🍽️ # 010

253 104 25
                                    

Sudah sekitar dua jam Sajiwa masih menatap layar ponselnya, entah ia hendak mengirimkan pesan kepada Jeandra atau tidak, kata-kata yang sudah ia rangkai di roomchat miliknya dan Jeandra itu bahkan sudah mengalami pergantian lebih dari sepuluh kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah sekitar dua jam Sajiwa masih menatap layar ponselnya, entah ia hendak mengirimkan pesan kepada Jeandra atau tidak, kata-kata yang sudah ia rangkai di roomchat miliknya dan Jeandra itu bahkan sudah mengalami pergantian lebih dari sepuluh kali.

Namun Sajiwa sadar akan lamunannya itu, "What did i just do?"

Ia menarik napasnya dalam-dalam, mengedipkan matanya berkali-kali, dan kembali mengerjakan skripsinya yang sekarang masih terpampang jelas di layar laptop di depan matanya. Namun, berkali-kali ia mencoba untuk fokus pun sangat susah. Pikirannya sedang tertuju kepada satu laki-laik itu, Jeandra.

Entah ia kerasukan apa, laptopnya ia matikan, ia berkemas, meyipakan tas kecilnya, dan yang ia lakukan adalah mengambil kunci mobil dan.. Berangkat, ke restoran dekat kampusnya. Untuk, bertemu, dengan, Jeandra.

Meski sepanjang perjalanan pun Sajiwa masih bingung apa yang ia lakukan, tapi ia tidak bisa melawan egonya. Ia masih memijak pedal gas untuk menuju ke restoran itu.

Dipijakannya kakinya di depan restoran itu, ia yakin betul bahwa Jeandra ada di sana. Ia masuk, mencari tempat duduk yang tak jauh dari kasir.
Tangan kanannya ia angkat, seraya memanggil pelayan.

Kemudian pelayan itu datang. "Pesan ap—"

"Linguine Alle Vongole." Ujar Sajiwa, tanpa berlama-lama. (Linguine Alle Vongole -spaghetti dengan kerang". hidangan yang sangat populer di seluruh Italia, terutama di Campania.-)

"Okay, Kak.." Pelayan itu pun masih saja terheran, bahkan ia belum selesai berbicara, tapi Sajiwa sudah menjawabnya terlebih dahulu.

"Ada pesanan lain, Kak?"

"Ada Chef Jeandra nggak ya?" Tanya Sajiwa, ia benar-benar bertanya tanpa bertele-tele kali ini.

"Maaf, kami gak bisa jawab pertanyaan personal, Kak. Jadi, tambahan pesanannya apa?"

"Ah, I'm sorry. Ya sudah, itu aja."

"Wait for your order, Kak." Pelayan itu menempelkan bills di meja milik Sajiwa terduduk.

Pikirannya masih tertuju pada Jeandra, meskipun ia masih tak berani mengetikan jemarinya kembali untuk mengirim pesan ke lelaki itu.

Tiba-tiba saja datang wangi semerbak dari pintu masuk, dilihatnya wanita dengan rambut pendek duduk di kursi depan Sajiwa. Pakaiannya tidak glamor, tapi wanginya benar-benar semerbak, bahkan tidak bernapas saja wanginya masih tercium.

Sontak mata Sajiwa mengarah kepada perempuan itu. Ia terlihat tidak begitu asing, ia yakin pernah melihat perempuan itu, tapi ia lupa di mana dan kapan.

"Misi, Kak, Linguine Alle Vongole-nya, satu. Dapat free Citron Presse ya, enjoy the dish." Pelayan datang untuk menyerahkan pesanan Sajiwa tadi.

"Thank you."

Sajiwa melahap makanan itu seperti biasa, sembari melihat kanan dan kiri, jika mungkin ia melihat ada Jeandra.

Plate Of Melodia - ꒰ jaeminju ꒱ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang