9🍎

1.2K 84 10
                                    

Hy. Ebook  sudah ready. Yg pengen baca cepat sampai tamat bisa beli dan donwload di sana. Maaakasih ❤

 Maaakasih ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

**

Bahu sara setetika merosot melihat Sasa yang menangis tanpa suara di depannya. Tanpa banyak kata dan tanya, Sara ingin memeluk Sasa.

Tapi, Sasa menolak pelukannya. Kedua Matanya berkaca-kaca dalam sekejap, air matanya siap tumpah kapan saja apabila ia memejamkan matanya sedikit saja. Hatinya sakit, melihat wajah sakit sahabatnya yang tatapannya masih  ada pada testpack di tangannya saat ini.

Melihat raut wajah Sasa yang sedih, hancur, Sara menebak. Hasil testpack Sasa pasti negatif.

“Jangan sedih, Sasa. Masih ada aku yang bisa kamu harapkan untuk menolongmu,”kata Sara pelan, senyum lembut menghiasi bibirnya, agar di saat Sasa menatap kearahnya, sasa ikut tersenyum, agar menerima semuanya dengan ihkhlas dan tenang. Toh, misal hasilnya negatif, Sasa masih bisa mengandalkan dirinya.

sara menahan nafasnya kuat, melihat Sasa yang menggeleng kuat saat ini.

Apa arti gelengan Sasa? Jantung Sara semakin berdebar tidak enak dan semakin kuat di dalam sana.

“Aku tidak butuh bantuanmu, lagi!”ucap Sasa tegas, dan sudah memeluk kuat testpack di depan dadanya. sinar matanya yang redup tadi, kini terlihat perlahan terang. Kedua bibirnya bahkan menyunginggkan senyum yang sangat lebar.

“Sasa? Apa maksud ucapanmu?”tanya Sara tidak enak, cemas, tanganya juga dengan gemetar, meminta testpack yang ada di tangan Sasa. Sara ingin melihatnya juga. Apakah Sasa hamil atau tidak. Tapi, Sasa tidak memberikannya, dan Sara sabar. Menarik kembali tangannya dengan wajah cemas.

Sasa mendengus, momen bahagianya di ganggu oleh orang, harusnya ia melihat sendiri saja tadi hasil testpacknya yang sangat membahagiakan, karena testpacknya bergaris 2. Ya, ia hamil saat ini,

“Aku hamil, Sara. Aku hamil, jadi aku nggak butuh bantuan kamu lagi!”ucap Sasa sangat senang. Bahkan Sasa dengan reflek sudah bangun dari dudukannya. Perempuan itu meloncat riang. Tidak percaya, kalau ia hamil saat ini. Ia sangat senang. Anak yang ia inginkan, suaminya inginkan dan mertuanya inginkan akhirnya ada dalam perutnya saat ini.
Sara dengan tubuh kaku, wajah pucat, masih memproses ucapan Sasa. Perlahan senyum bahagia sekaligus sedih, muncul di bibir Sara. Yang memegang perutnya dengan tangan gemetar saat ini.
Sasa akhirnya hamil, sungguh, Sara sangat senang. Tapi, Sara diliputi rasa takut juga saat ini.

16 hari yang lalu, ia juga melakukan inseminasi sama seperti sasa. Apakah ia hamil juga saat ini.

“Kenapa Raut wajahmu seperti itu Sara?’’tanya Sasa dengan nada tidak sukanya, Sasa juga menatap tajam kearah wajah Sara yang ekspresinya terlihat tidak bahagia melihat ia yang hamil.
Jangan jahat padaku, Sara. Batin Sasa berkata cemas.
Sara yang menunduk, mendongak Kearah Sasa. Sara gelagapan. Kepalanya menggeleng dengan tegas.

Anak Untuk Suami SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang