8. Someone Beside Him

396 56 3
                                    

Haechan tidak menjemputnya lagi hari ini, dia juga tidak menemui Cherry seminggu terakhir. Jeno bilang lelaki itu baru pulang dari Jepang untuk kerja sama bisnisnya jadi dia tidak sempat mampir ke rumah Cherry.
Selain itu Cherry juga baru ingat jika dia tidak memiliki nomor ponsel Haechan.

Jeno memberitahu Cherry jika Haechan akan ada di kantor lagi hari ini, untuk itu Cherry akan mendatanginya. Sebenarnya ini bukan keinginannya melainkan keinginan Tiffany. Wanita berparas cantik itu ingin Cherry mengantarkan makanan yang dia buat untuk Haechan.

Pagi-pagi sekali Cherry sudah berada di  lantai 7, tempat ruangan Haechan berada. Gadis itu tau mungkin Haechan belum datang, jadi dia berencana meletakkan makanannya di meja Haechan lalu pergi.

"Kau lagi?" Seseorang yang memiliki meja di depan ruangan Haechan melirik Cherry dengan tajam.
Dia Bae Sumin, sekertaris Haechan.

Cherry tidak berkata apapun karena tidak ingin memulai keributan. Sejak awal Sumin memang memperlakukannya dengan tidak baik, bahkan cara bicaranya saja sudah menyebalkan.

Cherry menyibakkan rambut panjangnya lalu berjalan ke ruangan Haechan tanpa memperdulikan Sumin, namun belum sempat dia masuk, Sumin sudah mencekal tangannya.

"Kau tidak punya etika ya? Apa orang tuamu tidak mengajarimu sopan santun?"

"Ga usah ngomongin orang tuaku." Balas Cherry kesal.

"Auuhh.. lihatlah cara bicaramu, benar-benar tidak sopan."  Sumin menatap Cherry dari atas kebawah dan Cherry tidak suka itu.

"Presdir Lee belum datang, dan ga sembarangan orang bisa masuk ke ruangannya. " Sumin bersedekap dengan tatapan sombong yang selalu dia tunjukkan.

"Aku tau, aku cuma mau mengantar titipan." Cherry menunjukkan lunch box di tangannya.

"Meskipun begitu kau ga bisa seenaknya keluar masuk ruangan CEO. Ahhh... Jangan-jangan kau mau menggoda Presdir ya?? Udah nyerah aja deh, selera Presdir bukan cewek kampung sepertimu."

Apa dia bilang?
Hey.. hallow.. Cherry tinggal di kota besar New york selama lebih dari 20 tahun.

"Iya aku mau menggodanya, anggap aja begitu. Minggir!!" Cherry masih mencoba bersabar,  gadis itu menyingkirkan tubuh Sumin dari hadapannya lalu cepat-cepat berjalan ke ruangan Haechan.

"Heh.. berhenti!! Ga bisa di bilangin ya." Sumin mengejarnya, dia  menarik rambut panjang Cherry dengan kasar.

"Bae Sumin!!"

Haechan datang disaat yang tepat. Lelaki itu berjalan mendekat dengan ekspresi dingin dan menatap Sumin tajam.

"Lepasin tanganmu !! " Lelaki itu sedikit membentak.

Sumin buru-buru melepaskan tangannya dari rambut Cherry lalu dia berjalan mundur satu langkah dan menunduk di hadapan Haechan.

"Hae... mm.. Pak Haechan." Cherry hampir saja kelepasan.

"Kamu gapapa?" Tanya Haechan.

Sumin melirik tidak suka saat Haechan menggunakan nada lembutnya pada Cherry.

"Iya gapapa, mm.. ini titipan mama." Kata Cherry. Gadis itu menyerahkan lunch box nya pada Haechan. Dan lelaki itu tersenyum ketika menerimanya.

Sumin menatap bertanya, sebenarnya ada hubungan apa antara Haechan dan Cherry sampai-sampai mama gadis itu berani menitipkan sesuatu untuk Haechan. Tidak mungkin kan ini hanya hubungan antara atasan dan bawahan biasa?

"Bilang ke mama, terima kasih nanti aku akan berkunjung kesana." Haechan tersenyum, dia melihat Cherry yang menunduk ketika membalas senyumannya.

Lelaki itu kemudian menepuk kepala Cherry sebelum masuk ke ruangannya sendiri.

My Pre-Wedding | LEE HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang