Pain; 9

111 8 0
                                    

🦋🦋🦋

Happy reading...

.

.

.

"Minum dulu, biar tenang." Ucap Jonathan memberikan teh hangat untuk Zea.

"Makasih Kak." Ucap Zea masih gemetar.

Jonathan melepas jaketnya lalu memasangkannya di tubuh Zea. Zea menatap Jonathan, lalu kembali meminum teh hangatnya.

.

.

.

"Itu pacarnya Mas Nathan, Mas?" Tanya Kang Asep, penjual nasi goreng.

"Bukan pacar Kang, masih calon." Ucap Emil.

"Kenapa nangis, habis berantem apa gimana?" Tanya Kang Asep.

"Gak tau tiba-tiba nangis." Ucap Nanda.

Kang Asep cuma ngangguk-ngangguk aja, "Ini nasi gorengnya pedes semua?" Tanya Kang Asep.

"Yang satu jangan pedes, buat Ayah." Ucap Samuel.

"Tambah satu lagi gak si? Buat cewenya Nathan." Ucap Nanda.

"Boleh deh. Tambah satu Kang, jadi 14 bungkus." Ucap Emil.

"Siap Mas." Ucap Kang Asep.

.

.

.

"Udah tenang?" Tanya Jonathan.

Zea mengangguk pelan, "Makasih ya Kak."

"Sama-sama. Lo mau cerita sesuatu?"

Zea menatap Jonathan, begitu juga sebaliknya, kemudian Zea mengangguk pelan.

"Waktu Zea umur lima tahun, Zea tinggal di Surabaya sama orang tua kandung Zea. Waktu itu ada sekelompok orang, pakaiannya serba hitam dateng ke rumah, terus Bunda nyuruh Ze masuk ke dalam lemari."

"Setelah itu, Zea denger suara ribut-ribut, karena penasaran, Zea buka sedikit pintu lemarinya, Zea liat beberapa orang itu— ngelecehin Bunda."

Jonathan kaget bukan main mendengar penuturan Zea. "Bokap Lo kemana?" Tanya Jonathan.

"Ayah— diiket di kursi, terus di pukulin sama orang-orang itu. Zea gak bisa ngapa-ngapain, cuma nangis ketakutan di dalem lemari. Abis itu, Zea denger suara tembakan, mereka bunuh Ayah sama Bunda."

"Mereka gak tau kalo Lo ada di lemari?"

"Awalnya mereka gak tau, tapi akhirnya ketahuan, Zea sempet hampir di bunuh sama mereka, tapi untungnya Zea sempet kabur. Mereka ngejar Zea, sampe akhirnya— Zea ketabrak truk."

Ketabrak? Truk? Jonathan bener-bener kaget setelah denger cerita Zea. Ternyata dibalik sosoknya Zea yang ceria, tegas, Zea punya trauma yang parah.

"Mau peluk?"

Zea tak menjawab, justru langsung memeluk Jonathan. Jonathan yang awalnya kaget, tapi akhirnya Jonathan membalas pelukan Zea, sambil mengusap punggung Zea agar lebih tenang.

🦋🦋🦋

"Makasih banyak ya Kak." Ucap Zea.

"Sama-sama, Lo masuk gih istirahat, nasi gorengnya jangan lupa dimakan." Ucap Jonathan.

"Iya Kak, kalo gitu aku masuk dulu." Ucap Zea.

Zea berbalik, tapi baru beberapa langkah, Jonathan kembali memanggilnya.

"Ze, sebentar." Ucap Jonathan.

"Kenapa, Kak?" Tanya Zea.

"Gue boleh minta sesuatu sama Lo?"

"Apa Kak?"

"Jangan terlalu deket sama Kaindra, dia bukan orang baik."

"Kak Nathan kenal Kak Kai?"

Jonathan tak menjawab pertanyaan Zea, Ia langsung melajukan motornya untuk pulang ke rumah, karena mungkin sebelas abang dan juga Ayahnya sudah menunggu di rumah.

"Kebiasaan ya, orang nanya kalo gak diem ditinggal. Apa mungkin Kak Nathan kenal Kak Kai? Biarin lah itu bukan urusan Aku. Tapi kenapa Kak Nathan bisa ngomong kaya gitu?" Ucap Zea.

Zea menggeleng pelan, membuang jauh-jauh pikiran buruknya, lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya.

🦋🦋🦋




















Pain || So Junghwan - [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang