10///^

1.3K 78 6
                                    


****

Ebook ready di playbook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ebook ready di playbook

*

Saat ini, ia seperti kehilangan jati dirinya. Dirinya yang tenang, sudah berganti menjadi orang yang sering cemas dan uring-uringan., dan Syan tahu betul, siapa orang yang sudah membuat ia seperti ini yaitu Sara.
Ya, bagai kaset rusak, hampir di setiap saat, wajah perempuan itu akan mampir di otak bahkan seperti berada di pelupuk matanya, dan puncaknya hari ini, pagi ini, selain berada dalam mimpinya, Sara…. Wajah perempuan itu membuat Syan bergidik sendiiri setiap mengingatnya. Apalagi ekspresi sakit wanita itu di saat ia meminta agar jangan mendekati istrinya lagi saat mereka berada dalam taksi yang sama.
Wajah Sara yang selalu membayanginya, membuat Syan berpikir. Apakah ia berdosa pada perempuan itu akan ucapan kasar dan kata-kata yang berisi hinaan dan perendahan yang selalu ia lempar pada wanita itu. Tapi, tidak. Kata-kata yang ia ucapkan adalahh fakta, jadi ia tidak mungkin berdosa dan memiliki dosa pada perempuan itu.

“Sial, kenapa aku bisa bermimpi hal yang kotor juga dengan, Sara?”tanya Syan Syan lirih pada dirinya sendiri, yang tidak bisa laki-laki itu jawab juga.  tangannya memegang dadanya yang berdebar-debar saat ini. Selain benak dan pikirannya selalu di hantui perempuan itu, Syan bahkan bermimpi mesum dengan Sara.

Pukul 3 pagi, ia terlonjak bangun dari baringannya di saat salah seorang temannya, menyiram segelas air di wajahnya. Membuat Syan marah pagi tadi, wajahnya basah dan kasurnya jadi basah dan kotor, tapi rasa marah yang ia miliki luruh di saat Fadli, teman sekamar dengannya, yang ranjangnya berada tepat di sebelah kanan ranjang Syan, mengatakan, kalau Syan mengeluarkan suara-suara aneh dan mesum yaitu desahan, membuat tidur Fadli terganggu,  dan bahkan Syan kata Fadli, merintihkan nama seorang wanita dalam tidurnya,Syan bertanya, siapa nama perempuan yang ia rintihkan, dan dunia Syan terasa hancur di saat Fadli mengatakan kalau ia merintihkan seorang wanita bernama Sara.

Kesal dengan ingatannya pagi  tadi. Sekuat tenaga satu tamparan Syan layangkan pada pipi kirinya. Syan meringis  sakit, tapi Syan yakin, lebih sakit istrinya, apabila istrinya tahu tentang mimpi  menjijikkannya, apalagi istrinya tahu, kalau Sara sahabatnya, mengusik pikiran Syan sudah dua hari berlalu.

Ya, dalam mimpi ia bercinta  hebat dengan Sara. Awalnya ia menolak, Sara datang ke dalam kamarnya, tanpa babibu langsung mengakanginya, ia menolak, tapi di saat Sara memberikan remasan pada kedua telurnya, membuat Syan dalam sekejap pasrah, dan berakhir ia yang mengendalikan permainan dalam mimpi itu.
Sungguh, Syan sangat jijik pada dirinya saat ini.

Dan Syan semakin jijik, di saat ia memikirkan wanita itu, bukannya memikirkan istrinya yang hari ini akan melakukan tes kehamilan. Apakah ia hamil atau tidak.
Mengusap wajahnya kasar, Syan meraih ponsel yang ada  di atas nakas. Ia akan menelpon istrinya.
Jam sudah pukul 7 pagi. Tapi, sebelumnya, Syan melirik ke setiap sudut kamar, takut masih ada orang dalam kamar ini. Syan tidak mau kelemahannya di ketahui orang lain, sudah cukup Bahri yang mengetahui sedikit tentang kesedihan dan keresahan  hatinya. Aman, semua temannya sudah pergi bekerja, hanya ia sendiri yang ada di markas, karena hari ini ia tidak enak badan.

Anak Untuk Suami SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang