Maaf banyak typo
***
3
Cermin adalah benda yang sangat ingin Sara hampiri sejak berada di alun-alun kota tadi, dan saat ini, Sara sudah berada di kost-sanya dan sedang mematut wajahnya di depan cermin. Dengan tangan gemetar, Sara...
memegang plastic merah yang masih menggantung di lehernya.
Sial. Di saat Sara mengangkat plastic itu dari atas lehernya, aroma yang di miliki oleh tubuh Syan menusuk indera pencium Sara.
Gila. Tidak bisa Sara bayangkan, berapa banyak parfum yang Syan semprotkan atau oleskan pada tubuhnya. Syan yang 20 menit yang lalu, terlihat membeli 3 porsi sosis bakar, dan juga ada permen kapas di tangannya yang besar dan kukuh, dan semua itu adalah pesanan Sasa pada Sara.
Sara, di saat Syan sudah naik di atas motor besarnya, langsung menghembuskan nafas lega 20 menit yang lalu, Sara tidak buta untuk tidak melihat, betapa tajam dan penuh benci laki-laki berwajah datar dan dingin itu menatapnya.
Mengingat betapa tajam tatapan Syan padanya, membuat Sara seketika tersenyum sinis. Sara menggigigit bibir bawahnya gemas.
"Aku sangat takut, tahu. Kamu membenciku tanpa alasan, aku takut rasa bencimu berbalik suka padaku, Syan..."ucap Sara dengan tatapan menerawangnya.
Masih segar dalam ingatan Sara. Di saat Sara Sd kelas 6, Sara di kejar-kejar oleh kakak kelas yang duduk di bangku SMP kelas 2, Sara risih, Sara sangat membencinya. Tapi, boom, di saat laki-laki itu sudah tidak mengejarnya bahkan tidak terlihat di depan mata Sara lagi, Sara merasa kehilangan, Sarah berkhir cinta sendiri pada kakak kelasnya itu bahkan hingga saat ini.
Kepala Sara menggeleng dengan kuat. Tidak Sara. Tidak. Syan suami sahabatmu. Jangan marah, jangan dendam padanya, jangan bersumpah agar rasa benci dan tidak suka laki-laki itu berbalik tergila-gila dan menyukaimu. Sasa patah hati, Sasa kecewa, pada akhirnya kamu lah yang akan repot sendiri. Akan sedih melebihi kesedihan Sasa, saking kamu menyayangi Sasa.
dan dengan cepat-cepat Sara terlihat merogoh ponselnya tadi, untuk menghubungi Sasa. Tapi, Sasa malah tidak menerima panggilan dari Sara. Bahkan Sasa menolak dengan tega panggilan Sara. Sasa juga, membuat hati Sara sesak dan sakit, memarahi Sara, mengatakan, kalau Sara sangat mengganggunya, karena Sasa tengah bersiap-siap untuk menyambut suaminya yang tengah pergi beli camilan yang ingin dimakannya.
Terus Sara juga, tidak suka dengan Sasa yang membentaknya, hanya karena Sara menanyakan, bagaimana dengan sosis dan permen kapas yang sudah terlanjur Sara belikan.
Apakah Sara harus tetap mengantarnya dengan bantuan ojol atau kedua jenis makanan itu di berikan saja pada orang tidak mampu yang ada di pinggiran jalan.
Pertanyaan singkat, remeh Sara di atas, mendapat kata bodoh ddan goblok dari Sasa. Sasa yang bahkan memustukan panggilan mereka sepihak tanpa meminta maaf terlebih dahulu pada Sara.
Sara yang kedua tangannya terlihat mengepal erat saat ini.
"Kamu kasar sekali, Sasa. Andai kamu bukan sahabatku, sudah banyak menolongku, rasanya aku nggak sudi untuk bertemu dan melihat wajah kamu lagi,"ucap Sara lirih. Bahkan setitik air mata jatuh membasahi pipi kiri Sara.
Sara yang menahan isak tangisnya sebisa mungkin agar tidak pecah saat ini.
Tega sekali Sasa membentaknya, mengatai ia goblok. Padahal, ia... ia bahkan akan mengandung dan melahirkan anak untuk Sasa. Untuk menyelematkan pernikahan Sasa, dan untuk semuanya.
Plak
Sara menggeplak gemas kepalanya.
"Jangan jahat, Sara. Jangan terlalu merasa hebat karena menolong Sasa. Jangan sakit hati juga, harusnya kamu paham, suami Sasa itu jarang pulang ke rumah, jadi wajar Sasa marah dan kesal padamu tadi..."monolog Sara dengan senyum yang sudah lebar. Mencoba mengerti keadaan Sasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Untuk Suami Sahabatku
RomanceApa yang akan kalian lakukan, jika sahabat baik kalian meminta tolong pada kalian untuk mengandung anak suaminya? Pasti kalian akan menolak kan? Tetapi, tidak untuk Sara, dengan penuh keterpaksaan dan rasa takut, dia menyanggupi permintaan tolong...