Sajiwa Mahika Kamaniya, nestapa menjadi sahabatnya, perempuan yang dikira sempurna itu sebenarnya hidup dengan melankolia. Kala itu, pandangannya tidak terhenti kepada seseorang yang selalu mencuri perhatiannya. Lelaki itu selalu terpampang tepat te...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pa, udah arrived?" Ponsel milik Sajiwa itu ia dekatkan ke telinga sebelah kanannya, ia menghubungi Ayahnya yang katanya hendak datang menemuinya di Jakarta hari ini.
"Iya, Nak, sebentar lagi ya." Jawab ayahnya dari seberang sana.
Sajiwa, kini ia tengah terduduk di meja rias studionya. Perias wajahnyanya mengaplikasikan concealer, cushion, contour, highlighter, serta lipstick di wajahnya, tak lupa juga beberapa aksesoris seperti bulu mata.
"Kak, ini mau pake setting spray yang mana?" Sang perias bertanya.
"Yang kiri aja, Kak. Longlast 'kan, ya?"
"Iya Kak."
Ia hanya tenggelam dalam lamunannya, melihat wajahnya sendiri terpampang jelas di cermin yang penuh dengan lampu warm white.
Hari ini adalah hari kelulusannya, hari ini juga tepat satu bulan ia bertemu dengan ibunya hari itu. setelah selesai melakukan acara yudisium, akhirnya hari yang dinanti ini datang.
Dressnya melekat cantik di tubuhnya, ditambah lagi pita hitam yang mengikat setengah bagian rambutnya.
Ia sudah menghubungi keluarga dan beberapa kerabatnya, tak lupa juga Jeandra, dan sang manager, Abelle.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
