29. Fullsun & Cherry Blossom [END]

696 38 5
                                    

"Chan... Ahh.. pelan-pelan sakit."

Jeno mengerutkan keningnya. Sore ini ketika dia ada urusan dengan Haechan dan berniat menghampirinya, Jeno malah mendengar suara sepupunya di ruangan Haechan.

Bukan suara biasa, namun suara-suara ambigu yang membuat pikiran Jeno melayang kemana-mana.

"Ga bisa Cher.. lubangnya kekecilan ini, susah mau masuk."

"Akk.. sakit, pelan-pelan."

"Ini harus di lebarin dulu lubangnya. Atau mau di basahin dulu biar gampang?"

Mata Jeno berkedip-kedip cepat. Tidak salah lagi, Jeno tidak sedang berprasangka, mereka pasti sedang berbuat mesum di dalam.

Jeno mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu ruangan Haechan, sebaliknya dia langsung saja membuka pintunya dan nyelonong masuk untuk memergoki perbuatan asusila Cherry dan Haechan.

Namun apa yang Jeno lihat sekarang di luar dugaannya. Tidak ada ketelanjangan yang terlihat dan tidak ada posisi yang menguatkan dugaannya.

Haechan dan Cherry duduk di sofa berdua dengan Haechan yang menghadap Cherry dan bersiap memakaikan anting di telinga gadis itu.

"Sial, jangan ngagetin dong!! Minimal ketuk pintu dulu lah." Protes Haechan. Lelaki itu kembali fokus pada anting di tangannya dan juga lubang di daun telinga Cherry.

"Kalian ngapain sih?" Jeno menatap keduanya dengan wajah bodoh.

"Ini mau masang anting baru buat Cherry tapi lubang antingnya kekecilan."

Jeno menarik nafas panjang. Dia benar-benar sudah berburuk sangka.

"Aku kira Cherry mau di unboxing." Kata Jeno.

Cherry dan Haechan kemudian saling menatap dengan wajah datar.

"Makanya punya otak itu sering-sering di bersihin biar ga kotor." Kata Haechan.

"Ya habisnya suara kalian ambigu banget. "

"Lagian kalau mau unboxing juga sah-sah aja orang kita udah nikah, ya kan Cher.." Haechan menatap Cherry untuk mencari dukungan. Dan gadis itu mengangguk.

"Belum boleh, kata mama harus nunggu resepsi dulu baru boleh."

Jeno berjalan mendekat. Dia duduk menyilangkan kaki di salah satu kursi kosong lalu menatap Haechan.

"Dia udah kluar, pengajuan penangguhan penahanannya di terima."

Cherry mengerutkan dahinya, merasa tidak nyambung dengan topik yang di bawa Jeno.

"Yaudahlah, yang penting dia udah mengundurkan diri dari sini." Jawab Haechan.

Dia?
Siapa sebenarnya yang mereka maksud?

"Hey..hey.. kalian lagi ngomongin siapa sih? " Cherry menatap Haechan dan Jeno bergantian. Sementara kedua lelaki itu juga terlibat saling tatap selama beberapa menit. Haechan akhirnya mengangguk, memberi ijin pada Jeno untuk memberitau Cherry.

"Hwang Yeji."

"Hah?? Yeji? Kenapa dia di tahan?? "

Jeno lagi-lagi menatap ke arah Haechan, tampaknya dia masih ragu untuk menceritakan ini pada Cherry.

"Sebenarnya orang yang ngunciin kamu di toilet waktu itu Yeji. Dan dia menolak meminta maaf akhirnya kita laporkan ke polisi."

"Hah? Serius? Ta-tapi kenapa? " Cherry menatap Haechan sementara yang di tatap malah menunjuk Jeno dengan dagunya.

"Tanya aja tuh sama mantannya, semua bermula dari dia." Kata Haechan.

Jeno mendesah. Malas sekali rasanya membahas ini. Lelaki itu menggaruk sebagian kepalanya dan memilih tetap bungkam.

My Pre-Wedding | LEE HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang