16.

1.2K 72 6
                                    

Dua hari yang lalu, Sara yang tidak mau merepotkan siapapun, merasa sangat putus asa. Uang sudah tidak ada seribupun dalam dompetnya. Tapi, walau begitu, untung saja sudah ada bahan makanan untuk satu minggu kedepan, membuat Sara dan juga anaknya dalam posisi aman.

Tapi, ia tidak bisa berada terus dalam zona ini,  ia harus segera bergerak, karena Sasa juga, hingga detik ini, masih mengabaikan panggilan darinya, membuat Sara sangat bertanya-tanya, apakah Sasa marah padanya? Apakah ada hal yang sudah ia lakukan yang membuat Sasa tidak mau bahkan untuk berbicara dengannya?
Sara sudah tidak bisa berpikir positif lagi, wanita itu merasa ketakutan. Apabila Sasa marah dan bahkan benci padanya tanpa Sara tahu alasannya apa. Sara akan semakin hancur dan merasa hidupnya tidak ada guna sedikitpun di dunia  ini.

Jadi, ada dua hal yang akan wanita itu lakukan dalam waktu dekat.
Yang pernah, ia harus menghubungi Syan. Dan yang kedua ia harus pergi menemui Sasa. Pergi melihat anaknya juga untuk terakhir kalinya sebelum ia dan Aca  pindah dari apartemen dan bahkan kota ini.
Untuk nomor Syan, sudah Sara dapatkan bahkan dua hari yang lalu, ya… dua    hari yang lalu, Sara merasa putus asa, jadi ini ya, tidak enaknya hidup sebatang kara atau tanpa ada orang tua di sampingmu atau sanak saudara.

Sara bingung, pada siapa ia harus menitip anaknya. Nggak mungkin kan, ia bawa anaknya di saat ia ke rumah Sasa  secara diam-diam untuk mendapatkan nomor ponsel Syan.

Tapi, di tengah rasa putus asa yang besar melanda Sara. malaikat dalam sosok diri bos-nya, tiba-tiba datang berkunjung dan bahkan membawa banyak makanan untuk Sara dua hari yang lalu.
Anaknya dengan berat hati, dengan menyetok asinya dua botol, Sara titipkan pada Mbak Heni dan tanpa membuang waktu dengan  dandanan yang bukan Sara banget bahkan Sara memakai wig yang ada dalam lemari apartemen ini, sara datang ke rumah Sasa.
Tidak. Sara tidak masuk ke dalam, Sara masih waras. Sara hanya berdiri di depan gerbang, memanggil keluar pak Jiko dari dalam pos jaganya.

Sara yang memiliki hubungan baik dengan Pak Jiko, langsung memberikan nomor ponsel Syan pada Sara tanpa banyak bertanya. Ya. Mau bagaimanapun Sara menyamar, ternyata Pak Jiko tetap mengenalinya, dan laki-laki dewasa baik hati itu juga memberi informasi pada Sara, kalau Syan ada di dalam rumah, dan meminta Sara yang menyaamar  agar segera pergi, karena pukul 8 lewat 20 menit, Syan akan berada di depan rumah untuk menjemur anaknya.

“Saudaramu hidup nyaman dan sejahtera bersama ayahmu, Aca. “lirih perempuan itu lega dan senang. Kepalanya dengan cepat di dongakkan, agar air mata bahagia dan leganya yang ingin tumpah, tidak jadi tumpah. Berhasil, wanita itu berhasil menahan air matanya.

“Ayahmu terlihat sangat menyayangi adikmu, mama melihatnya dengan mata kepala mama sendiri,”ucap perempuan itu dengan tatapan menerawangnya kali ini, tepat dua detik ia sudah berada dalam mobil. Seperti kata Pak Jiko, Syan akan segera keluar dari rumah untuk  berjemur dengan bayi mereka.

Sara menahan nafasnya kuat, anak yang sangat Sara rindukan dan sangat ingin Sara sentuh dan peluk, di gendong dengan penuh cinta dan hati-hati oleh Syan. Tidak hanya itu, di dalam taksi yang parker tepat di depan tempat duduk Syan bersama anaknya  di balik pagar tinggi rumah itu, semua ekspresi Syan di nikmati dalam diam oleh Sara.
Sara yang merasa angkuh sekaligus bangga dalam dirinya pada Syan. Tanpa dirinya, mungkin Syan belum akan pernah bisa menggendong anak dan seceria tadi. Laki-laki itu harusnya berterimah kasih padanya, tapi sampa ia mati, ia tidak akan pernah mendapatkan hal itu dari Syan. Ia sudah bersumpah dengan Sasa. Rahasia  ini akan mereka bawa sampai mati, mereka sudah bersumpah di atas kitab suci, mereka juga bahkan sudah bersumpah dalam rumah ibadah., mereka juga bahkan sudah bersumpah dengan tetesan darah antara satu sama lain.

“Jadi, keputusan mama yang akan memeras papamu hari ini juga, akan mama lakukan, agar kamu bisa hidup nyaman dan tercukupi seperti adikmu anakku, Aca. Doakan mama, semoga mama berhasil memeras ayah jahatmu,uang hasil peras mama terhadap papamu, mama janji akan mama gunakan dengan baik untuk semua keperluanmu, untuk tumbuh kembangmu dan juga untuk pendidikan yang layak untukmu anakku, Aca…”

Anak Untuk Suami SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang