Part 8

131 5 0
                                    

Babak terakhir pun dimulai, para tim bertanding dengan sangat sengit mengingat ini adalah babak penentuan siapakah yang akan menjadi pemenang.

Tim satu kini sudah memiliki score sebanyak 6 dan tim dua memiliki score 4 tentu saja tim satu lebih unggul dan memiliki kemungkinan akan menang sangatlah besar.

Rafasya yang melihat score timnya tertinggal oleh tim satu pun berusaha dengan sangat keras untuk memenangkan pertandingan untuk menagih janji biantara yang akan mentraktirnya.

Rafasya kali ini bermain dengan bersemangat dan juga menggerakkan tubuhnya dengan limcah untuk menghindari lawan yang berusaha menghalanginya dan sekarang score kedua tim sama-sama seri yaitu tim satu memiliki score 9 dan tim dua memiliki score 9.

Bola saat ini sedang berada di kendali liam dan ia sekarang sedang menggerakan bola ke gawang lawan namun ia dihalangi oleh rafasya yang bersiap-siap untuk merebut kembali bola namun ternyata liam berhasil melewatinya tidak kehabisan akal rafasya pun mengejar liam guna untuk kembali merebut bola tersebut.

Pertandingan pun terlihat menjadi sangat rumit dan sengit dengan bola yang terus saja dioper kesana-kesini dengan tidak tau arah tujuan yang membuat semakin banyaknya sorakan untuk menyemangati kedua tim dan sorakan juga terdiri dari anak-anak yang sedang memiliki jam kosong, rafasya yang mendengarkan sorakan menjadi kurang fokus.

"TIM DUA MAH GAK ADA APA-APANYA DIBANDINGKAN DENGAN TIM SATU MENDING KALIAN NYERAH AJAAA"

"TIM SATU SEMANGATTT KALIAN HARUS MENANG JANGAN SAMPAI MAU KALAH DENGAN TIM DUA"

"WOY RAFASYA MENDING LO NGALAH AJA DEH DARIPADA BERUSAHA MENANG SOALNYA LO TUH GA PANTES MENANG"

"KAK LIAM KAMU GANTENG BANGETTT IHACOYYY"

"KAK LIAM SEMANGATTTTT!!!"

"KAK LIAM WILL YOU BE MINE"

Kelas XI IPS 2 pun sedang memiliki jam kosong sekarang yang membuat biantara turun menuju lapangan lalu berjalan menuju bangku untuk ia duduki dan biantara pun mendengar banyaknya sorakan yang lebih mengarah kebencian terhadap tim dua.

Biantara mengepalkan tangannya saat ada yang menjelekkan rafasya ia tidak terima rafasyanya direndahkan seperti itu.

"ACAA JANGAN DENGARKAN APA KATA MEREKA GUA YAKIN LO PASTI MENANG KARNA GUA PERCAYA SAMA LO" Ucap biantara dengan keras yang tentu saja didengar oleh rafasya yang membuatnya menjadi mengabaikan semua sorakan yang ada dan hanya fokus ke permainan.

Berbanding terbalik dengan liam yang mendengarkan banyaknya sorakan untuk menjelek-jelek kan tim dua dan ia juga melihat biantara yang sedang duduk memandangi lapangan entah kenapa dihatinya tiba-tiba merasa marah dan sakit(?).

Hal itu membuat liam menjadi tidak tertarik untuk memenangkan pertandingan lagi yang menyebabkan bola kini sudah berada di kendali rafasya karena ia berhasil merebut bola dengan sangat mudah dan sekarang ia tengah menggerak-kan bola ke gawang tim satu.

Dan yah permainan pun dimenangkan oleh tim dua yang membuat tim dua bersorak gembira serta keras saat tim dua tengah sibuk untuk merayakan kemenangannya peluit dari pak ari pun menghentikan kegiatan mereka lalu berjalan ke arah pak ari berada.

"Selamat buat tim dua karna sudah memenangkan permainan dan ini hadiah untuk kalian yaitu voucher dessert gratis buat besok di jam 19:00 wib dari Cafe istri bapak buat kalian tim satu jangan sedih karna bapak yakin kalian juga pasti bakal bisa menang dilain waktu" Ucap pak ari sambil menyerahkan voucher dessert gratis kepada tim dua, tim satu yang melihatnya tentu saja tidak terima.

"Lah pak ternyata ada hadiahnya kok gak ngomong sih kalo tau gitu kan gua bakal main dengan semangat dan gak males-malesan kayak tadi" Ucap arya kesal tak terima.

"Bapak sengaja merahasiakan-nya dari kalian agar surpries dan tidak terjadi kecurangan selama permainan tenanglah jangan berkecil hati baiklah kalau begitu pelajaran olahraga hari ini saya selesaikan sampai disini dan akan dilanjutkan minggu depan dengan para anak perempuan yang akan bermain" Ucap pak ari sambil mengambil bola sepak yang berada digenggaman tangan rayan.

"Pak anak perempuan ada hadiahnya gak?" Tanya defania.

"Untuk itu masih bapak rahasiakan kalau begitu bapak permisi kalian pergilah untuk mengganti pakaian buat pelajaran selanjutnya" Jawab pak ari lalu pergi meninggalkan mereka begitu pun dengan anak perempuan yang berjalan menuju kelas untuk berganti pakaian.

"Kalo tau gitu tadi gua di tim lo aja njir gua kira kalo se-tim sama liam bakal an menang eh ketaunya malah kalah" Ucap arya dengan kesal.

"Lah bodo itu mah derita lo" Jawab rafasya lalu pergi menuju tempat biantara duduk arya yang melihat itu pun pergi menyusul rafasya.

"Lo kenapa tadi kok kayak gak fokus?" Ucap radit sambil menyenggol lengan liam.

"H-hah? Nggak tuh mungkin gua hanya lelah makanya terlihat seperti kurang fokus yaudah kalo gitu gua balik duluan ya ke kelas" Jawab liam lalu pergi menuju kelasnya.

Dan radit yang melihat hal tersebut hanya mengerutkan dahinya bingung lalu setelahnya ia menyusul liam bersama dengan yang lain.

——— ••• ———

TBC~
Don't forget to vote and comment
I hope you guys like it haha

••• San •••

Do i love him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang