Pain; 28

89 9 0
                                    

🦋🦋🦋

Happy reading...

.

.

.

CTAK-!

CTAK-!

CTAK-!

Suara cambukan menggema di ruangan itu, disusul suara isakan dari seorang gadis. Latasha terduduk lemah di lantai sambil menahan rasa sakit punggung dan tangannya yang diikat.

"Sakit Kai..." lirih Latasha.

"JANGAN SAKITI ANAK SAYA!!!" Bentak Satrio sambil berusaha melepaskan ikatan di tangan dan kakinya.

DOR-!

"PAPAH!!!" Teriak Latasha histeris, ketika melihat peluru menembus masuk dan melubangi kepala Papahnya.

"LO JAHAT KAI! GUE BANCI SAMA LO! LO BRENGSEK! LO IBLIS!!" Maki Latasha.

PLAK-!

Satu tamparan keras mendarat di pipi mulus Latasha, hingga meninggalkan bekas merah dan sudut bibirnya berdarah.

Tanpa belas kasih, Kaindra mencengkram dagu Latasha, membuat Latasha kembali meringis.

"Gue udah peringatin Lo, jangan main-main. Tapi, Lo malah cerita ke sahabat Lo? Sekarang Lo liat, bokap Lo mati, dan sebentar lagi Lo bakal nyusul bokap Lo ke neraka." Ucap Kaindra.

"Tapi sebelum itu— Gue mau menjemput surga dulu? Puasin Gue, sebelum Lo mati." Lanjutnya.

Latasha menggeleng ribut, "ENGGAK!! Gue gak mau, Gue mohon lepasin Gue." Teriak Latasha.

"Sstt, calm down baby." Bisik Kaindra.

"Kai, Gue mohon jangan..." Ucap Latasha.

"Lebih baik lagi, kalo Gue vidioin, terus Gue kasih liat ke Emil. Cowo Lo— harus liat kan? Sebelum dia ikut Lo ke neraka?"

🦋🦋🦋

Saat ini Zea berada di rumah Jonathan, karena Jonathan bilang Vano sedang sakit, dan ingin makan sup buatan Zea. 'Ngadi-ngadi emang' begitu pikir Jonathan, tapi buat abang yang super baik, yaudah gapapa.

"Ini namanya siapa?" Tanya Jonathan yang ikut menonton vidio boy-grup kesukaan Zea.

"Ini Jihoon, leader nya." Ucap Zea.

"Itu yang pecicilan siapa?" Tanya Jonathan.

Zea tergelak sebentar, "Namanya Asahi, dia dari Jepang." 

"Aduh pusing, cowo Lo banyak banget, mukanya mirip semua." Ucap Jonathan, setelah hampir sebulan pacaran, sedikit banyak Jonathan tau tentang Zea, ya salah satunya ini, suka 'halu'.

"Ih beda-beda padahal." Ucap Zea.

"Nih yang mukanya gampang di bedain, si suk-suk ini siapa namanya? Lupa." Ucap Jonathan.

"Hyunsuk Kak Nathan..." Ucap Zea.

"Gak kenal Gue, terus si ini siapa Iwan apa Wawan tadi?" Tanya Jonathan.

"Junghwan, kok Iwan, Iwan mah Papahnya Niki." Ucap Zea.

"Nah terus Jeong—woo? Bener gak? Sama ini ck, si Haruto." Jelas Jonathan.

"Iya, nanti lama-lama juga hafal kok. Aku seneng tau, Kamu bisa nerima hobi aku. Padahal diluar sana tuh, ada cowo yang sering berantem sama cewenya, cuma karena hal-hal kaya gini." Ucap Zea.

"Itu mah cowonya takut kalah saing, Gue mah ganteng. Bias Lo sama Gue aja gantengan Gue." Ucap Jonathan percaya diri.

"Wahh iyakah? Aku speechless." Ucap Zea, sisi lain Jonathan tengilnya kelewat normal.

Drt- drt- drt-

"Ayah Kakak telfon, Aku izin pake toilet ya?" Ucap Zea, kemudian mengembalikan ponsel Jonathan.

"Iya sana." Ucap Jonathan.

Ayah
Reject | Answer

"Halo Ayah?"

"Adek dimana?"

"Nathan dirumah, kenapa?"

"Kenandra baru saja membunuh orang tua Zea, mereka tewas di rumahnya."

Deg-! Jantung Jonathan terasa berhenti, Ia menatap Zea yang sedang berjalan ke arahnya dari arah dapur. Bagaimana kalau Zea tau?

"Kamu cari Zea, jangan sampai dia pulang ke rumahnya, buat alasan apapun."

"Na-nathan lagi sama Zea."

"Lakukan apapun, intinya jangan sampai Zea tau tentang hal ini. Sisanya biar Ayah yang selesaikan."

Tut- tut- tut-

"Ada apa Kak?" Tanya Zea.

"G-gak, gapapa kok. Tadi— Ayah bilang ke Gue, katanya Lo di suruh nginep disini dulu, soalnya Om Dirga sama Tante Sandra, ada urusan di luar kota, bareng Ayah." Ucap Jonathan.

"Tapi kok Mamah sama Papah gak ada kabarin ke Zea?" Tanya Zea.

"Mu-mungkin mereka telfon Lo, cuma— h-hp Lo kan di rumah, jadinya Lo gak tau." Ucap Jonathan.

"Kakak kenapa, kok aneh gitu?" Tanya Zea.

"Gue gapapa kok, Lo tidur di kamar Gue aja, nanti Gue tidur di kamar bang Emil." Ucap Jonathan.

Zea mengangguk paham, "Tapi Zea pinjem hp kakak ya? Buat nonton."

"Iya, tapi jangan begadang, oke?"

Zea mengangguk, lalu Jonathan memeluknya, Zea sedikit bingung, tapi Jonathan emang kadang-kadang kaya gini.

"Gue gak bisa liat sehancur apa Lo kalo tau yang sebenarnya, Ze. Lagi-lagi Lo harus kehilangan orang yang Lo sayang." Batin Jonathan.

"Kakak nangis?" Tanya Zea, setelah Jonathan melepas pelukannya.

"Ini— apa, ngantuk, tadi Gue nguap." Zea percaya-percaya aja.

🦋🦋🦋































Pain || So Junghwan - [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang