Part 2

237 8 0
                                    

Bel jam kedua pun berbunyi yang artinya jam pelajaran berganti.

Liam terpaksa terbangun untuk memanggil guru geografi tapi saat terbangun liam melihat wajah rafasya yang masih tertidur dengan nyamannya.

Setelah melihat wajah tenang itu ia pun bergegas bangun untuk memanggil guru pelajaran selanjutnya.

Saat balik ke kelas ia melihat rafasya yang masih tertidur, ia pun membangunkannya dengan menyentuh lengan rafasya lembut.

"Hey bangun ada pak anwar"

"Eumm... Iya nanti 10 menit lagi"

"Bangun sekarang tidak ada kata nanti rafasya"

"Ck iya-iyaa gua bangun, puas?!"

"Haha bagus" Tanpa liam sadari ia menaruh telapak tangannya diatas kepala rafasya lalu mengelusnya dengan lembut.

Rafasya yang menerima perlakuan seperti itu tentu saja terkejut, ia merasa teringat saat dulu bersama biantara yang selalu melakukan hal tersebut kalo ia menurut dengannya.

"Maaf" Ucap liam setelah sadar atas apa yang telah ia lakukan.

"Tidak apa-apa gua hanya kaget" Balas rafasya saat sudah tersadar dari ingatan masa lalunya.

Pelajaran geografi pun berjalan dengan lancar tanpa adanya masalah.

Tidak terasa bel istirahat pertama pun berbunyi, semua murid sudah bersiap untuk pergi kekantin begitupun dengan rafasya dan liam.

Saat rafasya sedang bersiap untuk kekantin ia mendengar bahwa ada yang memanggilnya.

"Rafasya"

Saat menoleh ia mendapati bahwa yang memanggilnya barusan adalah biantara mantan sekaligus teman dekatnya.

"Oy bian gimana kelas baru lo enak ga? Gua yakin pasti ga enak soalnya gak ada gua disana yakan apalagi gua anaknya ngangenin hahaha"

"Dasar, enak-enak aja sih tapi bener perkataan lo kalo gua kangen sama lo"

Rafasya hanya abai saja perkataan biantara lalu ia berniat untuk mengajak biantara kekantin tapi sebelum itu ia juga tidak lupa untuk mengajak liam dan tentu saja juga mengenal kan liam ke biantara.

"Yaudah ayo kekantin oh iya liam kenalin ini temen deket gua pas kelas 10 namanya biantara"

Biantara pun mengulurkan tangannya ke liam yang dibalas genggaman oleh liam.

"Kenalin biantara teman dekat rafasya sekaligus mantan rafasya"

"Liam teman sebangku rafasya dan gua tidak butuh info tersebut"

"Gua hanya memberi fakta siapa tau lo butuh info ini karna bagaimanapun juga dia tetep punya gua"

Rafasya yang melihat perseturuan sengit dari keduanya hanya menatap bingung dengan apa yang sebenarnya mereka debatkan.

Biantara lalu memutuskan jabatan tangan itu dan menatap liam dengan remeh.

Liam yang melihat akan hal itu membalas tatapan biantara dengan dingin.

"Hey kalian ributin apaan sih? Daripada ributin hal yang gak penting mending kita kekantin, bian ayo"

Biantara yang mendengar hal itu pun melihat rafasya lalu tersenyum.

"Liam lo mau ikut? Biar barengan"

"Gak usah lo duluan aja"

Setelah mendengar perkataan tersebut rafasya dan biantara pun pergi kekantin bersama.

Liam hanya memandang malas punggung rafasya dan biantara yang semakin jauh lalu setelahnya ia berniat untuk pergi ke mini market buat membeli coklat untuk sang pujaan hati yaitu bu mia.

"Mau nitip gak? Gua mau ke mini market depan" Tanya liam kepada dafiq yang tengah memainkan handphonenya.

"Mau beli apaan lo? Ikut aja deh gua bosen juga disini"

"Nanti juga lo tau" Balas liam lalu langsung berjalan bersama dafiq ke arah tujuan.

Singkat cerita mereka pun sampai di mini market dan liam pun langsung saja mengambil coklat tersebut yang kebetulan juga lagi promo.

"Lo beli coklat doang?"

"Iya hehe"

"Buat siapa emang? tunggu jangan bilang"

"Iya ini buat bu mia"

"Sudah gua duga, dahlah serah lo" Balas dafiq dengan malas lalu berjalan ke arah kasir karena ia hanya membeli minuman kaleng beserta satu chiki.

Setelah membayar liam dan dafiq pun terpisah karena liam harus memberikan coklat tersebut kepada sang guru dan dafiq tentu saja tidak mau ikut campur.

Saat liam hendak berjalan ke ruang guru ia melihat bu mia yang sedang berada dikoridor sekolah dan menurutnya ini adalah kesempatan emas buatnya.

Liam langsung saja menghampiri sang guru yang tengah menelpon.

"Ibu mia permisi" Ucap liam dengan sopan.

"Eh iya liam ada apa ya?"

"Saya beliin coklat spesial buat ibu" Ucap liam sambil menyerahkan coklat tersebut kehadapan sang guru.

"Serius buat ibu? Wah makasih ya pas banget emang ibu tuh tadi lagi kepengen yang manis-manis" Balas sang guru sambil mengambil coklat tersebut.

"Iya bu hehe yaudah kalo gitu saya permisi ya"

Setelahnya liam pun langsung saja pergi meninggalkan bu mia yang saat ini tengah melihatnya.

Liam akhirnya sampai didepan kelas dan ia langsung saja masuk dan menghampiri dafiq yang sedang memainkan handphonenya dan juga mengemil chiki yang ia tadi beli.

"Gimana, lancar?"

"Yoi dong, lancar jaya tanpa adanya amukan haha" Balas liam lalu mengambil chiki dafiq setelahnya memakannya.

"Keren juga lo njir bisa ngasih tuh guru galak coklat tanpa diamuk"

"Oh tentu jelas liam gitu lho, lagian apa sih yang gak gua bisa" Ucap liam dengan sombong sambil menaik turunkan alisnya.

"Najis, daripada lo makin kepedean mending balikin dulu chiki gua ye babi" Balas dafiq yang sudah sangat malas menanggapi seorang liam yang kepedeannya tingkat tinggi.

——— ••• ———

TBC~
Don't forget to vote and comment
I hope you guys like it haha

••• San •••

Do i love him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang