18. Madly Jealous

409 59 2
                                    

Semua hal di kantor menjadi sangat janggal sejak kemarin. Tentang Haechan yang tiba-tiba mengacuhkannya, dan sekarang Yeji juga bersikap begitu.

Gadis itu tiba-tiba menjadi pendiam, melengos saat Cherry menyapanya. Dia juga enggan berinteraksi dengan teman satu ruangannya yang lain.
Cherry tidak mengerti. Dia melirik Dita dan hanya di balas Kedikan bahu oleh gadis itu.

Apa ini ada hubungannya dengan Jeno kemarin?

Mungkin benar. Wajah Yeji sudah aneh sejak dia bertemu Cherry di halaman kantor. Apa yang terjadi sebenarnya?

Studio menjadi lebih senyap dari biasanya. Di tambah Renjun sang tim leader yang absen karena harus meeting dengan tim background. Meninggalkan Cherry, Dita, Yeji dan seorang anak magang baru bernama Liu Yangyang.

"Jadi.. umm.. apa disini dapat makan siang gratis ?" Laki-laki itu sepertinya sedang mencoba beradaptasi di lingkungan baru.

"Enggak semuanya bayar sendiri." Jawab Cherry.

Mulut Yangyang membentuk bulatan dengan kepala yang mengangguk-angguk. Lelaki itu lalu bergegas mencatatnya di notes kecil yang dia bawa.

Cherry dan Dita saling bertukar pandang dengan dahi berkerut.

Apa sepenting itu sampai harus di catat segala?

"Bagaimana dengan tunjangan-tunjangan?" Tanya Yangyang lagi.

"Ada tunjangan kesehatan, ada klinik juga di lantai satu." Jawab Dita.

Yangyang lagi-lagi bereaksi sama. Lelaki itu kembali mencatat.

"Kamu sebenernya disini mau kerja atau study tour?" Itu pertanyaan konyol, Cherry menanyakannya karena Yangyang terlihat seperti anak SMA dibanding seorang pekerja

"Kerjalah.. masa study tour sih, Se-awet muda itu ya aku sampai dikira masih SMA?"

Cherry memicingkan matanya. Terlalu percaya diri sekali anak baru ini. Cherry akhirnya memilih fokus pada pekerjaannya dari pada melayani Liu Yangyang yang aneh. Sampai akhirnya satu hari pun terlewati.

Tatapan Yeji masih aneh ketika melihat Jeno menghampiri Cherry di ruangannya. Gadis itu melirik sinis, satu ekspresi yang bahkan baru pertama kalinya Cherry lihat.

Cherry awalnya ingin bicara pada Yeji sebelum pulang tapi Jeno buru-buru menariknya pergi.

"Kamu ada masalah sama Yeji?" Cherry bertanya ketika mereka sudah masuk ke dalam lift.

"Enggak." Kata Jeno. Wajahnya lurus kedepan, tak banyak senyum seperti biasanya.

"Tapi kenapa dia lihat kita kayak begitu? "

"Iri kali." Jeno acuh tak acuh.

"Iri kenapa?"

Lelaki itu melihat ke arah Cherry dan akhirnya memasang kembali senyumannya.

"Karena kamu punya kakak ganteng kayak aku."

Satu sudut bibir Cherry terangkat ke atas dengan tatapan julid.

"Ish.."

Drama hari ini nampaknya masih  enggan meninggalkan Cherry. Ketika Jeno dan Cherry sampai di lobby mereka sempat berpapasan dengan Haechan.

Lelaki itu sempat melirik ke arah Cherry tapi kemudian melengos persis seperti kemarin.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Pre-Wedding | LEE HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang