💰 Chapter 43

4.6K 505 100
                                    

HALOOOOO!!! 📣📣📣

FINALLY!!!

Setelah sekian lama ngilang karena kondisi badan yang agak drop :(

But.. akhirnya aku balik lagi nih guysss 😆

Cieee banyak yang rindu cieee 😋

Btw, Enjoy Reading yaa! ^^

••

Pemuda yang saat ini berusia dua puluh satu tahun menghela nafasnya lalu menatap satu pria dan satu pemuda yang saat ini sedang berada di hadapannya.

Kim Taehyung dan Jeon Jeongguk, yang malam ini juga, lekas menemui Jimin atau Minnie ke apartement barunya yang Jeongguk sudah hafal dari awal dan menjelaskan semua tentang hal itu.

"I.. I don't know how to say about this."

"Rasanya kayak masih nggak percaya, kalau ternyata.. orang yang pernah gue kagumin di tiga tahun lalu, udah nggak ada.."

Pemuda itu benar-benar tidak menyangka atas semua penjelasan yang tadi sempat Kim Taehyung bicarakan kepadanya.

Rasanya, Jimin ingin sekali menolak dan memilih tidak percaya, namun.. Taehyung menunjukan semua bukti kepadanya, surat itu, hasil diagnosis dokter itu, dan video itu. Semuanya membuat Jimin sulit untuk tidak percaya.

Di mata Park Jimin, Min Yoongi adalah seorang pria yang lemah lembut, yang tidak pernah kasar kepadanya.

Mereka berdua memang tak sempat memiliki hubungan serius. Namun Jimin bisa merasakan—jika ada perasaan nyaman di antara keduanya.

Maka dari itu, ketika ia sedang melayani nya, Jimin selalu bersyukur, karena pria itu tidak seperti pria-pria lain, yang jika bermain, akan bersikap kasar kepadanya.

Min Yoongi, memang berbeda dari pria-pria lain yang membayar nya.

Jeongguk yang peka akan perasaan sahabatnya, memilih berjalan dan duduk di samping pemuda itu. Jeongguk mengusap-usap punggungnya, memberikan afeksi kenyamanan disana.

Jimin reflek bersandar di bahu pemuda itu, tak ada isak tangis yang terdengar, namun bisa di pastikan, pemuda itu benar-benar sedang lemah.

"Terlalu sulit buat gue nangis di saat seperti sekarang."

"Percuma, Mbul.. percuma.."

"Apa yang bisa gue harapkan di saat dia pun sekarang udah nggak ada di dunia ini."

Jeongguk tak bergeming, ia lekas menatap pada Taehyung yang sedang memperhatikan mereka di depan sana.

"Kalau kamu mau, besok kita berangkat sama-sama ke tempat peristirahatan dia."

Jimin menatap pada Taehyung yang baru saja bersuara.

"Memang.. boleh?"

Pria itu mengangguk. "Boleh, sangat boleh."

"Oh ya—kamu.. besok masuk kerja tidak?"

"Seharusnya lembur, tapi aku kayaknya nggak bakal ambil, minggu kemarin udah cukup lembur terus. Besok, aku mau istirahat aja dulu dirumah."

Taehyung mengangguk paham,

"Ya sudah, bagaimana kalau besok kamu datang ke perusahaan saya? Kebetulan besok anniversarry company. Kalau kamu tidak keberatan, saya mengundang kamu untuk datang ke sana."

"Eh?" Jimin kaget saat di tawari seperti itu. Pemuda itu lekas menatap Jeongguk yang sedang memeluknya dari sebelah.

"Udah, ikut aja." lirih Jeongguk sambil menyembulkan senyumannya.

Sugar Daddy - taekook ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang