"ayo kita menikah."
Ini bukan pertama kalinya Haechan mengatakan itu pada Cherry. Namun keraguan di pancaran mata gadis itu belum juga sirna. Haechan bisa melihatnya dengan jelas. Setelah semua pengakuan dan perlakuannya, Cherry masih meragukan perasaannya?
Dan bukankah gadis itu sudah jatuh pada pesonanya? Lalu apalagi yang membuatnya ragu?
"Aku beneran ga ada hubungan sama Ryujin Cher."
Gadis itu duduk tak menatapnya sama sekali. Satu tangannya sibuk memainkan ujung dressnya sementara dia menggigit bibirnya terlihat berpikir.
"Cherry.."
"Biarkan aku berpikir." Sahut gadis itu.
"Apa yang buat kamu ragu?"
"Kau." Cherry membalas tatapan Haechan. Tatapan itu terasa tegas dan menusuk hingga Haechan langsung memasang wajah memelas.
"Apa alasanmu melamarku? Kita ga saling kenal sebelumnya dan aku pikir cinta pada pandangan pertama itu juga ga masuk akal. "
Haechan terdiam. Haruskah dia jujur pada Cherry tentang mimpi-mimpi nya? Bagaimana jika gadis itu menganggapnya sebagai laki-laki cabul?
"Mm.. sebenarnya...ini bukan pertama kalinya aku lihat kamu."
Garis vertikal di pertengahan dahi Cherry mulai terbentuk. Gadis itu menatap Haechan dengan serius dan bibir terkatup, menunggu lelaki itu melanjutkan penjelasannya.
"Aku pertama lihat kamu pas umur 15 tahun, bukan secara langsung tapi lewat mimpi."
Sebelah alis Cherry langsung terangkat. Sampai saat ini Haechan akan memaklumi jika Cherry bilang dia mengada-ada atau mungkin sedikit gila tapi dia sama sekali tidak berbohong.
"A-aku ga bohong.. serius.." Haechan membela diri.
"Terus? "
"Awalnya aku ga tau kamu beneran ada di dunia nyata, saat kita pertama bertemu di lift pun aku belum sadar kalau kamu yang ada di mimpiku. Tapi aku cuma merasa ga asing denganmu."
Cherry menggaruk sisi kepalanya. Ini terlalu tidak masuk akal baginya, tapi tidak menutup kemungkinan jika ini bisa saja terjadi. Pertanyaannya adalah, bagaimana bisa seseorang jatuh cinta pada gadis yang dia temui dalam mimpi?
"Mimpi seperti apa yang kamu alami hingga kamu jatuh cinta padaku?"
Haechan menggigit bibir bawahnya. Dia gugup setengah mati. Dengan tatapan Cherry yang seperti itu dan posisi dirinya yang duduk di hadapan Cherry dengan kepala tertunduk, rasanya Haechan baru saja akan melakukan pengakuan dosa.
"Mm.. sex.. gatau gimana kamu selalu muncul dalam setiap mimpi basahku. Dan selalu kamu perempuan yang ada di mimpiku. "
Bukankah Haechan ini patut di sebut laki-laki setia? Karena hanya Cherry lah perempuan yang selalu muncul di mimpinya selama bertahun-tahun.
Tapi... Konteks mimpinya ini sedikit salah. Haechan tidak bisa membanggakan itu.
Wajah Cherry datar pada awalnya, namun ketika kerutan di dahi gadis itu semakin kentara ini membuat Haechan khawatir.
"Apa aku cuma objek sex mu?"
Haechan sudah menduga reaksi Cherry akan begini. Lelaki itu langsung berpindah dari sofa tempat dia duduk lalu bergerak maju dan berlutut di depan Cherry. Menggenggam kedua tangannya dengan tatapan memohon.
"Enggak, memang karena itu aku mengenalmu, tapi aku mencintaimu bukan karena nafsu."
Cherry menatapnya sangat lama, seperti sedang berpikir.
"Ayo kita menikah, kalaupun aku ga diijinin buat nyentuh kamu juga aku rela, aku gapapa."
"Oke." Jawaban singkat Cherry benar-benar di luar ekspektasi. Hanya satu kata dan tanpa ekspresi tapi itu sudah mampu membuat jantung Haechan bergemuruh. Lelaki itu kemudian tersenyum dan memeluknya.
Segala hal memang lebih baik jika dipersiapkan secara matang dan terencana, tapi tidak menutup kemungkinan untuk manusia melakukan sesuatu secara spontan.
Seperti saat ini saat kedua orang itu tiba-tiba mendatangi toko perhiasan di tengah hujan salju. Membeli cincin pernikahan secara dadakan dan pergi ke gereja tanpa persiapan. Lalu mengucapkan janji suci tanpa tamu undangan.
"Kamu yakin gapapa? Kita bisa menggelar yang lebih mewah di korea. " Haechan merapikan rambut Cherry yang penuh titik-titik salju.
"Ga perlu. Lagipula aku ga punya keluarga."
"Aku tetep mau ngadain pesta. Aku mau kamu bener-bener jadi ratu sehari."
Entah kenapa Cherry langsung menghunuskan tatapan tajamnya.
Gadis itu mengutarakan ketidaksetujuannya."Jadi untuk janji pernikahan selama seumur hidup, cuma sehari aku di ratukan?"
Haechan langsung melotot, merasa bodoh dengan ucapannya sebelumnya.
"Ey..ey.. ga gitu sayang.. aku ralat, kamu akan aku ratukan setiap hari dan seumur hidup. Tapi khusus di pesta pernikahan kita aku mau mamerin kamu ke semua orang."
Cherry tersenyum. Tangan gadis itu kemudian terulur untuk memeluk Haechan. Merasa bahwa dia berada pada pilihan yang tepat karen menerima lamaran Lee Haechan.
Sementara Haechan terkejut dengan gerakan tiba-tiba Cherry. Dia bahkan baru membalas pelukan Cherry setelah beberapa saat.
"Aku janji ga akan bikin kamu nangis lagi. Ayo kita hidup bersama dan menua bersama."
🟣Nah.... Kira2 kepribadian mana nih yang cocok buat kalian jadikan teman hidup???
Me: biar gimanapun kepribadiannya, tuan muda zhong chenle tetap nomor 1 .. 🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pre-Wedding | LEE HAECHAN
FanficTidak pernah saling kenal atau saling bertegur sapa tapi tiba-tiba di lamar boss sendiri? Segala sesuatu itu harusnya di mulai perlahan-lahan dan penuh perasaan. Tidak seperti Lee Haechan, CEO gila yang secara brutal melamarnya dan memaksa Cherry un...