungkook selalu menghindar darinya. Setiap kali V berusaha menemuinya, Jungkook selalu menatapnya dengan datar, berakhir dengan Jungkook yang berlalu dari hadapannya setelah mengusirnya sebelumnya.


Jungkook tidak ingin bertemu dengannya, melarangnya untuk datang ke mansionnya. Jungkook bahkan mengancam V kalau dia berani datang, dia akan mengatakan semuanya kepada Nyonya Yoon tentang perbuatan V di Kanada bersama Daniel. Tentu saja V takut akan ancaman itu. Dia takut dia akan kehilangan restu dari ibunya Jungkook jika kesalahannya di Kanada diketahui olehnya.


Alhasil V hanya bisa menunggu Jungkook di luar apartemennya, berharap pria itu akan pulang ke sana. Namun, Jungkook tidak pernah menampakkan dirinya di sana meski V sudah mengirim pesan kepadanya. Jungkook benar-benar menghindarinya.


Rasanya V jatuh ke titik terendah. Tidak ada yang bisa menemaninya saat ini. Terlalu malu mengakui perbuatannya kepada Yoongi dan Jimin. Terlalu takut menceritakan masalahnya kepada Eunha. Sudah bisa dipastikan Eunha akan memarahinya habis-habisan kalau tau apa yang sudah dia lakukan dengan Daniel. Sejak dulu Eunha adalah satu-satunya orang yang tidak menyukai pertemanan V dan Daniel. Bukan karena Daniel bukan orang baik, tapi karena V yang seakan tidak pernah lepas darinya dan Daniel yang juga tidak bisa melepaskan V meski dia sudah punya kekasih.


Jaehyun, hanya dia tempat V mengadu. Pria yang sudah dia anggap sebagai kakaknya itu selalu menjadi penengah atas masalahnya. Dia tidak pernah menghakimi apapun yang V lakukan. Dia hanya menasehatinya tanpa menyakiti perasaannya.


Memangnya nasehat apa yang V butuhkan saat ini? Sementara yang dia inginkan adalah Jungkook bisa memaafkannya. Namun keinginan itu tak terjangkau sama sekali. Jungkook tidak ingin memaafkannya. Hingga satu pesan dari Jungkook seakan menghancurkan semua harapan V.


Mari kita akhiri semuanya, Kim. Mari berteman saja!


V tertawa getir melihat pesan yang Jungkook kirim. Dia berulang kali memukul kepalanya sendiri dengan mengatakan kata bodoh. Iya, dia bodoh. Dia tidak bisa membela diri karena ini memanglah kesalahannya. Dia terlalu bodoh melakukan kesalahan yang membuat kepercayaan Jungkook menghilang kepadanya. Dan kini, hal yang sangat ia takutkan terjadi. Jungkook mengakhiri hubungan mereka.


Lalu, apa yang bisa V lakukan sekarang? Dia hancur! Dia jatuh! Dia terperosok ke dalam jurang yang ia ciptakan sendiri. Haruskah dia bertahan di jurang itu saja dan tidak usah kembali ke permukaan? Haruskah dia pergi membawa segala perasaannya kepada Jungkook?















.
.
.
.
.

















Jaehyun menatap V yang baru masuk ke dalam rumahnya dengan tatapan sendu. Dia paham apa yang dirasakan V saat ini. Eunha tidak tahu masalahnya dengan Jungkook, jadi dia tidak berpikir jika saat ini V sedang patah hati.


"Jaeha mana?" tanya V. Jaehyun dan Eunha datang ke rumahnya, tapi dia tidak menemukan Jaeha.


"Jaeha pergi jalan-jalan dengan Eomma dan Appa Kim. Kau kenapa?" tanya Eunha.


"Aku terlalu lelah di restoran, Nana. Sepertinya aku ingin menyerahkan restoran kepada Appa. Biar Appa saja yang mengurusnya. Aku lelah, aku ingin istirahat."


SINGULARITY 2 [ KookV ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang