Rafasya dan liam saat ini sudah berada di dalam kelas, rafasya langsung berjalan ke bangkunya untuk melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.
Liam menghampiri temen sekelompoknya yang sedang berdiskusi akan melakukan tugas dimana.
"Eh mau ngerjain dimana njir dirumah atau dicafe?"
"Rumah aja kalo kerjain dicafe gua yakin yang ada malah gak kelar-kelar"
"Yaudah kalo gitu mau dirumah siapa, dirumah gua gak bisa ada om tante gua dateng dari solo gua gak enak kalo kerjainnya dirumah"
"Bukan gua"
"Jangan gua"
"Rumah gua gak bisa"
"Hah... kalo kayak gini mau bagaimana? Rumah gua juga gak bisa lagi renovasi" Ucap liam lalu setelahnya ia menatap rafasya yang sedang tertidur lalu berjalan untuk menghampiri rafasya.
"Woy liam lo yakin mau minta buat dirumah dia?"
"Coba dulu, kalo gak bisa juga yaudah mau gak mau di cafe aja"
Liam pun menggerakkan tangannya pelan untuk membangunkan rafasya yang sedang tertidur.
Rafasya yang merasa tidurnya terganggu pun membuka matanya lalu melihat ke arah liam setelah itu ia mendudukan dirinya menjadi tegak.
"Rumah lo bisa buat kerja kelompok nanti pulang sekolah?" Tanya liam kepada rafasya yang sudah tersadar sepenuhnya.
"Kenapa harus dirumah gua? Emang dirumah yang lain gak bisa?" Ucap rafasya kepada liam lalu berjalan ke arah anggota kelompoknya berada.
"Tujuan gua bangunin lo karna rumah anak-anak pada gak bisa dan ingin kerja kelompok dirumah lo" Ucap liam berdiri dibelakang rafasya.
"Rumah gua bisa-bisa aja sih tapi gua males nerima tamu apalagi namunya bawa tugas"
"Ayolah rafasya bentar doang kok nanti gua traktir Starbuck deh janji" Ucap deysa lalu memohon kepada rafasya.
"Oke deal" Ucap rafasya lalu menjabat tangan deysa guna membuat perjanjian.
SKIP WAKTU
Rafasya beserta dengan anggota kelompoknya kini sudah berada di rumah rafasya.
"MIH ACA PULANG" Ucap rafasya lalu menghampiri sang ibu yang sedang duduk diruang tamu.
"Eh ada siapa ini? Mau kerja kelompok ya"
"Iya tante izin pake ruang tamunya buat kerja kelompok"
"Pake aja gak usah malu-malu, anggap aja kayak dirumah sendiri yaudah kalo gitu tunggu bentar ya tante buatin minum dulu"
"E-eh iya tante duh maaf ya jadi ngerepotin"
"Nggak ngerepotin kok udah santai aja" Setelah itu sang ibu pergi ke arah dapur untuk membuatkan minuman.
"Gua bagi tugas aja ya biar makin cepet selesai gua sama mashel yang tugas nulis dafiq sama liam yang analisis sama diskusi terus rafasya sama julie yang tugas cari struktur sama kebahasaannya" Ucap deysa lalu mulai membuka beberapa buku buat anggota kelompoknya yang lain.
"Nih minuman sama cemilannya biar makin semangat ngerjain tugasnya, tante tinggal dulu ke kamar ya nanti kalo mau apa-apa tinggal minta tolong sama aca aja"
"Iya tante terima kasih buat minuman sama cemilannya"
Tak berselang lama tugas mereka sudah hampir selesai anak-anak saat ini tengah beristirahat sebentar sebelum melanjutkan tugasnya kembali.
"Kamar mandi dimana?" Tanya liam kepada rafasnya yang langsung membuat rafasya menatapnya lalu setelahnya berdiri untuk menuntun liam ke kamar mandi.
"Pake kamar mandi kamar gua aja, kamar mandi bawah lagi rusak" Ucap rafasya lalu mengajak liam untuk berjalan ke arah kamarnya yang berada dilantai atas.
Rafasya sedang memainkan handphonenya lalu duduk dikasur miliknya guna untuk menunggu liam selesai dari aktivitasnya.
Lalu tak lama liam pun keluar dan ia baru menyadari bahwa kamar rafasya sangatlah rapih dengan kamar yang bernuansa baby blue dan putih lalu terdapat beberapa foto masa kecilnya bersama kedua orang tuanya dan aroma wangi ruangan yang beraroma woody.
Lalu liam berjalan kearah rafasya yang sedang fokus kepada handphonenya sampai mengabaikan sekitarnya dan tidak menyadari kalo liam sudah berada didepannya.
Liam menyentuh pelan pundak kanan rafasya untuk memberitahukan bahwa ia sudah selesai menggunakan kamar mandi dan rafasya yang merasakan pundaknya disentuh pun mengangkat kepalanya untuk melihat liam lalu setelahnya ia berniat untuk bangun dan kembali ke bawah.
Namun gerakkan tiba-tibanya membuatnya tergelincir karena kurang keseimbangan lalu menarik liam tanpa disengaja yang membuatnya ikut terjatuh keatas kasur milik rafasya.
Posisi saat ini adalah rafasya yang berada dibawah kukungan liam dengan lengan rafasya yang masih mencengkram lengan liam dan bibir mereka yang bertemu satu sama lain.
Rafasya melototkan matanya dengan apa yang baru saja terjadi.
T-tunggu apa ini?? Apakah ia tengah mencium liam tanpa disengaja?
Liam yang melihat posisi saat ini tanpa sadar menggerakkan bibirnya dan melumat bibir rafasya dengan pelan lalu memejamkan matanya.
"Eunghh.." Lenguh Rafasya terkejut saat liam melumat bibirnya.
Lalu ia memukul dada liam dengan pelan guna untuk memberitahunya bahwa ia kehabisan nafas.
Liam yang sepenuhnya sudah sadar pun melepaskan ciuman tersebut dan setelahnya ia gelagapan dan merasa bersalah karena sudah kehilangan kendali.
"M-maaf gua kehilangan kendali dan gak sadar melumat bibir lo" Ucap liam sedikit terbata karena sadar akan kesalahan fatalnya.
"Bangsat... awas!" Ucap rafasya dengan sengit lalu mendorong tubuh liam paksa dan berjalan terlebih dahulu meninggalkan liam dikamarnya yang terdiam.
"Bodoh" Gumam liam menghela napas berat sembari merutuki kebodohannya.
Setelah itu liam berjalan kebawah dan kembali bergabung dengan yang lain.
Seluruh anggota kelompok menatap mereka dengan heran pasalnya rafasya dari tadi hanyalah berdiam diri saja setelah keluar dari kamar.
Sebenarnya apa yang mereka lakukan di kamar rafasya?
——— ••• ———
TBC~
Don't forget to vote and comment
I hope you guys like it haha••• San •••
KAMU SEDANG MEMBACA
Do i love him?
Любовные романыLiam adalah seorang ketua kelas secara tidak sadar ia menyukai salah satu anak berandal yang ada di kelasnya yaitu Rafasya dan ia hanya mengalihkan perasaannya tersebut dengan menyukai seorang guru muda baru disekolah nya namun semakin ia alihkan ra...