Mobil Jeandra mengarah ke mal. Mal yang tepat sekali sedang ramai di hari itu, bahkan untuk mengantri tiket masuk parkir saja panjang dan lama sekali."Kak, kita nggak ke restoran aja? Atau makanan yang ada di jalanan. Kenapa ke mall?" Heran Sajiwa.
"Aku sekalian mau beli sesuatu di mall ini." Jawab Jeandra, singkat. Sepertinya ia masih terbawa suasana tadi.
Sajiwa tidak membalasanya dengan suara, ia hanya mengangguk angguk kecil. Menoleh ke kanan dan kiri melihat jalanan malam yang ramai kala itu.
"Anyway, Jiw. Maaf ya," Tiada angin tiada hujan, Jeandra mengatakan kata maaf ke wanita yang sedang melihat ke jalan itu.
"For what?"
"Masalah di parkiran tadi. Sorry if that makes you feel uncomfy atau gimana." Ucap Jeandra.
"No problem, Kak. Santai aja!" Jawab Sajiwa, senyum manisnya itu ia tampilkan sebagai bentuk 'tidak apa-apa'.
-★★★-
Nikala, ia membawa mobilnya, mengarah ke rumah yang sudah lama tidak ia kunjungi. Rumah Jeandra. Entah mengapa ia tiba-tiba saja berinisiatif untuk datang ke rumah lelaki yang pernah ia kagumi tujuh tahun lalu saat pulang dari festival itu.
Nikala pernah menjadi wanita yang benar-benar mengagumi Jeandra, meskipun lelaki itu tidak pernah sama sekali terbawa perasaan. Terkadang Nikala suka sekali berdiam-diam datang ke rumah Jeandra tanpa sepengetahuannya beberapa tahun lalu. Hanya orang tua Jeandra mengetahuinya.
Tiga puluh menit lebih waktu berjalan, Nikala sampai di depan rumah Jeandra, namun ia tidak melihat keberadaan lelaki yang dicarinya itu.
Ia menekan tombol bel yang ada di depan pagar rumah lelaki itu. Kemudian datanglah suara wanita paruh baya yang membuka pagarnya.
"Tante Hannah.." Lirihnya, memanggil nama wanita itu sebelum pagar belum sepenuhnya terbuka.
Wanita paruh baya itu hanya melihat dari atas kepala hingga ujung kaki Nikala. Bingung, siapakah perempuan yang ada di depannya kini?
"Nikala, tan. Ini Nikala." Ujarnya.
Tanpa sepatah pun kata, Ibu Jeandra yang kini berada di depan Nikala memeluknya dengan erat. Menepuk-nepuk perlahan punggung Nikala yang sudah lama tidak ia gapai itu.
"Masuk dulu, yuk? Tante kebetulan baru selesai masak." Wanita itu mengajak Nikala untuk masuk ke dalam rumahnya. Hanya ada dia dan Ayah Jeandra di dalam rumah yang bisa dibilang cukup besar itu.
"Beberapa minggu yang lalu, aku baru pulang dari Aussie." Ujarnya, menyeruput sedikit demi sedikit minuman yang dihidangkan kepadanya. "Aku lagi ada tugas di sini." Lanjutnya.
"You're growing up so well, Nikala." Ucap Hannah, Ibu Jeandra itu, menyentuh pundak Nikala, she adores that girl.
"Masih jadi dokter hewan, Nikala?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Plate Of Melodia - ꒰ jaeminju ꒱
RomanceSajiwa Mahika Kamaniya, nestapa menjadi sahabatnya, perempuan yang dikira sempurna itu sebenarnya hidup dengan melankolia. Kala itu, pandangannya tidak terhenti kepada seseorang yang selalu mencuri perhatiannya. Lelaki itu selalu terpampang tepat te...