bab 16

393 14 0
                                    

"Alhamdulillah cuyy, akhirnya nyampek juga" kata Mira, yang langsung merebahkan dirinya ke kasur.

"Jangan jadi gadis pemalas Mira, bereskan semua barangnya. Ingat, jangan jadi wanita yang manja, jadilah wanita yang mandiri dan berkarir" jelas Alya, yang kini sedang sibuk membereskan semua barangnya.

"Yee kakak kira kalau ingin berkarir gak istirahat, ya butuh lah" sentak Mira

"Jangan pernah istirahat sebelum tugas kamu selesai"

"Apaan sih kak, jangan maksa aku gini dong, aku gak suka. Aku mau jadi diri aku sendiri!" Tegas Mira

"Mira. kakak tegaskan kamu, supaya kamu tau" kini Alya ikut emosi, sebenarnya sudah biasa perdebatan antara kakak dan beradik ini.

"Ingat ya kak, aku bisa menjadi wanita berkarir tanpa harus kakak tuntut, ingat kak setiap orang jalan kesuksesan nya berbeda-beda, gak sama!!"

"Itu saja yang selalu kamu bilang" timpal Alya

"Ya terus aku harus jawab apa" gereget Mira

Karena tak usai perdebatan, kini Alya memilih untuk memesan kamar lainnya. Memang semenjak kedua orang tua Mira wafat, Mira di rawat oleh kedua orangtua Alya. Namun setelah Alya masuk s³, orangtua Alya wafat. Dan dari situlah Alya mulai merawat Mira sendiri, sampai sekarang.

"Gw tau kak, yang lu lakuin ke gw supaya gw bisa menjadi seseorang yang berguna. Tapi lu salah mendidik gw, lu terlalu keras, gw gak sanggup. Lu bukan kak Alya gw, Kak Alya gw selalu lembut" kini perlahan air mata Mira turun, sakit hatinya melihat perubahan Alya.

*****

"Wa, tenangin diri lu wa" ujar Alifa

"Gimana gw bisa tenang fa, gimana gw jelasin ke kak ghibran" rintih hawa

"Lu jelasin baik-baik wa, pasti kk ghibran paham kok"

"Gw gak mau kak ghibran sakit hati dengar nya, lu tau kan kalau gw belum bisa lupain Reno" sentak hawa. Reno, laki-laki yang membuat hawa mengenal akan cinta. Namun laki-laki itu menghilang dan sampai sekarang belum di ketahui dimana keberadaannya.

"Wa, Reno itu masa lalu lu" ucap Alifa, yang membuat hawa sedikit marah akan perkataan Alifa.

"Masa lalu lu bilang! Karena Reno gw ngerti arti cinta dan, kalau bukan Reno mungkin gw sampai sekarang gak ngerti tentang cinta!" Cetus hawa, kini hawa langsung beranjak pergi dari hadapan Alifa.

Sedangkan Alifa, gadis itu hanya bisa melihat kepergian hawa. Ia tau bagaimana perasaan hawa, tentunya senang, sedih, bingung, marah.

Kini hawa sedang duduk di sekitaran danau, yang terbilang tempat yang sunyi. Hawa sangat menyukai tempat yang sunyi, karena juga dirinya tidak terlalu bisa untuk terbuka, maka dari itu ia mencari tempat untuk ia bercerita.

"Kak ghib, maaf sekali kak. Aku tidak mencintai kakak sama sekali, kalau aku mengatakan bahwa aku masih mencintai masa laluku, apakah kakak masih mencintai ku??" Lirih hawa, sambil bertanya kepada dirinya sendiri.

"Kenapa kakak menyukai gadis seperti ku, kakak dan aku sangat berbeda jauh. Kakak merupakan laki-laki yang sangat pintar, bahkan sebentar lagi Kakak akan mendapatkan gelar Dr, sedangkan aku baru mendapatkan gelar S.Pd"

"Semoga kakak bisa lupain aku" lirih hawa, kini hawa mengeluarkan handphone dan memasangkan handset, untuk mendengarkan sholawat. Setiap hawa merasa hampa, ia akan memutar sholawat, agar hatinya bisa tenang dan damai.

*****

"Mas" panggil zaskia

"Iya sayangnya mas, kenapa hmm??" Tanya fahmi

"Ihh kebiasaan" gerutu zaksia.

"Iya maaf, kenapa??" Tanya fahmi serius

"Mas, kia mau mangga" pinta Zaskia

"Yaudah, ayo kita beli" ajak fahmi

"Tapi, kia mau punya buk inem" jawab zaskia cengengesan, buah mangga buk inem. What?? Yang ada Fahmi akan di lempari sendal legend milik buk inem.

"Sayang, kita beli di supermarket aja ya. Gak usah punya buk inem" elak Fahmi, mendengar jawaban Fahmi, Zaskia hanya menundukkan kepalanya dan mulai mengisak tangis.

"Mas fahmi gak sayang kia lagi" Rajuk Zaskia, dan mulai masuk ke kamar dan menguncinya.

"Sayang, buka pintunya. Mas sayang sama kamu, tapi gak gini juga. Itu namanya kamu mau membunuh suami kamu tanpa langsung" kini fahmi sedang di ambang pintu kamar miliknya dan Zaskia.

"Maunya punya buk inem mas" rengek zaskia

Dengan terpaksa Fahmi menuruti permintaan Zaskia, walupun bantinya sudah mulai ketakutan. Jarang sekali Fahmi ketakutan, apalagi dengan seseorang.

"Yaudah ayo kita minta" ajak fahmi

Menjawab Fahmi, Zaskia langsung membuka pintu kamar dan menarik tangan Fahmi untuk segera mengambil mangga dekat rumah buk inem.

"Kamu kenapa tumben mau mangga, apalagi mangga milik buk inem" tanya fahmi heran, lantaran serasa aneh, kenapa harus punya buk inem toh di supermarket banyak mangga dan juga bervariasi.

"Gak tau mas, kia lagi pengen aja" jawab zaskia

__________________________________________________

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 😁👋👋

Makin hari makin sepi nihh. Ramein kuy supaya author tetap semangat untuk lanjutin ceritanya.

Jangan lupa untuk di vote ya ⭐⭐⭐

Semoga kalian tetap sehat selalu, aamiin.

Dan untuk yang mau kelulusan, semoga nilai nya sesuai dengan yang di inginkan. Aamiin.

Halo Pak Dosen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang