18.

873 65 0
                                    

Satu bulan telah berlalu dengan cepat, dan satu bulan di lalui oleh Sara dan anaknya dengan mudah. Ya, Sara tidak mau munafik. Sejak ia memiliki uang yang cukup banyak dari hasil memeras ayah anaknya, masalah seakan menghilang dari hidupnya, anaknya  sakit, bisa Sara bawa  cepat ke rumah sakit, air susunya macet  atau sedikit yang keluar, dengan uang dari Syan,  Sara membeli banyak makanan yang bisa melancarkan dan menambah air asinya.

Dan satu lagi, yang utama dan yang penting, apartemen yang Sasa sewa sudah habis masa sewanya, dengan mudah, Sara bayar 10 hari yang lalu, membayarnya hanya sebulan, karena sebentar lagi, ia dan anaknya akan keluar dari apartemen bahkan kota ini. Sungguh, uang memudahkan segalanya, bukan?

sebelum Sara pergi dari kota ini dengan anaknya, Aca, untuk sekali saja, Sara ingin gendong anaknya Zian. Sara ingin memeluk anaknya Zian, Sara ingin melihat anaknya Zian secara langsung, dan ini adalah hal yang sangat Sara inginkan.

Selama 20an  hari tanpa terlewat seharipun, Sara akan meneror Sasa. Maksudnya, selalu menghubungi Sara dengan mengirim chat atau menelpon, agar Sasa mau mempertemukan ia dengan Zian. Untuk sekali ini saja, tapi pahit, selama 27  hari total Sara menghubungi Sasa. Hanya penolakan yang Sasa berikan padanya, saking jahat dan menyebalkannya, Sasa. dan dengan sialannya, hati Sara yang lembut, tidak bisa melupakan jasa dan kebaikan orang begitu saja.  Masih memaafkan bahkan memaklumi sifat Sasa yang baru terlihat akhir-akhir ini.

Tapi, 2 hari yang lalu berkat ancamannya yang tidak main-main atau hanya ancaman belaka. Sasa akhirnya mau mempertemukan ia dan juga anaknya Zian di rumah Sasa.

Kamu terus menolak keinginan besarku untuk bertemu Zian, maka pesan dan panggilan seperti ini akan kamu dapatkan setiap hari Sasa, dan yang lebih parah, aku akan terus bertahan di kota ini, sampai kamu mau mempertemukan aku dengan Zian.
Begitu kira-kira ancaman Sara pada Sasa. Sara yang hampir mengetik  kata anakku pada Zian, tapi untung saja, Sara cepat sadar, dan menghapus kata anakku,
Masih Sara ingat betul, di saat ia berada di kampong belasan tahun lalu atau di saat ia masih duduk di bangku kelas 5 SD. Ada seorang kakak adik, mereka berdua nikah bersamaan di bulan yang sama. Sang adik, dua bulan kemudian hamil, memiliki anak…. Sedangkan sang kakak, harus menerima pil pahit. Rahimnya bermasalah, ada kista yang sangat besar tumbuh dalam rahimnya, untuk keselamatan, rahimnya di angkat, singkat cerita, dia tidak akan bisa memiliki anak, dan sang adik yang kasian pada kakaknya, dengan berat hati, merelakan anak pertamanya untuk di asuh dan menjadi anak kakaknya.

Tapi, apa balasannya? Kakaknya, malah menguasai anaknya, marah-marah dan akan sangat sedih, apabila adiknya, baik sengaja atau tidak sengaja, mengatakan kata anakku pada anak yang ia berikan untuk kakaknya asuh. Bahkan, saat Sara  mau pindah ke kota, karena masalah sepele itu, kakak adik itu masih berperang dingin., tapi memang, kata alamrhum ibunya dulu, seorang orang tua angkat yang sudah membesarkan anak angkatnya dari bayi, akan sakit hati dan marah, pada orang yang menyinggung kalau bayi yang ia besarkan bukan anaknya, akan cemburu pada ibu kandung si bayi, apabila mendengar, ibu kandung si bayi menyebut anakku, pada bayi yang akan mereka asuh.

“Ck, aku malah melamun,”suara rengekan kecil anaknya, membuat lamunan panjang Sara buyar.
Dengan perasaan bersalah yang besar, Sara menatap kearah anak bayinya yang mainan di tangannya sudah terjatuh di atas dadatnya.  Dengan gemas, Sara mengambil kerincing yang ada di atas dada kecil anaknya. Lalu Sara membunyikan kerincing itu, membuat bayinya yang hampir nangis, seketika tersenyum dengan kedua manik madunya yang menatap penuh minat pada kerincing yang ada tepat di atas mata, yang masih Sara bunyikan hingga detik ini.

“Um, kita lanjut main di rumah, ya, Aca. Kamu main dulu sebentar, mama mau cari sufor yang adikmu minum,”dengan senyum lembut, tatapan penuh cinta pada anaknya, Aca. Sara mengembalikan mainan kerincingan itu pada Aca. Aca yang saat ini, dengan pintar sudah mengangkat dan menggerakkan dengan pelan kerincing itu, kedua manik madunya akan menatap pada asal suara kerincing itu berbunyi. Membuat Sara semakin gemas.

Anak Untuk Suami SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang