"LE! JADI GIMANA? GUE UDAH NGGAK SANGGUP NGEJARNYA!"Lelaki yang agak asing di mata Jean, dia datang berlari ke arah dalam ruko, memanggil Hale, temannya. Ia berpekik, rambutnya berantakan, seperti dikotori bulu ayam.
"Hah? Apa, sih?" Hale langsung membalas lelaki yang konon katanya temannya itu.
"Itu, tadi, figura di shelf kan digondol sama anjing di luar. Ya gue kejar.."
Jeandra hanya tertawa kecil meski ia tak mengerti apa sebenarnya maksud dari pembicaraan temannya itu. Namun melihat lelaki yang baru saja datang dengan tingkah konyolnya mengundang sedikit tawa dari Jean.
"Ya.. Ya udah. Ngapain pakai lo kejar? Lagian kita masih punya banyak figuranya, kok."
Hale masih mengomeli temannya, "Kepala lo kayak abis disembur bulu ayam pake air cooler jumbo yang biasa di kondangan tahu nggak."
Jeandra benar-benar tertawa mendengar lelucon itu. Hale, dahulu dia satu-satunya teman Jeandra yang paling setia. Selera humornya juga bagus, relasi pertemanannya, wah, tidak perlu ditanya lagi. Mungkin kalau ada penghargaan orang paling punya banyak teman, Hale bisa masuk nominasi nomor satu antar dunia.
Sudah lama juga Jean tidak mendengar lelucon konyol seperti tadi. Akhir-akhir ini ia sibuk dengan proyek dan bisnisnya. Sekalinya tertawa juga Jeandra hanya bisa tertawa karir. Kaku.
"Tadi kenapa, Jean? Sorry-sorry, temen gue emang nggak jelas." Hale kini mengajak Jeandra berbicara lagi.
"Ah, iya, jadi gini.."
"Wait.. kayaknya gue pernah lihat lo, deh."
Ucapan Jeandra kini di sela lagi oleh lelaki yang dikotori bulu itu, namun yang kali ini secara langsung.
"Ah, diem dulu. Lo party pooper banget, Tha." Hale yang sudah menyimpan seribu kekesalan kepada temannya yang menyebalkan itu dengan santai memukul bokong temannya.
"Serius! Kayaknya gue pernah lihat lo." Namun temannya itu tetap tak peduli, ia masih mencoba berbicara dengan Jean.
Selesai mengerutkan dahinya, Jeandra membalas. "Iya, kayaknya gue juga pernah lihat lo." Ia mengerutkan dahinya. "Lo penulis, 'kan ya?"
Jeandra membuka suaranya, memastikan apakah orang itu adalah orang yang ia maksud.
"Oh, iya, gue nulis.. Lo juga kah?"
"Nggak." Jeandra menggeleng.
Lelaki yang di depannya sontak bertanya kembali. "Terus, dari mana lo tahu gue penulis?"
"Waktu itu gue nonton festival kepenulisan di Blanche Avenue."
Hale yang mendengar perbincangan mereka kini bagaikan anak polos yang tak mengerti apa-apa. Bola matanya berpindah, berganti menatap ke arah Jeandra dan satu temannya yang saling bersahutan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Plate Of Melodia - ꒰ jaeminju ꒱
RomanceSajiwa Mahika Kamaniya, nestapa menjadi sahabatnya, perempuan yang dikira sempurna itu sebenarnya hidup dengan melankolia. Kala itu, pandangannya tidak terhenti kepada seseorang yang selalu mencuri perhatiannya. Lelaki itu selalu terpampang tepat te...