22

788 54 1
                                    


Baca pelan2 ges😁

*

Hari rabu, adalah hari yang harusnya Sara gunakan untuk enyah dari kota ini bersama anaknya Sasa. Tapi, sepertinya tidak jadi, karena rasa pusing bahkan mual, tidak henti-hentinya melanda hebat diri dan perasaan Sara… Sara  yang duduk dengan lemas dan pasrah di atas lantai.
Perempuan itu barusan  keluar dari  kamar mandi, berusaha memuntahkan semua isi perutnya  yang terasa sangat penuh dan sesak. Tapi, sayang. Sekuat tenaga, Sara ingin mengeluarkan isi perutnya yang terasa sudah berada di ujung tenggorokan, tidak bisa. Hanya cairan warna putih yang  keluar dari mulutnya.


Tidak hanya rasa mual, tapi yang paling membuat Sara tersiksa adalah… debaran jantungnya yang terasa sangat kuat dan  menggila di dalam sana, dan hal ini, membuat Sara tidak berhenti keringatan, bahkan membuat Sara dalam satu jam, harus mengganti pakaiannya yang basah. Jelas basah oleh keringat.

Selain itu, jantungnya yang berdebar kuat sejak kemarin ---sejak Sasa dengan tega, membuka masa lalu kelamnya, Sara sepanjang malam, tidak bisa tidur sedikitpun. Di setiap ia ingin tidur, ia akan tersentak kaget, dan bayangan tubuh tinggi tegap milik seorang laki-laki yang menodainya yang memantul di tembok di depannya, membuat Sara semakin tidak bisa tidur semalam, bahkan hingga saat ini di saat jam sudah menunjukkan pukul 12 siang.

Ya, bahkan untuk tidur siang, Sara tidak bisa. Dan karena tidak tidur semalam, dada Sara terasa sangat sesak dan sakit saat ini.

“Ada, Aca. Jangan lemah seperti ini, Sara. yang lalu biarlah berlalu.”ucap Sara geram, wanita itu bangkit dengan susah payah dari dudukan menyedihkannya di atas lantai. Ia harusnya tidak boleh menghukum dirinya seperti ini. Laki-laki bejat itu lah yang harus menghukum dan di hokum.

Ya, dengan bodohnya, ia…. Sudah 1 jam  ia duduk di lantai tanpa melihat anaknya yang tidur di atas ranjang sedikitpun. Ya, Sara duduk membelakangi anaknya. Anaknya yang seakan tahu keadaan Sara yang tengah payah saat ini. Bayi mungil yang cantik itu rupanya, masih tidur dengan lelap di atas ranjang. Melihatnya, membuat air mata yang Sara tahan sedari tadi, akhirnya luruh membasahi kedua pipi Sara dalam sekejap.

“Lihat Sara, anakmu sangat baik,pintar dan cantik, sangat kasian apabila ia kehilangan ibu karena ketololanmu,  jangan buat anakmu jadi anak yatim piatu.”Sara menjambak gemas rambutnya. Kakinya dengan gemetar, naik di atas ranjang, duduk tepat di samping anaknya yang saat ini oh Tuhan dengan menggemaskan tengah mengihisap ibu jempolnya.
Sara menjambak-jambak penuh rasa bersalah pada anaknya.

“Lihat, selain cantik, baik, anakmu sangat menggemaskan, Sara…”ucap Sara dengan kekehan getirnya, tangan dinginnya, perlahan tapi pasti menyentuh kulit halus anaknya, dan Sara menarik cepat dan takut tangannya di saat anaknya sedikit tersentak kaget dalam tidurnya.

Tapi, 3 detik kemudian, untung saja, tidur Aca kembali lelap. Membuat Sara amat lega.

Ya, lega. Sara masih butuh waktu untuk menguasai diri dan menangkan dirinya saat ini, dan Sara yakin, anaknya yang memiliki ikatan batin yang kuat dengan dirinya, akan mengerti dirinya, contoh, Biasanya, 1 atau 2 kali, anaknya akan rewel di setiap tengah malam.  Tapi, semalam…. Anaknya tidak rewel. Terbangun dengan rengekkan kecil, dan rengekan kecil dan manjanya, langsung berhenti di saat Sara menyodorkan putingnya pada mulut anaknya.

“Akan sangat rugi, apabila kamu meninggalkannya dengan cepat, ayo kuat, ayo lupakan tentang kejadian mengeriiikkan 11 tahun yang lalu…”Kali ini, Sara berucap dengan nada tenangnya, berharap, ucapannya akan di dengar oleh hati, perasaan  terutama otaknya.
Tapi, sial. Sara… sara tetap tidak bisa melupakan ah… mungkin tentang tindak pemerkosaan yang ia dapatkan 11 tahun yang lalu, bisa ia lupakan dengan cepat, walau kemarin Sasa mengingatkannya tentang hal pahit itu.

Anak Untuk Suami SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang