5🍎

1.5K 90 13
                                    

5

Suster Nesa yang menyadari betapa tegang pasiennya, melempar senyum hangat dan juga mengelus bahu tegang Sara. Walau di dalam hati, ia sangat kasian dan juga cemas akan nasib pasiennya. Andai ia berada di posisi pasiennya, ia pasti tidak akan sanggup, masa depan jadi buram, dan yang utama, akan di pisahkan dengan darah daging kita, adalah hal yang sangat menyakitkan. Sungguh, pasiennya sangat baik. Bahkan sampe mau menolong temannya dengan cara seperti ini.

Sara yang sadar akan tatapan suster di depannya, mencoba menerbitkan senyum  baik-baik aja. Tapi, sialan. sara nggak bisa. Malah air mata sudah jatuh membasahi pipinya saat ini.

Sara tercekat di saat air matanya di hapus lembut oleh suster Nesa.
Sara menunduk dalam, rasanya amat malu, ia akan hamil tanpa suami. Ya, dokter mengatakan sel telur yang ia miliki sangat baik dan sehat, dokter menebak sekitar 85% pasti proses inseminasi ini akan berhasil.

“Bisa, kalau anda merasa berat, sangat bisa untuk membatalkan ini semua,”ucap Dokter Regi, dokter yang di pilih Sasa untuk menanangi Sara. Regi  yang sadar betul akan raut terpaksa dan takut yang tergambar di wajah Sara. Regi yang merasa berat juga untuk melakukan ini, tapi atas paksaan, permohonan Sasa, mau tak mau dokter melakukan hal ini. Hal yang sangat berat sepertinya untuk di lakukan oleh pasiennya yang sudah berbaring di depannya saat ini.

“Mbak Sara, sekali lagi, anda bisa membatalkannya, kalau anda tidak siap, dan tidak sanggup untuk melakukan proses ini,”ucap Regi tegas. Mendapat kekehan pahit dari Sara.
Sara yang tidak menatap wajah Regi sedikitpun. Sara yang saat ini, dengan lemas tengah menghapus kasar air mata yang ada di wajahnya.
Nesa ingin membantu Sara. Sara menolak.

Nesa dan Regi saling berpandangan saat ini, merasa kasian pada pasien mereka yang terlihat sangat terbebani dan strees saat ini.

Hembusan nafas kasar Sara, membuat tatapan antara Nesa dan Regi terputus.

“Tidak, Dokter. Saya nggak bisa batalkan ini semua,”ucap Sara masih dengan kekehan pahitnya.
Ia membatalkan semua ini, tidak bisa Sara bayangkan. Akan sehancur apa Sasa. Sasa juga pasti akan membencinya setelah ini. Tidak. Sara tidak mau persahabatannya dengan Sasa hancur.

Sara menggelengkan kepalanya kuat. Baru memikirkan, Sasa akan membencinya, membuat kepala Sara seketika terasa sakit.

“Anda baik-baik saja Mbak Sara?’” tanya Suster Nesa lembut. Dengan tatapan yang menatap cemas pada wajah pucat Sara.

Suster Nesa menahan nafas kuat, di saat Sara membalas tatapannya. Apakah Sara tidak tidur semalaman? Kantong matanya sangat besar dan hitam. Sara yang sadar akan arah tatapan Nesa, seketika tersenyum.

“Semalam saya tidak bisa tidur, dan saya sudah siap, anda bisa melakukannya dokter Regi,”ucap Sara mantap kali ini. Sara juga menatap dengan yakin dan penuh tekad pada Dokter Regi, yang memberikan anggukan lembutnya pada Sara.
Dokter Regi dalam hati, sangat berharap. Sara membatalkan semuanya. Dokter Regi berada dalam masalah juga apabila suatu saat Bapak Syan mengetahui segalanya. Tapi, ia sudah tidak bisa mundur. Sara sudah siap di depannya.

“Tarik nafas panjang, lalu hembuskan dengan perlahan mbak Sara.”intruksi Regi lembut. Yang langsung di lakukan oleh Sara.

Sara  yang menarik nafas dan menghembuskan nafas sambil menutup matanya, dan betapa kaget Sara, di saat kedua matanya tertutup, wajah Syan seakan berada tepat di depan matanya.

Sara panic, Sara nggak suka selalu terbayang wajah laki-laki jahat itu, membuat Sara membuka matanya bersamaan dengan …

“Sudah selesai,”ucap Dokter Regi terdengar lega. Membuat mulut Sara menganga tak percaya mendengarnya.

Sara sontak menatap kearah suster Nesa. Masa sudah selesai? Cepat sekali?!

Suster  nesa menganggukan kepala dengan senyum lembutnya, dan tidak puas, Sara menatap kearah dokter Regi,  Regi menganggukan kepalanya juga dengan senyuman. Ini benaran sudah selesai? Demi Tuhan, Sara tdak merasakan apapun pada pusat  intimnya saat ini.

“Sudah selesai, jangan  dulu bangun dari baringanmu, berbaringlah sekitar 5 menit, baru kamu boleh bangun,”ucap Dokter Regi tegas.

Dokter Regi yang sangat berharap dalam hati, semoga saja proses yang ia lakukan barusan, gagal. Sara tidak hamil, maka tidak akan    ada masalah di masa depan.

Tapi, senyum Dokter Regi lenyap, di saat Dokter Regi ingat, rekam medis Sara, dan keadaan sel telur dan rahim Sara yang sangat sehat dan baik. Jadi, sedikit mustahil, apa yang ia lakukan barusan gagal.

Dokter Regi menghembuskan nafasnya lelah, dan semua ekspresi Dokter Regi di lihat oleh Sara.

Sara yang seketika panic. Kenapa dokter Regi terlihat cemas bahkan terlihat stress? Dengan takut-takut, mau tidak mau Sara akan bertanya pada Dokter Regi.

“Apa ada masalah dokter?’tanya Sara lirih, dan perasaan Sara semakin tidak enak, melihat Dokter Regi yang kaget akan pertanyaannya.

“Tidak ada, Mbak Sara. Tetap berbaring dulu ya, mbak.”ucap Dokter Regi dengan nada rendahnya, padahal dalam hatinya, dokter itu tengah cemas dan risau. Dan sebisa mungkin membuat hati dan raut wajahnya tenang.

Walau tidak percaya, mau tidak mau Sara  mengangguk. Sara juga dengan gemetar, membawa tangan ke pusat intimnya, dan tangannya yang lain ada di perutnya.

Ini semua bagai mimpi. Tidak pernah Sara bayangkan sebelumnya, kalau sperma Syan, orang yang tidak menyukainya, dan orang yang sangat ingin Sara hindari di dunia ini, sudah menyentuh kewanitannya bahkan sudah masuk ke dalam rahimnya. Perempuan itu  seketika merasa jijik dan dosa, ia juga merasa secara tidak langsung sudah melakukan zina dengan Syan yang tidak lain adalah suami dari sahabatnya  Sasa.

“Hay  benih Syan, kalian harus tumbuh lebih dari satu orang ya, untuk mama Sara satu, dan untuk mama Sasa satu. Agar adill. Agar mama, yang merupakan mama kandung kalian tidak berat dan tidak terlalu rindu dengan anak mama yang akan di tinggal dengan mama Sasa dan Papa Syan…”ucap Sara dengan nada penuh harapannya. Air mata penuh harapan dan mengiba, jatuh begitu saja membasahi kedua pipinya.

Sungguh, ia sangat berharap, anak bayi yang ada dalam perutnya nanti ada dua. Ia sebatang kara di dunia, setidaknya dengan  satu anak, yang ia miliki untuk ia rawat dan besarkan, pasti hidupnya tidak akan terlalu kesepian dan mengenaskan. Ia jadi punya tujuan hidup juga, dan ia jadi punya tugas baru, syan… laki-laki itu dingin, datar dan jahat, kebanyakan anak itu mengikuti sifat bapaknya kan? Jadi, apabila anak yang ia lahirkan nanti mirip Syan, Sara jadi punya tugas dan tujuan yang baru dalam hidupnya, yaitu mendidik anaknya harus lebih baik dari sifat dan ahklak Syan.

Syan yang di ruangan yang ada di seberang Sara. Berkali-berkali. Tidak sengaja menggigigit bibirnya. Syan kesal, siapa yang merindukan dan selalu menyebut namanya?
Tidak mungkin mama dan papanya kan? 5 menit yang lalu, mereka baru melakukan video call..

Lalu orang sialan mana, yang tidak punya pekerjaan yang selalu menyebut namaku sehingga aku harus  berulang kali, dengan sialan tidak sengaja menggigit lidah bahkan bibirku sendiri?

Tbc

Mau baby Syra Tunggal atau Twin? Sara Syan? Hihihi

Anak Untuk Suami SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang