Part 4

179 6 0
                                    

Dengan segala berbagai alasan rafasya akhirnya pun bisa terbebas dari ruangan memuakkan itu.

Ia berjalan tak tau arah dan memutuskan buat pergi ke rooftop untuk menyegarkan otaknya dengan batang rokok yang ia punyai.

Saat sudah sampai di rooftop ia berjalan kearah pagar lalu mengeluarkan batang rokok serta korek api lalu menyalakannya.

"Hah... Leganya"  Ucap rafasya yang masih asik menghisap batang rokok sembari melihat langit yang sangat cerah dan beberapa murid yang sedang melaksanakan pelajaran olahraga.

Ia pun memasang earphone untuk mendengarkan lagu sembari melihat pemandangan dan ditemani dengan sebatang rokok.

Nikmat mana lagi yang kau dustakan - batin rafasya.

Saat sedang asik dengan dunianya sendiri tanpa rafasya sadari ada seseorang yang membuka pintu rooftop dengan pelan lalu menutupnya kembali.

Ia berjalan mendekati sosok rafasya yang sedang fokus melihat pemandangan dibawah sana lalu membuka earphone sebelah kanan rafasya hal itu membuatnya kaget karna tidak menduga bahwa liam akan berada disini.

Liam memang niat awalnya hanya ingin pergi ke kamar mandi saja tetapi niatnya ia urungkan dan lebih memilih untuk pergi ke rooftop saja karna sejujurnya ia juga malas untuk merangkum materi sebanyak itu.

Dan saat ia membuka pintu rooftop ia melihat sosok yang tidak asing menurutnya dan benar saja itu rafasya ia sedang asik memandangi lapangan sembari mendengarkan lagu dan juga memegang batang rokok ditangan kanannya.

Ia menarik earphone rafasya lalu memasukannya ke telinga kirinya untuk bersama-sama mendengarkan lagu.

Rafasya yang melihat hal itu terkejut tetapi ia langsung kembali normal dan melanjutkan aktivitasnya yaitu memandangi lapangan.

"Ngapain lo disini?" Ucap liam memulai obrolan setelah sekian menit hanya ada kecanggungan beserta lagu diantara mereka.

"Buta mata lo? Jelas-jelas gua lagi bolos njing pake nanya lagi, lah lo sendiri juga kok malah bolos bukannya ngerjain tugas gimana sih ketua kelasnya gak amanat banget" Balas rafasya yang dengan malas mendengar pertanyaan tidak berbobot dari sang ketua kelas.

"Santai dong galak amat jawabnya, lagi PMS ya? Habisnya kayak anjing liar sih"

"Bajingan maksud lo apaan bilang gua kayak anjing liar dih dasar gorila nyasar gak tau diri lagian gua gak PMS ya njing gila aja lo" Balas rafasya yang kesal karna dirinya dibilang anjing gila padahal sendirinya aja kaya gorila nyasar.

"Daripada lo mengganggu ketenangan gua mending lo pergi aja deh" Ucap rafasya yang kesal karna ketenangannya jadi terganggu karna kedatangan gorila nyasar.

"Siapa lo ngatur-ngatur gua lagian gua gak mau pindah" Jawab liam sambil asik mendengarkan lagu dari earphone kirinya yang terhubung ke earphone kanan rafasya.

Rafasya hanya abai saja oleh perkataan liam.

"Sudah sejak kapan lo ngerokok?" Ucap liam yang melihat rafasya yang masih sibuk dengan batang nikotinnya.

"Kelas 10, awalnya gua cuma kepo sama temen-temen gua yang selalu ngerokok didepan gua dan mereka selalu nyuruh gua buat nyobain sejak itu mungkin bisa dibilang kalo gua jadi suka sama rokok" Jawab rafasya yang mengingat-ngingat dirinya dimana pertama kali nyobain rokok.

"Berhenti merokok saat di area sekolah atau lo akan dapat masalah nanti dan juga rokok tidak baik buat kesehatan lo" Ucap liam sambil mengambil rokok digenggaman rafasya dan membuangnya.

"Sialan itu rokok terakhir gua kenapa lo buang lagian lo ga bisa seenaknya ngatur-ngatur kehidupan gua" Jawab rafasya kesal lalu pergi meninggalkan liam sendirian.

"Hah... Susah sekali mengatur anak itu" Ucap liam lalu kembali memandangi lapangan, ia memang berniat untuk tidak kembali ke kelas.

"Ping..." Tak lama kemudian liam merasa bahwa handphonenya berbunyi ia pun langsung saja membuka aplikasi chat tersebut.

Dapik

Lo dimana?

Rooftop

Bolos?

Iya
Gua males nyatet njir
Gila aja tuh guru ngasih
catatan banyak bener

Bolos gak ngajak-ngajak
Oh gitu
Cukup tau gua mah 🙄

Bacot aja
Mending lo kesini dah
dari pada banyak drama

Y
Read

Tak berselang lama pintu rooftop pun terbuka yang menampakkan sosok dafiq.

"Sendirian aja? Gua kira lo sama rafasya"

"Tadi dia pergi gak tau dah kemana palingan uks atau gak kantin"

"Gua pengen deketin cewek deh tapi takut" Ucap dafiq tiba-tiba saat ia sudah berdiri di depan pagar pembatas rooftop.

"Siapa?"

"Arsy"

"Lah arsy anak kelas kita?"

"Iya"

"Deketin aja kali gak usah takut tenang gua dukung kok"

"Justru itu gua bingung harus mulai deketinnya dari mana" Ucap dafiq dengan frustasi.

"Ya lo basa basi aja terus kasih hadiah kecil kayak coklat gitu semisal nah kalo bisa inisiatif lah nganter jemput dia"

"Iya dah nanti gua coba dan semoga aja saran yang lo kasih berguna"

"Siapa tau kalo misalnya lo jadian sama arsy kan kita jadinya bisa double date"

"Lah lo sama siapa njir?"

"Sama bu mia"

"Emang udah gila ini anak" Balas dafiq sambil memutarkan matanya dengan malas.

Setelahnya liam dan dafiq pun menghabiskan waktu membolos mereka dengan mengobrol satu sama lain dan sesekali mereka akan mengamati lapangan bawah.

——— ••• ———

TBC~
Don't forget to vote and comment
I hope you guys like it haha

••• San •••

Do i love him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang