7. Red Lipstick

472 56 4
                                    

"Jadi.... Gimana awal mulanya???"

Cherry baru saja masuk ke ruang studio lalu tiba-tiba saja ruangan itu ditutup paksa. Dita dan Yeji adalah pelaku dibalik penyekapan tak terduga ini.

"Hey.. hey.. mundur!! Apa yang kalian tuntut dariku? "Cherry terpojok dan terus berjalan mundur ketika 2 orang itu berjalan maju dengan tangan bersedekap.

Rasanya seperti sedang di interogasi paksa oleh badan intelejen negara saja.

"Jujur aja kamu yang berangkat bareng pak Haechan kan? " Dita menatap menuduh dengan jari telunjuk berada di depan hidung Cherry.

"Terus apa lagi?? Cake red Velvet di pagi hari dan di jemput pas mabuk di malam hari?  Kalian tidur bersama? " Kali ini nada tajam dari yeji.

"Enggak ya, jangan menuduh."

Sebenarnya itu benar tapi 'tidur' yang Cherry maksud tidak akan sama dengan 'tidur' yang Yeji maksud.

"Udahlah.. ga usah bohong.. sejauh mana hubunganmu sama pak Haechan? "

Cherry menatap Dita dengan alis bertaut. Apakah ini akhir pertemanannya di kantor ini? Hanya karena dia dekat dengan Haechan?

"A-aku dekat karena dia temen Jeno. Kemarin Jeno ga bisa jemput karena harus pergi ke Incheon."

Dita dan Yeji saling berpandangan. Lalu wajah serius mereka berubah menjadi tawa yang tidak Cherry mengerti.

"Udah kubilang kan, mereka sangat mencurigakan." Kata Yeji. Cherry mengerutkan alisnya tidak mengerti.

"Kalian ga marah??"

"Enggak, ngapain marah? Kita cuma penasaran." Jawab Dita.

"Jadi.. ceritakan tentang hubungan kalian." Yeji masih memaksa, gadis itu bahkan membuntuti Cherry yang berjalan ke mejanya.

"Hu-hubungan apa? Ga ada yang perlu aku ceritakan." Cherry berkilah.

"Kalau ga ada kenapa kamu gugup?"

'haduh.'

Kenapa dua orang ini pandai sekali bermain kata.

"Aku ga gugup aku cuma tegang, kalian menginterogasiku seperti seorang polisi militer."

Dita mendesah kecewa lalu mulai duduk di tempatnya.
Cherry meletakkan tas nya di atas meja dan mulai merogoh tas nya.

Cherry ingat dia tidak membawa make up kemarin jadi dia pergi dari rumah Haechan dengan wajah polos pagi ini. Selain itu dia juga hampir terlambat karena Haechan memaksa mampir ke toko baju dulu untuk membelikan Cherry setelan kerja baru. Dia tidak membiarkan Cherry pergi bekerja dengan pakaian yang sudah kotor.

"Kalian bawa make up?"

"Iya, kenapa? " Yeji menatap wajah polos Cherry.

"Punyaku habis aku belum beli jadi tadi ga pakai." Cherry beralasan. Untung saja Yeji dan Dita tidak curiga.

"Pakai punyaku dulu." Kata Yeji. Cherry tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

"Kamu cuma punya lipstick merah?"  Cherry bukannya cerewet hanya saja dia tidak percaya diri memakai lipstick berwarna mencolok.

"Iya, coba minta Dita." Kata Yeji.

"Punyaku juga sama, warna red Cherry."

'huft~'

Tidak ada pilihan lain rupanya. Cherry memakai apa yang ada yang penting dia tidak terlihat seperti orang yang pergi bekerja tanpa mandi.

Gadis itu mengembalikan make up milik Yeji dengan ungkapan terima kasih sekali lagi. Lalu dia mulai mencari ponselnya untuk mengirim pesan pada Jeno.

My Pre-Wedding | LEE HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang