🦋🦋🦋
Happy reading...
.
.
.
Setelah Zea selesai ganti pakaian, kini giliran Jonathan. Sebelum masuk ke kamar mandi, Jonathan sempat kagum dengan penampilan Zea, dress itu sangat cocok di pakai Zea.
Sambil menunggu Jonathan, Zea duduk di sofa sambil mengecek apakah ponselnya masih nyala setelah kehujanan tadi. Zea bernafas lega ketika ponselnya masih nyala, ponsel rusak bukan masalah besar bagi Zea, tapi hal-hal yang di dalam ponselnya sangat penting.
Zea menyandarkan dirinya di sofa, badannya terasa kaku setelah hujan-hujanan tadi. Matanya memperhatikan kamar Jonathan yang bersih dan rapih, serta wangi ruangan itu persis seperti parfum Jonathan, membuat Zea lebih tenang.
Zea bangun dari sofa karena penasaran dengan foto yang ada di meja belajar Jonatha.
"Ini Bundanya Kak Nathan? Cantik." Gumam Zea.
"Ngapain Ze?"
Zea terperanjat kaget mendengar suara berat Jonathan, lalu menaruh kembali foto itu di tempatnya, sebelum akhirnya Ia menoleh ke sumber suara.
"KAK NATHAN!!!" Teriak Zea sambil menutup matanya.
"Kenapa?" Tanya Jonathan bingung.
"Kenapa gak pake baju?" Lirih Zea, jantungnya deg-degan gak karuan, rasanya mau lompat keluar.
Bagaimana tidak? Jonathan keluar hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya, perut kotak-kotak yang terekspos bebas, membuat Zea ketar-ketir. Jonathan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu berjalan ke lemari.
🦋🦋🦋
"Ganteng hari ini masak apa?" Canda Naufal seraya meletakkan dagu nya di bahu Abi.
Tuk!
Abi yang sedang memasak bergidik geli dan refleks memukul Naufal dengan spatula, hingga Naufal meringis.
"Sakit anjir." Kesal Naufal.
"Lo gila!" Ketus Abi.
"Eh sekarang lagi trend rambut pirang kah?" Celetuk Hamka.
"Emang kenapa?" Tanya Yuda.
"Kemaren Gue liat Ibu-Ibu ngasuh anak di taman, rambutnya pirang semua." Jelas Hamka.
"Itumah janda anjir." Ucap Sadam.
"Di indosiar mah orang jadi janda jual kerupuk jadi kaya, ini mah janda malah jadi pirang." Ucap Mirza.
"Kenapa jadi bahas janda si?" Ucap Vano.
"Tau random banget anjir." Ucap Edgar.
🦋🦋🦋
"Wah, ada Bikini bottom." Ucap Zea ketika melihat akuarium ikan di dekat meja belajar Jonathan, Zea benar-benar kagum dengan kamar Jonathan.
"Hai ikan." Ucap Zea.
"Lucu banget, kembar ikannya." Sambungnya.
"Lo suka ikan?" Zea kembali di buat kaget, karena Jonathan tiba-tiba muncul.
Zea mengangguk kecil, "Suka."
"Lo mau?" Tanya Jonathan.
"Enggak, Zea punya di rumah." Ucap Zea.
Jonathan mengangguk beberapa kali, lalu lanjut mengeringkan rambutnya, sementara Zea lanjut melihat-lihat kamar Jonathan. Tiba-tiba mata Zea tertuju pada boneka sapi kembar yang ada di sudut tempat tidur Jonathan.
"Kakak suka boneka sapi ya?" Ledek Zea dengan senyum jahilnya.
Jonathan menoleh dengan wajah panik, "Eng-enggak, itu– itu–" Tolong, Jonathan bingung harus beralasan apa.
"Ngaku deh, iyakan?" Ledek Zea.
"Yaudah iya, tapi jangan bilang siapa-siapa."
Zea tergelak, ternyata Jonathan yang dingin, keren, dan kuat ini suka boneka sapi?
"Lucu banget si." Ucap Zea sambil tersenyum dan menangkup kedua pipi Jonathan.
Sekarang gantian jantung Jonathan yang berdetak gak karuan, karena gak kuat sama kelucuan Zea.
"Lo lebih lucu." Batin Jonathan.
"Ayo makan di bawah." Ajak Jonathan.
"Gak usah deh, Kakak aja yang turun, Aku disini aja gak enak udah ngerpotin kakak." Ucap Zea.
"Gue gak ngerasa di repotin." Ucap Jonathan.
Zea menghela nafas, berdebat dengan Jonathan gak akan ada habisnya, jadi mendingan nurut aja.
🦋🦋🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain || So Junghwan - [END]✔️
ФанфикSenyum, Luka, hanya itu yang Zea punya. Sampai akhirnya Ia bertemu dengan Jonathan, laki-laki penuh effort yang selalu memenuhi inner child Zea.