Pain; 1

241 18 0
                                    


🦋🦋🦋

Happy reading...

.

.

.

12tahun kemudian...

Senin itu- yap! Senin, hari yang paling gak disukain anak-anak sekolahan, termasuk Zea. Walaupun dia tergolong murid teladan dan menjabat ketua OSIS, dia gak suka hari Senin, karena harus ngerazia anak-anak bandel yang gak patuh sama aturan sekolah.

"Zea!"

Suara itu membuat langkah Zea berhenti kemudian menoleh ke sumber suara, terlihat wanita paruh baya yang tersenyum ke arahnya.

"Pagi Bu." Sapa Zea.

"Pagi Zea." Ucap Bu Nias, Guru favorit anak SMA Angkasa.

"Eum, ada apa ya Bu?"

"Ibu minta tolong boleh ya?"

"Boleh Bu, silahkan Ibu mau minta tolong apa ya?"

"Kamu tau Jonathan 12 IPS 3 kan? Ibu mau minta tolong suruh dia potong rambut, Ibu sudah tegur berkali-kali tapi gak pernah di gubris, Ibu udah nyerah."

Ya. Zea tau itu, Jonathan memang dikenal nakal tapi pintar, dia juga di kenal sebagai kulkas 12 pintu.

"O-oh itu, iya Bu nanti Zea usahakan."

"Tolong ya Zea, cuma kamu harapan Ibu."

"I-iya Bu, kalo gitu, Zea permisi ke depan, mau jaga di gerbang."

Bu Nias mengangguk sambil tersenyum, setelahnya Zea melanjutkan langkahnya ke arah gerbang sekolah, karena beberapa rekan OSIS nya sudah berjaga di depan.

"Sha." Panggil Zea pada salah satu rekan OSIS-nya, sebut saja- Latasha.

"Kenapa Ze?" Tanya Latasha.

"Lo kenal Kak Nathan kan?" Tanya Zea.

"Yang katanya dingin kaya kulkas 12 pintu?" Tanya Latasha, Zea mengangguk mantap.

"Kenapa sama Kak Nathan?" Tanya Latasha.

"Bantu tegurin dong, katanya rambut dia gondrong. Bu Nias gak di gubris, gimana Gue? Tolongin ya?" Ucap Zea terlihat memohon.

"Oke deh Gue bantu-" Ucap Latasha.

"-Bantu do'a, Gue juga gak berani anjir, Lo gak liat mukanya garang gitu? Gak ngerti deh Gue kalo ngadepin kakak kelas modelan Kak Nathan, Gue pamit mau ngurusin yang lain." Sambung Latasha, kemudian lari ke arah lapangan.

"Ck, Ah! Tenang Ze, cuma Kak Nathan, siapa yamg takut buat negur dia supaya potong rambut?" Ucap Zea.

"Ya Gue lah anjir! Gimana dong ini, Tasha gak setia kawan banget." Sambungnya.

Zea sedikit menyipitkan matanya, karena melihat pemuda dengam rambut agak panjang berjalan ke arah gerbang dengan tas ransel yang menyampir di salah satu bahu nya.

"Itu- Kak Nathan kan ya?" Gumam Zea.

"STOP!" Ucap Zea ketika pemuda itu berada di depannya.

"Kak Nathan bukan?" Tanya Zea, pemuda itu hanya diam memperhatikan Zea dengan tatapan datar.

"Orang nanya tuh di jawab, gimana sih?" Kesal Zea.

"Hmm, kenapa?" Tanya Pemuda itu.

"Kak, Kakak tolong di cukur rambutnya, supaya rapih, kalo gak mau, aku laporin ke guru BK." Ancam Zea.

Lagi--- pemuda itu hanya diam, lalu berjalan melewati Zea begitu saja, tanpa menjawab perkataan Zea, atau mungkin hanya sekedar memgangguk pun tidak.

"Kok Gue di cuekin sih? Bener-bener dah, berasa ngomong sama batu Gue." Kesal Zea.

"Tapi yaudahlah, yang penting kan Gue udah nyampein apa yang di suruh sama Bu Nias." Sambungnya.

🦋🦋🦋



So Junghwan as Jonathan






Pain || So Junghwan - [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang