Part 6

143 7 0
                                    

Saat ini para siswa sedang beristirahat untuk menunggu babak selanjutnya begitu pun dengan rafasya dan liam mereka sedang menidurkan diri dilapangan beruntungnya matahari sedikit mendung jadi mereka tidak perlu merasa silau.

Saat sedang asik mengobrol dan bersantai tiba-tiba datang segerombolan adik kelas menghampiri mereka lalu memberikan sebotol air kepada liam.

"Permisi kak liam ini air minum buat kakak dari saya diminum ya" Ucap salah satu perempuan sambil memberikan sebotol air dengan malu-malu.

"Makasih tapi gak perlu repot-repot gua udah bawa" Balas liam lalu menerima pemberian botol itu.

Setelah adegan itu terdengar sorakan untuk menyahuti mereka.

"CIEEEE LIAMM KIW KIW"

"ADUHH KAKAKK GA TUHH, KAK LIAM PJ DONG"

"Cieee dibawain minum, duh dek perhatian banget sih"

"ACIEE MAS LIAMM ICIKIWIR"

"Pacaran nih yeeee kiw bisa kaliii pj"

"Aw mas liam mau dong pj nyaaa"

Siswi yang memberikan air minum itu pun tidak bisa menahan rasa malu dan saltingnya mendengar sorakan yang mengarah ke dia dan juga liam.

"Hiraukan aja sama perkataan mereka kalian mending balik ke kelas jangan kelamaan disini nanti dicariin sama guru kalian, sekali lagi makasih minumannya" Ucap Liam yang melihat teman-temannya menyorakin mereka pun menyuruh segerombolan siswi itu untuk balik ke kelasnya.

"Duh kak liam kok diusir sih kasian lho" Ucap deysa yang melihat segerombolan adik kelas itu pergi meninggalkan lapangan.

"Berisik" Jawab liam dengan malas.

"Idih sensi" Ucap deysa lalu berjalan kearah kantin.

"Hahaha kiw mas liam boleh kali pj nya" Canda rafasya yang sedari tadi hanya tertawa melihat adegan didepan matanya.

"Kita gak jadian, nih buat lo aja minumannya gua udah bawa dan gua tau lo gak bawa air" Balas liam lalu memberikan botol minum tadi kepada rafasya.

"Gak mau itu kan spesial buat kakak liam seorang lagian gua udah dibeliin sama biantara" Ucap rafasya sambil memperlihatkan sebotol air itu kepada liam dan liam yang melihat itu pun langsung mengambilnya lalu berdiri meninggalkan rafasya.

"Heh monyet air gua mau lo bawa kemana" Ucap rafasya sambil mengikuti liam dari belakang dan rafasya melihat liam yang membuang botol air itu ketempat sampah.

"Sialan kenapa lo buang tolol! Lo kan tau kalo gua gak bawa air" Rafasya yang melihat itu marah tentu saja hei dia kan tidak membawa air dan juga babak kedua akan dimulai sebentar lagi dan ia sangat malas untuk berjalan ke kantin cuma buat sekedar membeli air.

Belum sempat liam membalas perkataan rafasya peluit pak ari pun terdengar dan rafasya pergi meninggalkan liam yang masih terdiam di depan tempat sampah.

Liam memandangi punggung rafasya yang menjauhinya liam juga bingung kenapa dia harus marah saat tau kalo rafasya mendapatkan air dari biantara ah sudahlah dia harus bergegas menuju lapangan dan meminta maaf kepada rafasya setelah kejadian tadi.

Babak kedua pun dimulai dan dibabak kali ini menjadi sangat sengit apalagi dibabak pertama tim dua mengalami kekalahan yang menyebabkan mereka dibabak kali ini menjadi sangat berambisi untuk memenangkan babak kali ini.

Dibabak kali ini sorakan pun bukan hanya dari para anak perempuan melainkan juga dari beberapa adik kelas yang melewati lapangan karna kebetulan bel jam istirahat sudah berbunyi tetapi hal itu tidak membuat mereka untuk memberhentikan permainan.

Score kali ini pun terlihat lebih sengit dari sebelumnya dengan tim satu yang memiliki score 9 dan tim dua yang juga memiliki score 9 yang itu artinya 1 score lagi yang akan menentukan siapa pemenangnya.

Seperti biasa bola kini sedang berada dikendali liam ia menggerakan bola dengan sangat lincah dan berhasil menghindar dari lawan dengan sangat mudah tetapi saat didepannya sedang berdiri rafasya yang bersiap untuk menghalanginya ia pun menjadi tidak fokus mengingat kejadian tadi yang membuatnya selama dibabak ini menjadi lebih sering melamun dan bola dengan mudah direbut oleh rafasya.

"WOY LIAM FOKUS ANJING JANGAN NGELAMUN!" Ucap fedie yang melihat bola sudah berada dikendali rafasya setelah mendengar ucapan fedie liam pun kembali sadar.

"Bangsat fokus liam kenapa lo harus kepikiran hal yang gak penting" Ucap liam pelan.

Liam pun mencoba buat merebut bola itu kembali kepadanya namun sepertinya takdir berkata lain rafasya sudah menendang bola itu ke dalam gawang dan kemenangan kali ini dimenangkan oleh tim dua.

"Oke anak-anak karna score berakhir seri kita akan melanjutkannya setelah istirahat, baiklah selamat istirahat semuanya" Ucap pak ari lalu pergi meninggalkan mereka.

"Baik pak" Jawab semua siswa.

Rafasya pun berjalan menuju bangku untuk mengistirahatkan tubuhnya ia sangat lelah untuk sekedar jalan ke kelas atau kantin.

Ia melihat liam yang sedang berjalan menghampirinya pun hanya memandangnya malas karena ulah liam ia jadi tidak memiliki air.

"Diminum, maaf atas perlakuan gua tadi" Ucap liam sambil menyodorkan sebotol air kedepan mukanya.

Rafasya yang melihat itu hanya memandangnya malas hei dia tau itu kan botol minum yang dibelikan oleh adik kelas tadi.

"Gak perlu buat lo aja lagian itu emang dibeli buat lo bukan buat gua" Jawab rafasya menolak pemberian liam.

"Ayolah diambil lagian gua juga tidak perlu botol air ini yang lebih butuh lo, stop buat gua merasa jadi kepikiran dan gak enak" Ucap liam yang masih berusaha buat membujuk rafasya.

"Gak peduli lagian itu salah lo sendiri ya njing siapa suruh buang air minum punya orang sembarangan" Balas rafasya lalu bangun untuk pergi ke kelasnya ia sangat merasa panas disini dan berniat untuk mendinginkan badannya didalam kelas.

Namun saat ia akan berjalan lengan kirinya dicekal oleh liam yang membuatnya terpaksa harus memberhentikan langkahnya "Lepasin, gua mau ke kelas mau ngadem" Ucap rafasya yang berusaha melepaskan genggaman liam.

"Gua bakal lepasin setelah lo nerima air pemberian gua" Ucap liam yang masih keukeuh membujuk rafasya agar mau menerima air pemberian dia.

"Dibilangin gua gak mau lo budek ya? lepasin bangsat" Jawab rafasya yang sudah sangat kepalang kesal dengan perlakuan liam.

"Gua gak nerima penolakan" Ucap liam dengan nada dingin rafasya yang mendengar hal itu pun dengan terpaksa menerima pemberian liam.

"Ck iya-iya sini botolnya, makasih" Balas rafasya lalu menerima botol air itu dengan malas lalu liam melepaskan genggaman tangannya dan rafasya pun berjalan menuju kelasnya.

"Dasar nyusahin" Ucap rafasya pelan yang masih bisa didengar oleh liam.

Liam yang melihat hal itu hanya terkekeh lalu menggelengkan kepalanya.

"Lucu" Ucap liam tanpa sadar.

"Gua mikirin apaan dah masih lucuan bu mia kali dari pada dia" Liam menggelengkan kepalanya dengan pelan untuk menghilangkan pikiran yang menurutnya sangat aneh lalu setelahnya ia berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya yang sudah lapar.

——— ••• ———

TBC~
Don't forget to vote and comment
I hope you guys like it haha

••• San •••

Do i love him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang