Pain; 31

85 8 0
                                    

🦋🦋🦋

Happy reading...

.

.

.

Selesai upacara pemakaman, Dipta membawa Zea untuk pulang ke rumahnya, karena rumah Zea masih dipasang garis polisi, untuk penyelidikan lebih lanjut.

"Sebenernya ada apa Om? Kenapa lagi-lagi Paman ngebunuh orang tua Zea? Ceritain semua yang Zea gak tau, Om." Tanya Zea.

"Sebenarnya, Kenandra itu adalah Om kamu, beliau adalah adik dari Ardian, Ayah kandung kamu." Jelas Dipta.

Raut kaget dan bingung mendominasi di wajah sejuk Zea. Sementara yang lainnya biasa saja, karena mereka sudah lama tau tentang ini, termasuk Jonathan.

"Terus kenapa Paman bunuh Ayah, padahal Ayah itu kakaknya?!"

"Ardian dan Kenan memang saudara, tapi kepribadian mereka bertolak belakang. Ardian berprestasi, ramah, baik. Sementara Kenan, dia bodoh, bersifat layaknya pemberontak, hal itu membuat orang-orang di sekitarnya benci dengan Kenan."

"Sampai suatu hari, Ardian akan di jodohkan dengan perempuan, yaitu Maura, Bunda kamu. Tapi ternyata Maura adalah gadis yang di sukai oleh Kenan, akhirnya Kenan pergi dari rumah."

"Setelah beberapa bulan, Kenan kembali pulang, tapi— dengan seorang perempuan yang sedang mengandung. Itu bikin semua orang rumah marah sekaligus kecewa, dan kembali mengusir Kenan, tapi Ardian berusaha menangkan, supaya Kenan tetap tinggal di rumah itu."

"Tapi— orang rumah tetap kekeuh, dan malah membanding-bandingkan Kenan dengan Ardian. Menurut Om, kata-kata yang dikeluarkan oleh Almarhum Kakek dan Nenek kamu cukup membuat Kenan sakit hati, dan akhirnya menyimpan dendam sama Ayah kamu."

"Berarti ini bukan kesalahan Ayah kan?" Dipta menggeleng sambil tersenyum kecil.

"Terus kenapa Paman juga bunuh Mamah sama Papah?" Tanya Zea.

"Itu karena mereka terlanjur mengetahui indentitas asli Kenan, dia takut kalau hal ini sampai bocor ke polisi." Ucap Dipta.

"Tapi— Ayah bilang markas besarnya ada si Surabaya, dan anggotanya terbilang banyak, terus kenapa selama bertahun-tahun mereka gak pernah ketangkep? Ya paling engga, satu per satu." Ucap Nanda.

"Ada uang semua aman, Nak." Ucap Dipta.

"Berarti duit mereka banyak banget, mampu nyogok hampir seluruh kantor polisi di Surabaya." Ucap Samuel.

Dipta tersenyum, "Karena cara mencari uang mereka pun berbeda, mereka bisa menguasai setengah saham perusahaan dalam waktu dekat."

"Good game juga tuh orang." Ucap Naufal.

Zea diam sejenak, tiba-tiba Ia teringat cerita Latasha kalau Kenan menyandra Papahnya, di tempat yang tidak di ketahui.

"Latasha..." Gumam Zea pelan.

"Kenapa sama Latasha?" Tanya Jonathan, yang kebetulan duduk di samping Zea.

"Zea mau cari Latasha." Ucap Zea, beranjak dari duduknya, tapi Jonathan menarik tangannya, membuat Zea kembali duduk.

"Cerita dulu, jangan kaya gitu. Ada yang Lo tutupin kan, dari Gue?" Ucap Jonathan dengan tatapan menyelidik.

Zea diam sebentar, Ia bingung harus cerita atau tidak, tapi melawan Kaindra sendirian juga sulit, mau bagaimana pun dia tetap anak perempuan yang cengeng.

"Sebenernya— waktu acara ulang tahun sekolah, Zea ketemuan sama Latasha di rooftop—"

"Lo bohong berarti?" Selak Jonathan.

"Zea minta maaf, tapi itu Tasha yang suruh."

"Kenapa?" Tanya Jonathan.

"Muka Lo biasa aja, nanti dia takut." Tegur Yuda.

Jonathan menghela nafas panjang, kemudian mengusap wajahnya frustasi, Ia benar-benar takut kehilangan Zea. Terlebih lagi karena mimpi buruk yang terus berulang selama seminggu ini.

"Latasha gak ngapa-ngapain Lo kan?" Tanya Jonathan.

Zea menggeleng pelan, "Justru Latasha ngasih tau Zea supaya hati-hati sama keluarganya Kak Kaindra, dia juga bilang supaya keluarganya kak Nathan hati-hati. Terus— dia juga cerita, kalo Papahnya itu— disandra, sama Paman gak tau dimana."

"Kalo gitu kita harus cepar cari keberadaan Kaindra, sebelum ada korban lagi." Ucap Vano.

"Ayah coba minta tolong, supaya markas mereka di Surabaya di gledah, siapa tau ada disana." Ucap Edgar.

"Markas itu udah gak ada sejak kemarin, kemungkinan masih ada di sekitar sini, atau mungkin di rumahnya." Ucap Dipta.

"Kalo gitu ayo ke rumah Kak Kai sekarang, Zea gak mau Tasha kenapa-napa." Ucap Zea.

Drt- drt- drt-

Latasha riweh
Vidio call
Reject | Answer

"Latasha..." Ucap Zea.

🦋🦋🦋



























Pain || So Junghwan - [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang