23. Pikiran Kotor Devan

2.3K 49 0
                                    

"Terima kasih banyak untuk makanannya, Satria."

"Sama-sama, Pak—em maksudku Devan." Satria meralat ucapannya karena Devan memintanya agar berbicara santai.

"Baiklah kalau begitu. Saya dan Cherry pamit pulang dulu. Ayo, Cherry kita pulang." Devan mengulurkan tangan kanannya yang langsung disambut oleh Cherry.

"Mama nggak ikut pulang sama kita, Pa?" tanya anak perempuan itu polos.

Seika terenyak mendengar pertanyaan Cherry barusan, begitu pula dengan Satria dan Bara. Namun, Devan begitu sabar menghadapi Cherry meskipun dia sendiri juga terkejut.

"Tidak, Sayang. Kak Seika tidak bisa ikut bersama kita."

Wajah Cherry seketika berubah sendu karena dia sebentar lagi harus berpisah dengan Seika. Padahal dia masih ingin menghabiskan waktu dengan gadis itu.

"Cherry jangan sedih, ya?" Seika berongkok agar tingginya sejajar dengan Cherry. "Besok kita pasti bertemu lagi," ucapnya sambil mengusap puncak kepala Cherry dengan penuh sayang. Padahal Seika tidak begitu suka dengan anak-anak, tapi anehnya dia bisa sayang dengan Cherry.

"Benarkah?" Wajah Cherry seketika berbinar.

Seika mengangguk karena mulai besok dia akan menjadi pengasuh Cherry. Devan pun segera mengajak Cherry pulang. Sebelum masuk mobil dia berhenti sebentar karena ada hal penting yang ingin dia tanyakan pada Bara.

"Apa kamu menjalin hubungan dengan Seika?" tanya Devan pelan sehingga hanya Bara yang bisa mendengar suaranya.

Tubuh Bara sontak menegang. Dia merasa sangat terkejut mendengar pertanyaan Devan barusan. Kenapa Devan tiba-tiba menanyakan hal seperti itu pada dirinya? Apa lelaki itu pikir dia menjalin hubungan dengan Seika?

"Tidak," jawabnya.

"Kamu yakin?"

Bara mengepalkan kedua tangannya erat-erat untuk menghalau perasaan aneh yang menyelusup di dalam dirinya karena Devan menatapnya dengan sangat lekat sekarang.

Sebagai sesama pria Devan bisa melihat dengan jelas jika Bara tertarik dengan Seika.

"Iya, saya tidak mempunyai hubungan apa pun dengan Seika. Kami hanya teman. Apa ada hal lain yang ingin Anda tanyakan, Pak Devan?"

"Tidak ada."

"Kalau begitu saya permisi." Bara membungkukkan badan sekilas lalu masuk ke dalam mobilnya.

Seika kembali masuk ke dalam rumah selepas kepergian Devan dan Bara. Dia membereskan piring kotor bekas mereka makan lalu membawanya ke belakang untuk dicuci.

"Jadi, kamu besok jadi pengasuh Cherry?"

"Yup." Seika mengangguk.

"Kenapa Devan tiba-tiba milih kamu?" Pertanyaan Satria sama dengan pertanyaan yang Seika ajukan pada Devan saat lelaki itu memintanya untuk menjadi pengasuh Cherry.

"Pak Devan bilang Cherry suka sama Seika."

Kening Satria berkerut dalam. Padahal Cherry baru dua kali bertemu dengan Seika, tapi anak itu sudah menganggap Seika sebagai mamanya. "Aneh banget ya, Dek."

"Ya, memang aneh."

"Padahal kamu nggak suka sama anak kecil. Tapi kamu kok, bisa sayang banget sama Cherry?"

"Seika kasihan sama Cherry, Bang." Seika meminta Satria menaruh piring yang sudah selesai dia cuci ke rak.

"Kasihan?"

"Iya, Bang. Kayaknya Cherry pengen banget punya ibu, tapi Pak Devan nggak mau nikah lagi."

"Kenapa tidak mau?"

Gadis Lugu Milik CEO DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang