Part 21

94 9 0
                                    

"Itu tidak akan pernah terjadi" Balas rafasya sinis.

"Setelah apa yang akan terjadi sekarang sepertinya lo akan menarik semua perkataan lo aca" Ucap biantara terkekeh lalu dengan tiba-tiba melumat bibir rafasya.

Rafasya yang mendapat serangan tersebut pun membelalakkan matanya terkejut dan meronta sekuat tenaga.

Sialnya tenaga biantara lebih besar dibanding dirinya hingga ia hanya bisa pasrah.

Biantara yang merasa rafasya sudah tidak lagi berontak pun menyeringai disela-sela lumatannya dan memperdalam ciuman tersebut hingga menggigit bibir bawah rafasya yang menyebabkan sang empu berteriak tertahan.

Tidak menyiakan kesempatan biantara memasukkan lidahnya kedalam mulut rafasya dan mulai menjelajahi isi mulut tersebut.

Tidak tinggal diam tangannya pun ia gunakan untuk meremat pinggang rafasya dan juga satu tangan yang sudah mulai masuk kedalam seragam sekolah yang rafasya kenakan.

"Eunghh..." Desah rafasya secara tidak sadar saat biantara mulai memelintir putingnya.

Sial gua tidak boleh begini!! - Batin rafasya.

Walaupun sedari awal ia hanya memanfaatkan liam saja agar dapat membuatnya mengalihkan perasaannya tapi rafasya tidak akan sejahat itu untuk berselingkuh darinya.

Biantara pun melepaskan ciuman tersebut dan melihat penampilan rafasya yang sudah mulai berantakan dengan tatapan remeh.

"Lihat kau selalu cantik sayang... argh sial sekarang liam sudah bisa melihat wajah indah ini" Ucap biantara lalu ia kembali mencium bibir rafasya namun kali ini ciuman tersebut lebih menuntun dan tidak sabaran.

Brengsek gua kangen ciuman ini - Batin rafasya terbuai oleh ciuman tersebut.

Ia menyukai sensasi saat biantara menyentuh tubuh dan menciumnya namun ia harus sadar bahwa sekarang ia sudah memiliki liam.

Rafasya yang sudah mulai terbuai pun membalas ciuman biantara hingga sang empu tersenyum disela-sela ciuman tersebut.

Maaf liam - Batin rafasya merasa bersalah kepada pacarnya.

Setelah puas dengan bibir rafasya, biantara pun mengecupi leher rafasya dan mulai melumatnya serta menggigitnya hingga meninggalkan bekas.

"Jangan disana sialan nanti liam akan lihat" Ucap rafasya mendorong bahu biantara agar menjauh namun itu semua hanya dianggap angin lalu saja oleh biantara karena pemuda tersebut semakin gencar menaruh tanda didada serta leher rafasya.

Meskipun usahanya sia-sia bagaimana pun juga rafasya harus menghentikan biantara karena ia tidak mau pemuda tersebut kelewatan batas.

"Bian eumhh gua mohon hentikan" Ucap rafasya pasrah.

Dan benar saja biantara langsung menghentikan aksinya dan menatap penampilan rafasya yang sudah kacau dengan kancing atas yang terbuka bibir bengkak leher serta dada yang dipenuhi oleh karyanya.

Ciptaan tuhan yang sangat indah dan ia menjadi kesal karena sekarang pemandangan ini bukan lagi menjadi hak milih seutuhnya.

"Sekeras apapun lo berontak lo akan tetap ada dibawah kuasa gua ca" Ucap biantara terkekeh remeh.

Rafasya tidak menjawab ia mulai sibuk merapikan dirinya kembali.

"Apa lo sudah selesai berargumen? Gua pulang kalo begitu" Ucap rafasya hendak meninggalkan biantara namun cekalan tangannya ditahan oleh biantara.

"Lo pulang sama gua, tidak ada penolakan" Ucap biantara menarik lengan rafasya dan membawanya kearah parkiran sekolah.

Sesampainya diparkiran biantara pun masuk kedalam mobilnya lalu memerintahkan rafasya untuk masuk dan duduk disampingnya.

Do i love him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang