19.

852 59 2
                                    


Jantung Sara rasanya ingin terenggut dari tempatnya melihat pintu besar warna putih yang ada di depannya. Pintu yang sudah di tatapnya sejak 3 menit yang lalu, dan mengesalkan, tangannya yang keringatan saat ini, terasa berat untuk mengetuk atau memencet bel, agar ia bisa segera bertemu dengan Sasa dan yang lebih utama segera bertemu anaknya, Zian.
Ya, dengan tidak tahu malu, tidak ada rasa takut sedikitpun. Sara datang ke rumah Syan dan Sasa. Padahal, ia sangat tahu dengan jelas, Syan sudah peringatkan dirinya untuk tidak berada di sekitar laki-laki itu lagi. Ya, Sara membangkang.

Dan karena sifat pembangkangnya ini, Sara tidak peduli, Syan semakin tidak suka dan membencinya, toh setelah ia keluar dari rumah ini nantinya, Sara tidak akan pernah datang lagi, bahkan ia akan segera pergi meninggalkan kota ini.
Ya, Sara tidak sabaran. Sasa mengirim chat di saat ia berada dalam taksi  menuju apartemen setelah membeli susu untuk anaknya Zian yang tangan kanannya tenteng saat ini. Sasa ingin menunda pertemuannya dengan anaknya, dan Sara tidak setuju, sehingga di sinilah Sara berada.

Sara yang dengan jantung yang berdetak semakin menggila di dalam sana, akhirnya sudah mengetuk pintu di depannya sebanyak 3 kali, Sara menahan nafas kuat dan semakin menahan nafas kuat di saat pintu yang ada di depannya sedang di buka dengan tidak sabar oleh orang dari dalam.
Dan Sara reflkek melangkah mundur 3 langkah kebelakang di saat Sara melihat, Syan lah yang membuka kan pintu untuknya.

“Kamu, apa yang kamu lakukan di sini?”tanya Syan dengan kedua mata melotot kaget.,dan sial. Andai laki-laki itu tahu, Sara lah yang mengetuk pintu rumahnya, sampai tangan Sara copot, Syan tidak akan membuka kan pintunya, daan sialan, Syan mengira yang mengetuk pintu adalah gojek yang membawa makanan cepat saji yang istrinya pesan.
Dan pintu yang Syan buka lebar, dengan gerakakn penuh amarah, Syan menutupnya dan hanya membuka sedikit.

Menatap Sara dari ujung kaki hingga ujung kepala, tapi tatapan Syan kembali pada tengah tubuh Sara, lebih tepatnya pada sesuatu yang Sara tenteng saat ini, dan tubuh Syan semakin tegang, di saat Syan bisa melihat di balik plastic tipis yang Sara pegang, adalah satu kaleng susu yang anaknya minum dan wanita murahan di depannya ini beli untuk anak haramnya tadi.
Sara yang sadar akan arah tatap, Syan. Perempuan itu segera mengangkat plastic itu di depan dadanya, kedua bibirnya meyunggingkan senyum ramah, membuat Syan sangat benci melihatnya. Wanita sialan di depannya ini ingin mengejek dan mempermainkannya? Huh?
Jangan takut, Sara. laki-laki itu nggak mugkin berani melukaimu di depan Sasa. Bisik batin Sara tegas agar ia tidak takut.

“Aku ingin menjenguk sahabatku  dan keponakanku…”ucapan dengan nada tenang Sara, terhenti di saat Sara ,melihat tangan sialan Syan ingin merangkum dagunya. Dan ya, kali ini, Sara tidak berhasil menghindar, dagunya sudah di rangkum dengan sangat kuat oleh Syan.

Syan yang bahkan tubuhnya sudah keluar dari rumah dan pintu yang ada di belakang Syan, sudah laki-laki itu tutup dengan rapat. Nafas Syan terlihat terngah-engah, wajahnya memerah sangat jiji mendengar Sara yang menyebut kata keponakan pada anak emasnya, siapa Sara yang dengan tidak tahu diri dan malu mengaku sebagai tante anaknya? Sara hanya lah pelakor, perempuan murahan, dan tidak akan Syan ijinkan Sara untuk bertemu apalagi menyentuh anaknya. Memikirkan Sara akan melihat dan bahkan gendong anaknya, wajah Syan semakin merah padam, , membuat Sara amat ketakutan saat ini, saking takutnya Sara, bahkan untuk bernfas saja, Sara tidak berani, hembusan panas nafas Syan yang barusan memakan buah jeruk, menerpa telak wajah Sara, yang sebisa mungkin memiringkan wajahnya agar tidak menatap wajah Syan, agar hembusan nafas Syan tidak menerpa telak seluruh wajahnya.

Tapi, gagal dan percuma, saking kuatnya cengkraman Syan pada dagunya, membuat Sara sedikitpun  tidak bisa menggerakkan wajahnya.

“Jangan main-main denganku pelacur,:”desis Syan tegas,. Semakin menguatkan cengkramannya pada Sara. tidak peduli, bahkan sampai wanita sialan di depannya ini mati karena kehabisan nafas.

Anak Untuk Suami SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang