14.😊

1.1K 63 3
                                    


Ucapan syukur, tidak henti Sara panjatkan dalam hati dan mulutnya. Sahabatnya Sasa syukurnya bisa di selamatkan nyawanya. Ya, Sasa masih sahabatnya, yang sangat Sara sayangi dan ingin lindungi di dunia ini bahkan dengan nyawanya.

Melihat tangan Sasa yang penuh darah, melihat lantai teras pabrik penuh darah, membuat Sara rasanya ingin mati, ingin pingsan, tapi untung saja, ia masih bisa menahan kesadarannya. Akan sangat repot apabila ia pingsan. Tidak akan ada yang mengurus dan menguatkan Sasa yang wajahnya bagai mayat hidup 2 jam yang lalu.

Sasa yang pura-pura eggan menatap kearah Sara sedari tadi, tersenyum puas, melihat Sara yang sudah masuk ke dalam jebakannya. Kena kamu, bajingan.

Mana sudi lah Sasa menghilangkan nyawanya, Sasa nggak sudi, sebelum dia datang ke pabrik tepat kerja Sara, dia terlebih dahulu sudah mendatangi dokter kenalannya, bertanya, kira-kira yang membuat orang meninggal karena menyayat nadinya, sedalam apa sayatannya? Dokter menjelaskan dengan detail, apabila dia menyayat setebal xxxx, nyawanya tidak akan melayang, masih di selamatkan, dan itulah yang ia lakukan tadi.

Rasanya sangat sakit, tapi percayalah, lebih sakit di saat kau tahu, ada wanita lain yang mengandung anak suamimu  juga.
Siial. Hampir saja dia ketahuan, Sara menoleh tiba-tiba kearahnya. Tapi, untung saja, ia bisa mengusai dirinya dengan cepat.

Air mata sudah mengalir bagai air hujan di di kedua matanya saat ini.

“Maafkan aku,”mohonnya dengan nada lirih dan pelan. Jelas, semuanya di buat-buat. Agar Sara semakin masuk ke dalam jebakannya.

“coba kamu bayangkan, Sara. walau aku tahu, aku sendiri yang memintamu hamil, tapi tetap terasa menyakitkan,   ku akui, ini juga salahku, aku lupa mengatakan hal yang menyakitkan itu, apabila kamu amil aku juga hamil, kamu harus…..”Sasa Membuang wajah kearah lain, tidak sanggup menatap Sara, yang tatapannya kosong, seperti tidak mendengar ucapannya barusan. Fuck.

Sara menghembuskan nafas lega, untung saja, Sasa tidak melanjutkan ucapannya sampai akhir, kalau tidak, dia akan merasa semakin sakit.

Karena Sara, sudah memutuskan dalam hati, bakan sejak ia masih berada dalam taksi dengan Sasa.
Dengan terpkasa, dengan rasa sakit yang dasyat, dan sudah siap menanggung rasa penyesalan dan dosa seumur hidup, Sara akan melakukan apa yang Sasa inginkan. Menggugurkan anak yang kalau di piker-pikir tidak ada hak dia dalamnya.

“Ayo,  kamu harus cepat pulih, agar kamu bisa mengantarku ke klinik, untuk melakukan apa yang kamu inginkan, Sasa. Maaf, sudah melukai hati dan perasaanmu selama seminggu ini,”ucap Sara sangat lirih dan pelan. Walau begitu, ucapannya masih bisa di dengar oleh Sasa.

Sasa yang jantungnya rasanya ingin meledak saat ini, sangat senang dengan semua ucapan yang keluar dari mulut Sara barusan.

Mulut Sara yang bahkan dengan tangan gemetar, menghapus lembut dan penuh kasih, titik keringat yang ada di atas kening Sasa.

Kening Sasa yang dalam sekejap, setelah SARA MENGGUGURKAN ANAK  suaminya, Sasa tidak mau kehilangan Sasa sebagai sahabat baiknya.

Sasa aka memungut Sara lagi sebagai sahabatnya.
Ya, Sara akan menjadi sahabat baiknya lagi, karena Sara sudah menurut akan titahnya

    “Aku tida apa-apa, Sara. aku merasa sudah sehat, aku bahkan bisa mengantarmu saat ini juga.”ucapan semangat dari mulut Sasa. membuat hati Sara menangis di dalam sana sana.

Maafkan mama, anakku….. batin Sara meminta ampun pada anaknya yang baru berupa gumpalan darah dalam rahimnya. Tapi, dengan terpaksa akan dia lenyapkan.

Ceklek

Sasa dan Sara, menatap kearah pintu yang di buka oleh Dokter Najar. Dokter yang menangani luka Sasa 2 jam  yang lalu.

Sasa yang senyumnya sudah lenyap, melihat raut tidak enak yang ada di wajah dokter Naja saat ini. Dokter Naja tersenyum, tapi entah kenapa terlihat menyeramkan di kedua mata Sasa.
Sasa yang bangkit dengan pelan dari baringannya. Sara yang sigap bangun dari dudukannya, memberi rauang untuk dokter Naja YANG SUDAH BERDIRI DI samping kanan Sasa saat ini.

Dokter Naja, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannnya dengan perlahan. Dia juga menatap Sasa dengan perasaan bersalahnya, karena sebentar lagi, dia akan menyampaikan kabar yang pastinya tidak akan bisa di terima oleh pasiennya,

“Dokter.”panggil Sasa takut.
Sasa yang kedua tangannya ada pada perutnya saat ini. Anaknya nggak kenapa-napa kan di dalam perutnya karena aksi nekatnya tadi?

Sara yang melihat wajah takut Sasa, seketika mengelus lembut bahu tegang sahabatnya di tengah perasaan kalut dan takut yang ia rasakan saat ini.

“Iya, Bu, Sasa. Maaf, saya akan menyamapaikan kabar buruk tentang keadaan Bu Sasa saat ini,’’tangan dokter Naja, dalam sekejap sudah Sasa cengkram dengan erat dan kasar. Kedua matanya menatap penuh amarah sekaligus memohon, berharap, kabar yang di sampaikan nanti, tidak tentang anaknya. Anaknya harus baik-baik saja. Titik

“Sekali lagi, maaf. Tidak ada janin dalam rahim Bu Sasa saat ini. Ya, hasil lab negatif. Bisa jadi, testpack yang anda gunakan minggu lalu, rusak. Sekali lagi, anda sedang tidak hamil saat ini, Bu Sasa..”

Mampus!

Tbc

Ebook sudah ready

Ebook sudah ready

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anak Untuk Suami SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang