Maaf banyak typo
***
1
“Ya, Sasa. Aku akan menolongmu! Aku akan mengandung anak untuk suamimu, sekali lagi aku akan menolongmu. Kamu jangan berpikir gila dan melakukan hal gila itu!’’
Teriakan marah, kesal dan takut Sara 2 jam yang lalu, berputar bagai kaset rusak dalam otak, mata bahkan pendengaran Sara saat ini.
Sara yang merasa lega sekaligus Sara yang merasa takut dan amat menyesal saat ini. Sungguh.Sara lega, Sasa yang terlihat hancur, seketika terlihat bahagia dan lega di saat permintaan tolong gila Sasa, Sara sanggupi 2 jam yang lalu.
Ya, permitaan sahabatnya Sasa. Sangat gila. Bagaimana tidak gila. Sasa meminta tolong pada Sara untuk hamil anak suaminya. Sara mengandung anak suami Sasa. Lalu anak itu, akan jadi anak Sasa dan suaminya nanti.Sangat gila kan? Ya, amat gila. Bisik batin Sara pahit.
Sara hamil anak suami Sasa tanpa sepengetahuan suami Sasa.
Menyeramkan. Bahkan sangat menyeramkan. Apabila suami Sasa tahu suatu saat nanti, tidak bisa Sara bayangkan. Sara mungkin akan Syandana bunuh. Laki-laki itu memiliki wajah yang tampan, tidak... walau laki-laki itu tampan, Sara tidak terpesona sedikitpun, imannya tidak serendah itu, haram hukumnya walau secuil dia mengagumi suami dari sahabatnya atau suami orang lain. Laki-laki itu memang tampan, tapi auranya sangat sangar, gelap, dan dingin, tidak tersentuh. Tatapannya selalu menatap dalam dan penuh arti pada Sara. Hih, Sara bergidik, di saat Sara me reply bagaimana tajamnya tatapan laki-aki itu setiap mereka bertemu atau tidak sengaja berpapas di jalan. Tatapannya mampu menggetarkan seluruh tubuh Sara. Membuat Sara ketakutan dan merasa insecure.Ya, Sara yakin, apabila suami Sasa tahu. Laki-laki itu akan membunuhnya. Sasa mengatakan akan mencuri satu botol sperma milik suaminya yang sudah di bekukan sejak 1 tahun yang lalu. Sperma yang di bekukan berjumlah 2 botol. 1 botol untuk Sasa sendiri, dan satu botol untuk Sara. Dan Sasa dan Sara akan melakukan proses inseminasi di hari bahkan jam yang sama dan jelas di rumah sakit yang sama juga.
Sasa mengatakan, apabila proses inseminasi ke tiga yang Sasa lakukan gagal, Sasa berharap, Sara lah yang berhasil mengandung benih suaminya, lalu setelah itu, setelah Sara positif hamil dan Sasa tidak hamil, maka Sasa akan tetap pura-pura hamil, dan profesi suami Sasa yang merupakan seorang abdi negara, yang selalu bertugas di luar kota dan di daerah terpencil dan perbatasan, membuat Sasa dengan mudah bisa mengatur segalanya.
“Aku rasanya nggak sanggup, aku mau menarik ucapanku yang mengatakan bersedia menolong, Sasa. Aku nggak sanggup, ibu bapak. Apa yang harus anakmu lakukan saat ini?”tanya Sara putus asa. Menanatp nanar pada batu nisan kusam dan pudar di depannya.
Air mata tanpa isakan keluar dengan mulus membasahi pipinya yang kotor oleh tanah kuburan. Ya, saat ini, Sara berada di pemakaman, lebih tepatnya di pemakaman atau kuburan kedua orang tuanya. Dan ya, pahit, Sara Alexandria adalah seorang yatim piatu yang di tinggal pergi untuk selama-lamanya oleh kedua orang tuanya sejak Sara duduk di bangku kelas 1 sma secara bersamaan karena kecelakaan pesawat.Sara yang merupakan pendatang di kota ini, membuat Sara bagai anak hilang 9 tahun yang lalu, tapi berkat ada Sasa sahabatnya. Membuat hidup Sara mudah dan terasa sedikit ringan walau tanpa ada orang tua di sampingnya.
Sara menghapus lemas air mata di pipinya, kepalanya terlihat menggeleng dengan lemah.
Ia… ia menarik ucapannya, pasti Sasa akan kembali sedih, dan pasti Sasa akan melakukan niatannnya yang ingin bunuh diri. Dai tidak sekejam itu.
“Tidak. Sasa sudah banyak menolongku selama ini.”ucap Sara dengan tatapan menerawangnya.
Bahkan kepala Sara sakit sendiri, menghitung dalam hati, bantuan yang sudah Sasa berikan padanya selama ini padanya. Sangat banyak. Bantuan psikis, materi, kasih sayang, semuanya Sasa berikan untuk dirinya.
Mengingat hal itu, membuat tangisan yang Sara tahan sedari tadi, pecah.
“Sungguh jahat aku, apabila aku
menolak permintaan tolongmu, Sasa. Maaf, maaf, aku dengan tidak tahu diri, berniat menolak permintaan tolongmu yang pertama kali kamu lakukan dalam hidupmu padaku, Sasa. Maafkan aku….”ucap Sara sangat menyesal. Sara yang hampir menolak permintaan tolong Emma.Sara yang saat ini, terlihat mencoba tersenyum. Membuang raut tak enak dan sedih yang ada di wajahnya. Berhasil, sara sudah tersenyum saat ini, tapi sial.
Di saat Sara mengingat Sara akan hamil dengan sperma milik suami temannya Sasa, membuat hati Sara sakit, sesak dan takut sendiri.
Ya, sakit dan sesak, karena mampu kah dia? Mengandung anak laki-laki yang terlihat sangat tidak suka dan membencinya selama 3 tahun dia mengenal Syandana setelah laki-laki itu menikah dengan Sasa?
“Jawbannya, aku nggak mampu, tapi aku lebiih -lebih nggak mampu menolak permintaan tolong sahabatku, Sasa…”ucap Sara terdengar amat kesal.
Kesal pada dirinya sendiri, yang harusnya tidak ambil pusing dengan ketidaksukaan Syan pada dirinya entah apa alasannya. Bahkan laki-laki itu, setiap melihat Sara, selalu menatap Sara dengan tatapan penuh benci, tidak suka, bahkan ingin membunuh, dan yang buat Sara jijik, ada tatapan melecahkan dan merendahkan juga dari laki-laki itu, manik madu sialannya, selalu menatap lama pada dada dan tubuh bagian tengahnya yang sensistif. Membuat Sara merasa semakin horror.
Menggigit bibir bawahnya kuat, Sara kembali mengukir senyum di bibirnya yang basah dan memerah karena ia gigit gugup dan kesal sedari tadi, berhasil. Raut pahit, raut sedih sudah berganti bahagia di wajah Sara saat ini.
Tapi, percayalah, baru sekitar 3 detik, Sara tersenyum bahagia menandakan ia rela, ikhlas menolong Sasa. Senyum lebar Sara lenyap di saat Sara ingat….
“Mampukah aku berpisah dengan anakku? Misal aku berhasil hamil dan melahirkan anak, Syan?”tanya Sara gemetar pada dirinya sendiiri. Jantung Sara juga dalam sekejap berdebar dengan gila di dalam sana, dan kepala Sara yang terasa amat pusing saat ini, terlihat menggeleng tegas.
“Jawabannya, aku nggak mampu, bahkan aku nggak mampu dan sanggup untuk berpisah dengan anakku… tapi lagi dan lagi, aku lebih nggak sanggup bila aku tidak bisa menolong Sasa sahabatku…”bisik Sara gemetar, dengan hati yang terasa sakit dan sesak di dalam sana. Semakin sakit di saat, Sara merasa, kedua manik madu Syan yang tajam, seakan tengah menatapnya dengan tatapan khas laki-laki itu, yang selalu menatapnya tajam, membuat kedua kaki Sara gemetar, membuat jantung Sara menggila, bahkan mengigil, saking dalam, tajam, dan penuh arti laki-laki tinggi tegap dingin itu menatapnya. Misteeius juga. Membuat kepala Sara rasanya mau pecah karena capek menebak dan mengira. Membuat Sara juga sudah berbaring dengan menyedihkan di samping makam ibunya yang basah dan penuh bunga segar yang wanita itu tabor 20 menit yang lalu.
Tapi, baru sekitar 3 detik Sara berbaring pasrah di samping makam ibunya, Sara tersentak kaget, di saat satu pikiran melintas dalam pikiran dan hati Sara…
Kesua bibir pucat milik wanita yang sedang bimbang itu, perlahan tersenyum tipis.
“Aku… aku hamil anak kembar. Satu untuk Sasa dan satu untuk diriku sendiri, agar aku tidak terlalu kesepian dengan anakku yang akan Sasa ambil untuk menjadi anaknya dengan suaminya…”ucap Sara dengan senyum lega. Tangannya yang lentik, bahkan sudah berada di depan perutnya yang datar saat ini, mengelus selembut bulu dan penuh perasan di sana, penuh bujukan, berharap, di perutnya nanti, tumbuh dan hidup sepasang anak kembar.
“Ya, Tuhanku, tolong. Apabila Engkau meridhoiku untuk hamil anak Syan. Tolong titipkan dua anak sekaligus dalam perutku, agar aku tidak gila dan agar aku tidak kesepian karena berpisah dengan anakku yang lainnya, aamiin…”doa Sara penuh harapan, bahkan setetes air mata berhasil membasahi pipinya yang kotor.
Sekali lagi, Sara sangat berharap, ia hamil anak kembar nanti dari sperma yang Sasa curi dari suaminya untuk di masukan ke dalam rahimnya melalui metode inseminasi.Apakah Tuhan mengabulkan permohanan, Sara?
Tbc
Ada yg bisa nebak, knp Syan benci Sara?
Mau sara dan Syan punya hubungan masa lalu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Untuk Suami Sahabatku
RomanceApa yang akan kalian lakukan, jika sahabat baik kalian meminta tolong pada kalian untuk mengandung anak suaminya? Pasti kalian akan menolak kan? Tetapi, tidak untuk Sara, dengan penuh keterpaksaan dan rasa takut, dia menyanggupi permintaan tolong...