Masih hari berikutnya setelah hari kemarin, Kamis. Baju yang Sajiwa kenakan hari ini hanyalah kaus putih dengan cardigan biru. Seperti biasa, sembari membawa totebag dengan isi-isinya.
Setelah ia turun dari mobilnya yang berwarna hitam, ponselnya tiba-tiba saja berdering.
"Halo?" Sajiwa mengangkat telepon itu.
"Ini Jiwa yang kemarin ke restoran köstlichsuss kan, ya? Yang pesanannya Cheese Ravioli sama Milk Tea?" terdengar suara laki-laki dari seberang sana.
"Ah, iya, Mas. Kenapa ya? Dapat nomor saya dari mana?"
"Ini ada map berkas isinya kalimat-kalimat. Maaf saya buka, saya mau cari nomor telepon kamu. Karyawan saya lagi beres-beres, ketemu ini di bawah meja. Katanya punya kamu."
"Iya, Mas. Paling dua puluh menitan lagi saya kesana, ya. Tunggu ya Mas."
"Okay."
Panggilan itu di akhiri oleh Sajiwa, ia jalan secepat mungkin ke dalam gedung kampus, dan menuju kelas untuk mata kuliah pertamanya yang mulai sekitar satu jam lagi.
"Morning Jiw!" Sapa salah satu orang yang sudah ada di dalam kelas itu.
"Morning too, Nan! Lagi ngapain?" Jawabnya, sembari meletakkan totebag di kursinya.
"Lagi.. Gak lagi ngapa-ngapain, sih. Lo mau ke mana lagi, Jiw. Kok kayak buru-buru banget?"
"Gue mau ke restoran seberang dulu!" Jawabnya, jaraknya sedikit lebih jauh dari tempatnya berbincang dan meletakkan totebagnya tadi, ia sudah hampir di dekat pintu keluar kelas.
Sajiwa tidak berlari, namun ia hanya berjalan dengan cepat. Hanya membawa ponsel dan dompetnya. Pergi ke arah restoran yang ia datangi kemarin sore.
Pintu restoran itu terbuka, kerincing kecil yang digantung di pintu pun ikut berbunyi.
Ia berjalan ke arah order place, "Maaf, Mas. Tadi katanya ada map berkas punya saya ketinggalan di sini, ya?"
"Sebentar ya, Kak." Jawab pelayan itu, berjalan ke arah dalam, entah ke mana.
"Sajiwa, ya?" Datang lelaki yang Sajiwa lihat kemarin. Masih memakai apron hitam dan topi koki, namun kemejanya berubah warna hari ini.
"Iya.. Sebentar, Mas. Mas nggak ngebuka isi berkasnya, kan?"
"Saya buka, tapi nggak saya baca. Saya buka untuk lihat nomor telepon kamu." Jawab lelaki itu.
"Oh, gitu ya, Mas. Ya udah, makasih banyak ya." Map yang disodorkan oleh lelaki itu kemudian ia ambil menggunakan kedua tangannya.
-★★★-
Pulang. Waktu yang tepat untuk akhirnya bisa menghirup udara segar di luar gedung kampus. Karena semasa istirahat, Sajiwa hanya terdiam di lobi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Plate Of Melodia - ꒰ jaeminju ꒱
RomanceSajiwa Mahika Kamaniya, nestapa menjadi sahabatnya, perempuan yang dikira sempurna itu sebenarnya hidup dengan melankolia. Kala itu, pandangannya tidak terhenti kepada seseorang yang selalu mencuri perhatiannya. Lelaki itu selalu terpampang tepat te...