INTRO

23.4K 1.1K 64
                                    

Adrian Alexander Wang,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adrian Alexander Wang,

Kokoh-kokoh keturunan Tionghoa asli yang lahir dan tinggal di Jakarta.

SeannandaKaryawan kedai kopi yang manis senyumnya ngalah-ngalahin kopi itu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seannanda
Karyawan kedai kopi yang manis senyumnya ngalah-ngalahin kopi itu sendiri.




🔼 DISCLAIMER 🔼

Cerita ini hanya fiktif belaka dan isinya hanya mengada-ada untuk kepentingan cerita. Bijaklah dalam mengambil kesimpulan serta memilih bacaan.
Terimakasih.













"Adrian, tolongin lah. Gue ada keperluan bentar harus ke Australi sebulan. Bokap lagi butuh bantuan disana. Bisnis lagi kacau."

"Nggak."

"Sebulan aja. Jagain doang. Lu tinggal duduk di kantor ngawasin kerja karyawan, abis itu udah."

"Suruh yang lain."

Kevin tepok jidat. Padahal lima puluh persen modal patungan itu milik Adrian. Mau enaknya aja emang ini orang.

"Sebulan doang Adrian, kalo minta tolong Rana gak enak. Dia juga sibuk, dia model. Inget gak?"

Adrian menarik nafas malas. Kalau Kevin mau pergi kan tinggal tutup saja? Kenapa harus repot-repot?

"Tutup aja."

"Karyawan gimana? Mereka ada yang udah punya keluarga, sebulan kita liburin mereka makan apa?"

"Biar saya yang gaji."

Horang kaya. Kevin maklum. Manusia ini dari orok sudah kaya raya. Kakeknya pemilik bank swasta terbesar di Indonesia.

"Bisnis gak gitu cara kerjanya Adrian. Kapan sih gue minta tolong segininya sama lo?"

"Sering."

Arrgghh! Kevin frustasi. Iya sih, Adrian ini sebenarnya di mintai tolong apa saja pasti mau.

Kecuali satu.

Berbaur dengan orang banyak.

"Sekali ini aja, pikirin nasib karyawan."

Adrian tampak diam alih-alih mendengarkan ocehan Kevin di sampingnya. Posisi mereka saat ini sedang berada di mobil dalam perjalanan menuju kedai kopi milik tiga sekawan yang didirikan bersama sekitar tiga tahun lalu.

Siang ini Kevin datang ke kediaman Adrian, menyeret si anak tunggal kaya raya untuk ikut ke kedai dan baru mengutarakan niatnya di perjalanan.

Setelah hampir satu jam perjalanan, keduanya sampai di kedai kopi yang terletak di kawasan Sudirman.

"Tuh liat kalo di jam makan siang rame, makanya sering-sering kesini biar tau. Kemaren ada karyawan baru tiga orang. Lu belum tau kan?"

Sejujurnya Adrian agak kesal. Kenapa dulu Kevin dan Rana menyarankan usaha kedai kopi sih? Buka tempat yoga kan bisa? Biar sepi. Tapi karena mereka sudah berteman dari SD, jadi Adrian iya iya saja saat Kevin mengusulkan usaha ini.

Jam makan siang di kawasan ini pasti ramai pengunjung, pun dengan sorenya. Biasanya jam pulang kantor karyawan yang stres selepas bekerja akan mampir untuk secangkir kopi, mengobrol atau sekedar menunggu Jakarta reda dari kemacetan. 

"Oh Randi, tolong panggilin tiga karyawan baru dong. Besok Adrian yang jaga disini sampe sebulan kedepan." Pinta Kevin pasa salah satu karyawannya.

"Siap pak. Sebentar saya panggilkan."

"Oke, di office kayak biasa ya."

"Baik pak."

Senyum tipis Adrian berikan pada si karyawan, dia ingat dan tau orang-orang lama yang bekerja disini.

"Tuh lu liat tinggal duduk doang. Kalo bosen tinggal tidur aja."

"Jadi kerjaan kamu gitu? Tidur?"

Kevin sejujurnya sedikit risih pada gaya bicara Adrian yang menggunakan saya kamu. Tapi Ian bilang__panggilan akrabnya __ di keluarganya sudah biasa seperti itu.

"Kadang-kadang hehe."

Tidak ada reaksi berarti karena Adrian memang biasanya sedatar itu.

Tok tok tok

"Pak ini Randi sama tiga karyawan baru."

"Oke masuk Ran."

Randi masuk bersama tiga karyawan baru yang di sebut Kevin, dua perempuan dan satu laki-laki.

"Oke Ran kamu boleh keluar, makasih ya."

"Baik pak sama-sama."

Randi pergi, meninggalkan tiga karyawan baru yang tampak gugup. Baru beberapa hari bekerja sudah di panggil owner, bagaimana kalau  mereka di pecat?

"Gak usah pada gugup gitu. Kalian di panggil kesini buat di kenalin ke owner yang lain karena saya mau pergi. Alasan kalian di panggil langsung karena bos besar ini kalau datang kayak hantu, gak bakal ketauan. Takut kalian usir nanti karena main nyelonong aja ke kantor. Silahkan kalian memperkenalkan diri juga."

Tiga orang karyawan baru itu mendadak lega, ternyata mereka tidak di pecat.

Dua orang perempuan karyawan memperkenalkan diri lebih dulu, membungkuk dan menyebutkan nama masing-masing. Lalu yang terakhir si satu-satunya laki-laki itu juga melakukan hal yang sama.

"Hallo selamat siang, perkenalkan nama saya Seannanda. Saya akan berkerja dengan baik, terimakasih."

"Lu beneran cowok? Bukan cewek tomboi kan?" Tanya Kevin spontan karena demi apapun Seannanda ini cantik.

"Saya laki-laki pak."

"Oh oke-oke. Kalian boleh balik."

Ketiganya serempak membungkuk, pergi setelah Kevin memberi tau kalau laki-laki di sebelahnya bernama Adrian. Bos mereka yang lain.

"Gue tau elu pendiem, tapi gak gitu juga kali. Liatin siapa sih? Gitu banget?"

"Vin?"

"Apaan?"

"Saya mau jaga disini sebulan."

TBC

Hei, hello selamat datang!


_30 Mei, 2023_

SEANNANDA ( Coffe Break ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang