Cherry terlihat lebih diam pagi ini. Bukan karena stress melainkan bimbang.
Ucapan Haechan kemarin terdengar tidak masuk akal untuknya. Bagaimana ceritanya Cherry yang tidak sengaja menubruknya lalu langsung membuat Haechan jatuh cinta dan melamarnya?
Dan bukankah kemarin Haechan juga kesal hingga minta ganti rugi? Lalu kenapa ucapannya berubah begitu cepat? Jenis buaya macam apa dia ?
Ngomong-ngomong soal lamaran itu, Cherry belum memberikan jawaban apapun pada Haechan.
"Kenapa sih diem aja dari tadi?" Tiffany mengambil sayuran yang baru di cuci Cherry lalu meletakkannya di sebelah kompor.
"Gapapa mah. Cuma ngerasa aneh aja sama dia."
Tiffany tau betul siapa yang di maksud Cherry.
"Haechan maksudnya?"
"Iya. Cherry ngerasa aneh aja. Cherry bahkan baru tau namanya kemarin, masa tiba-tiba ngelamar sih?"
Tiffany tersenyum, dia meletakkan pisau pada tatakan lalu menghadap Cherry dengan sebelah tangan berada di pinggang.
"Jangan buruk sangka dulu, mama udah kenal Haechan dari dia remaja. Haechan dan Jeno dulu satu sma, satu universitas juga dan dia anak yang baik." Kata Tiffany.
"Terus menurut mama apakah normal baru ketemu sehari langsung ngelamar?"
Cherry sebenarnya tidak ingin berprasangka, dia hanya sedang mencari kubu yang setuju dengan pendapatnya.
"Ya.. bukannya ga normal sih cuma agak terlalu bar-bar aja. Tapi menurut mama ga ada salahnya juga di coba Cher, jalani dulu sama Haechan, kalau kamu ngerasa cocok baru deh lanjut ke jenjang berikutnya."
Ya, Tiffany benar soal Haechan yang terlalu bar-bar. Tapi... Kenapa Cherry harus menerimanya? Bukankah langsung menolak lebih bagus biar tidak terkesan memberi harapan pada Lee Haechan?
Tapi menolaknya mentah-mentah juga Cherry tidak berani. Rasanya dia terlalu sungkan untuk membuat hati orang lain kecewa.
"Cher.. ada Haechan tuh di depan." Jeno baru saja pulang jogging. Lelaki itu langsung berjalan ke arah lemari es untuk mengambil air dingin.
"Hah? Ng-ngapain dia kesini??"
Jeno yang sedang minum hanya mengedikkan bahu untuk merespon pertanyaan Cherry.
"Temuin dulu gih. Mama aja yang siapin sarapannya."
Cherry mengelap tangannya yang basah dengan serbet lalu berjalan sedikit ragu ke ruang tamu.
Lelaki itu sedang duduk diam dengan selembar kertas yang menyita fokusnya."Mm.. Hai." Dan Cherry menyapanya seperti orang bodoh.
Lelaki itu mengangkat kepalanya dan tersenyum manis pada Cherry. Senyumannya itu tampaknya berefek fatal untuk jantung Cherry yang tiba-tiba berdetak abnormal.
"Eh.. mm.. kenapa kesini?" Ini adalah pertanyaan bodoh lain yang tidak seharusnya dia tanyakan kepada seorang tamu. Tapi otak Cherry tampaknya terlalu buntu untuk memikirkannya.
"Jemput kamu lah. Kita ke kantor bareng." Haechan lagi-lagi tersenyum dan membuat Cherry harus membuang muka demi keselamatan jantungnya.
"A-aku berangkat sama Jeno."
"Mulai sekarang berangkatnya sama aku aja."
Cherry menelan ludah. Dia tidak suka orang yang bersikap otoriter seperti Haechan. Jika lamarannya memang harus dipertimbangkan dan di beri penilaian maka Cherry akan memberikan nilai -1 atas sikap otoriternya.
Tapi gadis itu tidak ingin langsung mengambil kesimpulan terutama karena penampilan Haechan yang lumayan tampan dan rapi. Yah.. bisa saja Haechan memiliki sisi positif yang lain yang bisa dia pertimbangkan.
Gadis itu akhirnya duduk dengan canggung dan membuat Haechan kembali mengalihkan fokusnya dari lembaran di tangannya.
"Mm.. sebenarnya aku masih belum bisa menjawab lamaranmu."
"Ga apa-apa, kamu berhak buat mikir dulu karena memang kita belum mengenal satu sama lain." Kata Haechan.
Cherry bergumam dengan dirinya sendiri,
'itu tau belum saling kenal, terus kenapa main lamar aja?'
"Kalau kamu masih ragu, kita bisa pacaran dulu biar saling kenal."
Kedua alis Cherry terangkat dengan ekspresi sedikit terkejut. Lee Haechan sepertinya memiliki banyak ide gila di kepalanya ya ??
"Mm.. pa-pacaran?"
"Iya, kamu keberatan? "
Cherry tampak menimbang-nimbang. Kepalanya miring kekanan dan kekiri ketika dia berpikir dan itu membuat Haechan sedikit terkekeh.
Gadis itu mencoba mencari kalimat yang tepat agar penolakannya tidak terlihat terlalu jelas.
" Mm... Orang baru kenal juga ga bisa langsung pacaran....kan???" Cherry menambahkan kata tanya di akhir kalimatnya.
"Kamu benar." Haechan lagi-lagi menatap lurus ke mata Cherry. Tatapan yang hanya fokus ke satu titik yang membuat Cherry langsung salah tingkah.
"Mm.. ki-kita bisa berteman dulu." Kata Cherry kemudian.
"Teman ya? Aku kurang suka dengan ikatan itu." Haechan menegakkan tubuhnya namun tatapannya masih tidak terlepas dari Cherry.
"Beri aku waktu 1 bulan, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku kemudian kita akan langsung menikah."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pre-Wedding | LEE HAECHAN
Fiksi PenggemarTidak pernah saling kenal atau saling bertegur sapa tapi tiba-tiba di lamar boss sendiri? Segala sesuatu itu harusnya di mulai perlahan-lahan dan penuh perasaan. Tidak seperti Lee Haechan, CEO gila yang secara brutal melamarnya dan memaksa Cherry un...