4🍎

1.5K 92 6
                                    

****

Sara melangkah dengan ragu dan berat mendekati ponselnya yang ia letakkan begitu saja di atas meja sejak pukul 5 pagi tadi, dan saat ini, ia ingin melihat jam, sudah jam berapakah saat ini? Apakah sudah jam 8 pagi?
Tubuh Sara bergidik, rasanya sangat menyeramkan dan menakutkan, kalau saat ini pukul 8 pagi, artinya 1 jam lagi, ia akan menjalani proses inseminasi.

Ya, satu bulan sudah berlalu, setelah melakukan serangakain tes bersama dengan Sasa selama beberapa hari belakangan ini. Jelas, tanpa di ketahui oleh Syan. Keduanya sangat siap , dan hari ini adalah jadwal mereka untuk menerima sperma milik Syan. Maksud tanpa di ketahui oleh Syan, yaitu Sara. Sara yang ada di samping kanan ruangan Sasa, melakukan pemeriksaan juga dengan dokter yang berbeda.

"Syan, mampukah aku mengandung anak laki-laki itu?" kata Sara pelan pada dirinya sendiri. Perempuan itu juga melap keringat yang dalam sekejap sudah membasahi kening bahkan seluruh wajahnya menggunakan punggung tangannya.
Sial. Jantung Sara juga dalam sekejap memompa dengan cepat di saat mulutnya menyebut nama Syan. Laki-laki jahat yang membenci Sara tanpa Sara tahu apa alasannya. Masih Sara ingat dengan jelas, di pertemuan pertama mereka 3 tahun yang lalu, di saat Sasa memperkenalkan calon suaminya. Sara seingatnya, tidak melakukan kesalahan sedikitpun.

Tapi, tunggu dulu. Setelah Sara ingat-ingat, 3 tahun yang lalu, oh ya Tuhan. Ya, Syan terlihat sedikit kaget melihat wajahnya, lalu setelah laki-laki itu menguasai dirinya, tatapan laki-laki itu langsung berubah jahat pada Sara?

"Apakah aku dan Syan pernah bertemu sebelumnya?"tanya Sara deg deg gan.
Sara mencoba mengingat dengan keras, dan sayang. Sedikitpun Sara tidak mengingat siapa Syan sebelum ia berkenalanan dengan Syan 3 tahun yang lalu.

Sara mengusap wajahnya kasar, kepalanya menggeleng dengan tegas. Bahkan tapak tangan kirinya, memuku-mukul kepala samping kirinya.

"Jangan membuat kepalamu sakit, Sara. Kamu harus sehat, agar anak untuk Sasa temanmu bisa kamu kandung dan lahirkan dengan selamat di 9 bulan yang akan datang..."

Ting ting ting

Suara klakson mobil 3 kali, membuat Sara terlonjak kaget, dan jantung Sara semakin berdetak gila-gilaan di dalam sana, di saat Sara ingat tentang ucapan Sasa semalam.

"Taksi akan ku kirim ke rumahmu, kodenya supir akan membunyikan klakson sebanyak 3 kali, aku harap kamu segera keluar dari rumahmu,"

Sial.

Taksi kiriman Sasa sudah tiba di kos-nya. Artinya, saat ini, jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, dan ia harus segera bersiap-siap, Sasa menunggu dirinya di rumah sakit, dengan suaminya Syan.

Syan yang kata Sasa mengambil cuti tahunannya, dan apabila Sasa hamil, maka di saat melahirkan nanti, Syan tidak bisa menemaninya, karena cutinya sudah di ambil lebih dulu untuk menemani Sasa melakukan inseminasi. Hal ini, membuat semua rencanan Sasa dan dirinya berjalan lancar.

Sasa bahkan dengan bebas, bisa melakukan pura-pura hamil, suaminya selama setahun penuh, tidak akan pulang, bahkan bisa lebih dari itu suaminya tidak akan pulang ke rumah karena pekerjaannya sebagai seorang abdi negara.

****

Dalam taksi, Sara duduk dengan resah. Kepalanya menoleh kadang ke kanan, kadang ke kiri bahkan kadang ke belakang membuat kepala dan tengkuknya terasa sakit dan pegal. Perut Sara juga terasa amat mual. Sara ingin muntah tapi Sara menahannya sebisa mungkin.

Sara gugup, takut yang lebih besar. Banyak yang Sara korbankan untuk menolong Sasa.

Pekerjaannnya, harga dirinya, keperawanannya, bahkan anaknya akan Sara lepaskan untuk pergi bersama dengan Sasa nantinya.

Anak Untuk Suami SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang