Part 13

136 6 0
                                    

Liam pun terbangun karena merasa pegal dipundak kanannya dan mendapati bahwa rafasya masih tertidur dipundaknya lalu ia menyalakan handphone miliknya dan melihat bahwa dafiq mengiriminya pesan dan panggilan yang sangat banyak lalu setelahnya ia melihat jam.

Ia terkejut karna jam sudah menunjukkan pukul 12:35 wib yang itu artinya istirahat jam kedua akan dimulai dan ia melewatkan jam istirahat pertama.

Liam pun membuka roomchat dafiq dan mengetahui bahwa hari ini akan pulang pukul 14:00 wib yang artinya lebih cepat dari jam asli pulang karena guru-guru akan melakukan kunjungan ke sekolah wirabrata dengan para anak kelas 10 yang sedang melakukan project.

"Raf bangun udah mau istirahat kedua" Ucap liam sambil menepuk pipi rafasya dengan pelan dan rafasya yang merasakan bahwa ada yang menepuk pipinya pun berdehem.

"Eumm sabar arya gua masih ngantuk" Jawab rafasya lalu berusaha melanjutkan tidurnya namun ia ingat bahwa yang disampingnya bukanlah arya melainkan liam lalu setelahnya rafasya pun langsung menegakkan badannya dari senderan pundak liam.

"Sial sial sial pake segala lupa lagi gua kalo lagi sama nih bocah" Ucap rafasya pelan lalu berdiri berniat untuk pergi dari sana dan kembali ke kelas.

"Lo mau langsung balik ke kelas gitu aja? tanpa bilang terima kasih dan maaf ke gua yang udah pegel nahan pala lo selama tidur" Balas liam lalu ikut berdiri menghampiri rafasya.

"Ribet lo bangsat iya-iyaa makasih ya buat pinjaman pundaknya dan maaf kalo udah buat lo pegel" Ucap rafasya lalu berusaha membuka pintu namun ditahan oleh liam.

"Permintaan maaf dan terima kasih lo gak gua terima karna lo gak ikhlas jadi ulangi lagi perkataannya dengan benar" Jawab liam sambil menahan pintu.

"Banyak mau lo setan minggir dong gua mau lewat sadar diri napa badan lo tuh gede kayak gorila" Balas rafasya sambil berusaha menggeser badan liam yang menurutnya sangatlah berat dan besar.

"Gua gak akan biarin lo lewat sebelum lo ulangi perkataan itu" Ucap liam lalu mengsandarkan tubuhnya didepan pintu.

"Bisa gak sih gak usah nyusahin gua mau balikkk" Ucap rafasya sambil merengek lalu mengusapkan wajahnya dengan kasar.

"Maaf udah ngerepotin dan buat lo pegel gua gak ngerasa kalo tidur dipundak lo dan terima kasih karna udah jadi bantalan buat gua tidur dan bawain gua makanan tadi" Ucap rafasya sambil menatap liam dan liam yang melihat itu hanya terkekeh.

"Oke permintaan maaf dan ucapan terima kasih lo kali ini gua terima dan sekarang lo bisa lewat" Jawab liam lalu pergi ke sisi samping pintu untuk membiarkan rafasya lewat.

"Akhirnyaaa ya ampun kenapa gak dari tadi sih anjing heran deh gue kayak gitu aja pake drama dulu" Setelah mengucapkan kata tersebut rafasya pun pergi meninggalkan liam.

Liam tersenyum tanpa sadar melihat kelakuan rafasya yang menurutnya sangatlah menggemaskan lalu setelahnya liam pun pergi dari rooftop tersebut dan berjalan menuju kelas untuk menemui dafiq.

Ia yakin ia pasti akan dimaki-maki oleh dafiq karena sudah mengabaikan chat serta panggilannya.

Saat diperjalanan menuju rooftop liam melihat bu mia yang sedang membawa sebuah box lumayan besar.

Liam pun berinisiatif untuk membantunya lebih tepatnya sih untuk mencari perhatian.

"Ibu mia mau saya bantuin?"

"Eh liam, tidak usah ibu bisa kok"

"Gak apa-apa bu, lagian juga kayaknya berat jadi mending saya aja yang bawa"

"Yaudah deh, tolong ya liam" Balas sang guru sambil menyerahkan box tersebut ke tangan liam.

Liam pun mengekori bu mia yang berjalan ke ruang guru sambil sesekali melirik ke arah bu mia.

Ini guru apa bocil sd ya kecil banget - Batin liam.

Saat sampai diruang guru bu mia langsung saja mengetuk pintu tersebut dengan pelan lalu masuk berbarengan dengan liam.

"Boxnya taruh disitu aja" Ucap salah satu guru sambil menunjuk ke atas meja.

"Liam makasih ya udah bantuin ibu buat bawain" Ucap bu mia sambil tersenyum.

"Iya bu sama-sama hehe, yaudah kalo gitu saya pamit ya bu mau ke kelas. Permisi" Balas liam lalu berjalan keluar.

Liam pun melanjuti langkahnya untuk ke kelas dengan senyuman yang tidak luntur dari bibirnya.

Liam pun memasuki kelasnya dengan senyuman sambil menghampiri dafiq yang menatapnya dengan julid.

"Dari mana aja lo?! Gua chat gak dibaca"

"Maaf tadi gua ketiduran di rooftop"

"Pergi gak bilang-bilang gua kirain sebentar ketaunya sampe sejam lebih lo gak muncul juga... Ini lagi dateng-dateng senyum kayak orang gila, kenapa lo? Kesambet setan rooftop?" Ucap dafiq dengan menatap liam dengan kesal.

"Mulut lo jahat bener, ya maaf lah anjir"

"Gua tadi abis bantuin bu mia bawa barang ke ruang guru" Lanjut liam tiba-tiba.

"Pantes"

"Bu mia kalo sama gua kenapa lembut ya? Apa dia suka sama gua?"

"Jangan kepedan, dia mana mau sama bocah ingusan kayak lo"

"Tapi serius deh dia tuh kalo sama gua gak pernah marah anjir malah ramah banget"

"Ya bisa aja karena lo anak penurut makanya dia baik lagian kan juga emang tuh guru kadang baik kadang kayak iblis, udah deh daripada mikirin yang gak penting mending ke kantin aja gua mau es milo soalnya"

Liam dan dafiq pun langsung saja berjalan ke arah kantin bertepatan bel istirahat berbunyi.

——— ••• ———

TBC~
Don't forget to vote and comment
I hope you guys like it haha

••• San •••

Do i love him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang