11. Desire

458 51 4
                                    

Haechan akhirnya berhasil mengantarkan Cherry ke rumahnya setelah pergulatan panjang dengan hasratnya sendiri.

Saat-saat harus melepas Cherry pulang ke rumahnya adalah saat-saat terberat untuk Haechan karena lelaki itu benar-benar tidak ingin berpisah dengan gadisnya. Di tambah lagi dengan tatapan memelas Cherry yang seolah tidak ingin pulang.

"Kenapa ga turun? " Haechan memberikan tatapan heran pada gadisnya.

"Mm.. kamu ga mau mampir?"

Haechan menggeleng. Oh.. tidak taukah Cherry seberapa ingin Haechan menginap di kamarnya malam ini?

"Udah malem banget, ga enak sama mama kalau mampir tengah malem."

"Ta-tapi di luar hujan. Nginep aja disini."

"Aku kan pakai mobil Cher."

"Mm. Tapi kan..."

Kekehan Haechan memutus kalimat Cherry yang belum usai. Tangan lelaki itu terulur untuk mengusap pipi Cherry yang bersemu.

"Kamu ga mau aku pergi ya?"

Gadis itu tidak menjawab. Dia menggigit bibir bawahnya dan menghindari tatapan Haechan.

"Okelah aku nginep disini. Bilangin ke mama ya."

Cherry menemukan dirinya yang tak kunjung terlelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cherry menemukan dirinya yang tak kunjung terlelap. Sudah 2 jam dia hanya berguling-guling di ranjang tanpa bisa memejamkan matanya.

Pikirannya selalu melayang setiap kali dia memejamkan mata, memorinya memutar kembali scene-scene intimnya bersama Haechan beberapa jam lalu.

Kedua pipinya langsung bersemu, mengingat betapa malunya dia ketika tertangkap basah terbuai dalam ciuman Haechan.

Aaahhhh... Lee Haechan. Sosok laki-laki asing yang entah sejak kapan mulai mengisi bagian kosong dalam sel otaknya. Cherry tidak memiliki perasaan apapun saat pertama bertemu dengannya, namun setelah melalui beberapa hal bersama Cherry mulai mengingat Haechan sebagai nama yang harus dia cetak tebal dalam memori otaknya.

Ngomong-ngomong soal Lee Haechan, apakah dia tidur dengan baik di ruang tamu?

Keduanya sampai di rumah cukup larut semalam, untungnya Tiffany masih terjaga. Dia mengijinkan Haechan menginap karena memang sudah terlalu larut untuk mengemudi di jalan raya.

Haechan akhirnya tidur di sofa ruang tamu karena dia menolak berbagi ranjang kecil dengan Jeno.

Rasa penasaran membawa Cherry untuk bergerak. Gadis itu menggelung rambut panjangnya sebelum keluar dari kamar. Langkah mengendapnya membawa Cherry mendekati sofa ruang tamu dimana ada seonggok tubuh yang tengah terbaring terlentang disana.

Cherry mendekatinya, dia berjongkok di samping sofa untuk menatap wajah tidur Haechan.

Seulas senyuman menghiasi wajah cantiknya. Dan dengan satu tangan menyangga kepala Cherry terus menatap wajah tampan Haechan yang terlelap.

My Pre-Wedding | LEE HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang