25. She is Gone

345 44 2
                                    

"kamu yakin mau pergi? Ga mau bilang mama dulu? "

Cherry menghela nafas. Berat baginya untuk mengambil keputusan seberani ini tapi dia tidak punya pilihan lain.

"Mama ga akan setuju kalau aku bilang dia dulu."

"itu tau, kenapa masih nekat?" Jeno melepaskan helm dari kepala Cherry. Lelaki itu masih duduk di atas motornya.

"Ga tau deh Jen, aku cuma mau healing."

"Kalau kamu butuh kerjaan lain, aku bisa cariin, tapi jangan balik ke New York. Bahaya cewe tinggal sendirian."

Jeno bisa menatap keraguan di wajah Cherry. Gadis itu sepertinya tidak benar-benar ingin pergi tapi entah kenapa dia tetap melakukannya. Lelaki itu turun dari motornya, dia berkacak pinggang di depan tubuh mungil Cherry.

"Cher.. aku, papa sama mama itu khawatir sama kamu..."

"Iya aku tau." Cherry langsung memotong. Gadis itu mengusap kepalanya yang pening.

Dia tau keputusannya ini benar-benar tiba-tiba dan tidak matang tapi itulah yang hatinya inginkan. Dia ingin pergi dari Korea, dia butuh pelarian untuk melupakan rasa sakit hatinya.

"Biarin aku pulang dulu ke New York selama beberapa hari, apakah aku memutuskan buat tinggal atau kembali ke Korea biar aku pikirkan nanti."

"Mau aku temenin? "

Cherry langsung menggeleng.

"Kamu kan juga punya urusan sendiri di sini."

Dari sorot matanya saja Cherry bisa melihat kekhawatiran Jeno. Meskipun kadang menyebalkan lelaki itu benar-benar peduli pada Cherry.

"Aku bisa jaga diri Jen." Lanjut Cherry. Jeno akhirnya menghela nafas.

"Oke, kabari aku kalau ada apa-apa."

Cherry mengangguk dengan senyuman yang sedikit di paksakan. Gadis itu akhirnya pergi bahkan tanpa berpamitan kepada orang tua Jeno. Sebenarnya ini bukan hal yang bagus, tapi dia tidak mau berubah pikiran jika nanti mama Jeno membujuknya.

Haechan benar-benar tidak dalam mood yang bagus beberapa hari terakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan benar-benar tidak dalam mood yang bagus beberapa hari terakhir. Lelaki itu tidak tersenyum sama sekali dan hanya menatap tajam siapapun yang mencoba berbicara dengannya. Tak terkecuali itu Ryujin.

Hari ini gadis itu tiba-tiba mendatangi kantornya. Dia masuk dengan seenaknya keruangan Haechan dan duduk di sofa nya.

"Ayo kita makan siang bareng." Katanya.

Haechan menatapnya tajam. Tidak ada sisi ramah sedikitpun yang terpatri di wajah tampannya.

"Kamu sendiri aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu sendiri aja." Jawabnya.

"Ayolah ga seru banget makan sendirian. " Ryujin berdiri, dia mendekati meja Haechan.

"Kenapa kamu jadi berubah gini sih? Kamu sekarang ga asik, ga kayak dulu."  Kata Ryujin. Haechan tidak menghiraukannya dan kembali memeriksa laporan di mejanya.

"Apa gara-gara cewek yang kemarin  ya?"

Haechan masih tetap diam.

"Udahlah ga usah dipikirin, kalau dia minta putus ya kamu tinggal cari cewek baru, yang modelan kayak dia banyak di Gangnam."

"Diam!! Jangan coba-coba samakan Cherry sama perempuan-perempuan ga jelas kayak kamu di luar sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Diam!! Jangan coba-coba samakan Cherry sama perempuan-perempuan ga jelas kayak kamu di luar sana."

Ryujin sedikit tertegun, ekspresinya yang awalnya secerah matahari kini berubah. Dia jelas tersinggung dengan ucapan Haechan barusan.

"Apa kamu bilang? Aku perempuan ga jelas? Asal kamu tau ya, dari segala aspek aku ini lebih baik dari cewek polos macam dia."

"Kamu pikir aku ga tau ? Kamu hidup bebas di luar, main-main sama laki-laki brengsek di club'.  Kamu bukan lebih baik tapi kamu itu murahan."

"Chan..." Ryujin kehilangan kata-kata nya. Uap kemarahan rasanya sudah mengepul di atas kepalanya yang mendidih.

"Urusan kamu di Korea udah selesai kan?? Silahkan pergi dari apartemenku."

"Shit !!! Oke aku pergi  sekarang ! Kalau kamu kesusahan kayak dulu lagi ga usah cari-cari aku ya."

Haechan melempar bolpoinnya setelah kepergian Ryujin, lelaki itu bersandar dengan kepala terlempar kebelakang dan tangan yang menjambak rambutnya sendiri.

Semua hal yang terjadi akhir-akhir ini benar-benar membuatnya frustasi.
Haechan ingin segera menyelesaikan masalah ini tapi dia tidak bisa menemui Cherry selama 2 hari terakhir. Gadis itu tiba-tiba absen. Sialnya Jeno juga menolak bicara pada Haechan.

"Presdir..."

Shotaro masuk ke ruangan Haechan dengan terburu-buru. Lelaki itu membawa selembar kertas dan memberikannya pada Haechan.

"Kenapa?" Tanya Haechan tanpa semangat. Lelaki itu rasanya tak punya energi lagi untuk berpikir.

"Nona Cherry mengundurkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nona Cherry mengundurkan diri. Ini aku dapat surat pengunduran dirinya dari HRD."

"APA ???"

"APA ???"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Pre-Wedding | LEE HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang