Saat ini rafasya sedang berjalan dikoridor untuk menuju ke kelasnya namun saat dikoridor ia melihat liam dan ruby yang terlihat sangat dekat dengan tertawa satu sama lain dan rafasya yang melihat hal tersebut merasa kan panas didadanya lalu pergi dari sana.
"Dasar buaya udah cium bibir orang sembarangan terus ngelumat eh besoknya malah deket sama anak baru dah mana jalannya kayak orang baru jadian lagi" Ucap rafasya dengan nada kesal lalu ia berjalan ke arah rooftop untuk menenangkan mood buruknya dan pikirannya yang tiba-tiba berkecamuk.
Liam yang sedang bercanda dengan ruby pun melihat rafasya yang sedang berjalan menuju kearah rooftop, ruby yang melihat arah mata liam teralihkan pun ikut melihat apa yang sedang liam liat saat ini dan ternyata itu adalah rafasya topik pembicaraannya dengan liam tadi.
"Samperin gih, lo selesai in masalah lo dulu sama dia biar makin jelas"
"Serius tidak apa-apa? Nanti lo balik kelasnya gimana?"
"Udah gampang gua masih inget kok"
"Yaudah kalo gitu gua duluan, lo hati-hati disini"
"Iyaa, GUA TUNGGU KABAR BAIKNYA YA" Ucap ruby dengan keras yang tentu saja mengalihkan atensi beberapa murid dan ucapan ruby hanya dibalaskan gestur tangan oke oleh liam lalu setelahnya ia pergi untuk menyusul rafasya.
Rafasya saat ini sudah berada di rooftop ia berdiri ditempat favoritnya yaitu pagar yang menghubungkan pemandangan lapangan lalu mulai mengeluarkan bungkus rokok dari dalam sakunya setelah itu ia mengambil satu puntung rokok dan menyalakannya. Menurutnya merokok adalah salah satu alternatif penghilang stres paling ampuh yang membuatnya susah untuk menghentikan kebiasaan merokoknya.
Saat sedang asik mengamati pemandangan ditemani dengan sepuntung rokok rafasya menyadari bahwa ada seseorang yang sedang membuka pintu rooftop dan rafasya yang mendengarnya hanya mencoba abai sampai satu suara membuat atensinya teralihkan sepenuhnya.
"Gua udah bilang jangan pernah ngerokok di area sekolah" Ucap liam lalu berjalan mendekati rafasya.
"Ngapain lo disini njir? Sono temenin si anak baru nanti nyasar" Balas rafasya lalu kembali memasukkan puntung rokok tersebut kedalam mulutnya.
"Alasan gua disini adalah ingin bicara dengan lo soal masalah kemarin"
"Gak usah di bicarain lagi udah lupain aja mending lo fokus aja ke si anak baru itu"
"Lo cemburu?"
"Gua? Pfftt hahaha ya gak mungkin lah ngapain gua harus cemburu sama lo"
"Oh baiklah kalau begitu gua balik lagian urusan kita juga udah selesai kan jadi have fun" Ucap liam lalu hendak pergi meninggalkan rafasya namun gerakkannya terhenti saat mendengar suara rafasya.
"Lo bajingan..."
"Lo jahat karna udah mencium bibir gua sembarangan lalu setelahnya bersikap seakan-akan tidak terjadi apa-apa" Ucap rafasya.
Liam yang mendengar hal tersebut tentu saja terkejut karena dia tidak menyangka seorang rafasya akan berbicara seperti itu terhadap dirinya.
Liam berjalan mendekati rafasya lalu memegang kedua pundak rafasya dengan lembut serta mengelusnya.
"Maaf kalo gua jahat buat lo, gua gak suka saat liat lo deket sama biantara tapi gua denial dengan menyukai bu mia padahal rasa suka gua terhadap bu mia hanyalah rasa kagum dan gua baru menyadari bahwa sebenarnya gua cinta lo..."
Ucapan liam membuat rafasya mendongakkan kepalanya terkejut mendengar fakta yang baru saja ia dengar.
"Gua merasa tenang kalo berada disamping lo, gua merasa bahagia kalo melihat wajah lo yang tersenyum dan kesal, gua selalu terpesona dengan wajah cantik lo yang selalu menghantui gua tiap saat dan membuat gua tidak sabar untuk menunggu hari esok tiba agar biar melihat wajah lo lagi"
Rafasya yang diperlakukan seperti itu terdiam dan ia merasakan jantungnya berdetak dengan cepat entah kenapa hal tersebut membuatnya menjadi sangat gugup saat ini dan tanpa sadar puntung rokok yang berada di genggaman nya telah jatuh ke lantai rooftop.
Liam yang melihat rafasya terdiam pun hanya terkekeh kecil lalu ia mengangkat telapak kanan nya untuk mengelus pucuk kepala rafasnya dengan pelan.
"Lo lucu"
Rafasya pun berusaha untuk menghilangkan rasa gugupnya lalu menghindar dari liam.
"Berhenti mengatakan hal omong kosong"
"Gua tidak mengatakan omong kosong ini fakta dan gua menyukai lo ah salah bukan menyukai tapi mencintai lo dan soal si anak baru dia adalah sepupu gua jadi lo gak usah merasa tidak yakin dengan perkataan gua"
"Maaf sudah mencium lo itu kesalahan gua yang kehilangan kendali karena tidak dapat menahan rasa cinta gua terhadap lo"
"Gua ga nyangka ternyata mulut lo semanis ini hahaha, anyway permintaan maaf lo sepertinya masih belum gua terima dan terima kasih untuk perasaannya gua pergi dulu" Ucap rafasya terkekeh kecil lalu hendak berjalan meninggalkan liam namun lengannya dicekal oleh liam.
"Gua tau ini terlalu tiba-tiba buat lo dan mungkin bisa dibilang terlalu cepat tapi gua mohon, will you be my boyfriend?"
Rafasya yang mendengar ucapan tiba-tiba tersebut keluar dari mulut liam membulatkan matanya terkejut dan menghentikan langkahnya.
Ini terlalu mendadak bagi rafasya dan ia bingung harus merespon seperti apa dan ia tidak mungkin untuk menerimanya karena jauh dilubuk hatinya ia masih mencintai biantara.
"Gua gak cinta sama lo" Ucap rafasya sembari melepas paksa cekalan tangan tersebut.
"Gua bisa buat lo jatuh cinta sama gua dan gua gak peduli akan hal tersebut" Balas liam meyakinkan hal tersebut kearah rafasya.
Apa-apaan ini orang? Apa dia sadar dengan ucapan bodohnya barusan? - batin rafasya bertanya-tanya.
"Lo emang udah gila"
"Ya gua gila akan lo dan gua gua gak peduli" Jawab liam dengan senyuman diwajahnya.
Dia terlalu mudah untuk dimanfaatkan... Tunggu bukankah itu menguntungkan agar gua dapat terlepas perasaan dengan bian? - batin rafasya.
Tidak itu terlalu jahat tapi gak ada salahnya mencoba bukan? Mungkin saja ia akan perlahan-lahan luluh dan mulai mencintai liam.
"Sepertinya gak buruk juga nerima ajakan lo" Ucap rafasya tersenyum kecil dan liam yang mengerti maksud dari ucapan rafasya pun mengembangkan senyumnya dan memeluk rafasya dengan erat.
"Gua janji gak bakal nyakitin lo dan makasih udah bales perasaan gua, sayang"
——— ••• ———
TBC~
Don't forget to vote and comment
I hope you guys like it haha••• San •••
KAMU SEDANG MEMBACA
Do i love him?
RomanceLiam adalah seorang ketua kelas secara tidak sadar ia menyukai salah satu anak berandal yang ada di kelasnya yaitu Rafasya dan ia hanya mengalihkan perasaannya tersebut dengan menyukai seorang guru muda baru disekolah nya namun semakin ia alihkan ra...