Pain; 7

124 9 0
                                    

🦋🦋🦋

Happy reading...

.

.

.

Jam istirahat. Zea pergi ke kantin bersama Latasha, tapi sebelum ke kantin, Zea pergi ke belakanh sekolah terlebih dahulu, untuk mengecek apa ada anak-anak yang merokok atau tidak.

"Lo duluan aja Sha, Gue mau ke belakang sekolah, disuruh Pak Broto." Ucap Zea.

"Ah, si botak ganggu orang istirahat aja." Kesal Latasha.

"Yaudah Gue duluan ya."

"Iya hati-hati Lo."

.

.

.

Zea tiba di belakang sekolah dan melihat ada beberapa siswa yang sedang merokok disana, tidak hanya siswa, tapi ada siswi yang ikut merokok disana.

"Gila, padahal cewe." Gumam Zea.

Zea berjalan mendekat ke arah mereka, "Heh matiin rokoknya!" Ucap Zea.

"Eh ketua OSIS cantik kita dateng." Ucap salah satu siswa, sementara yang lainnya tertawa.

"Gue bilang matiin, budek Lo?!" Kesal Zea.

"Aduh Kak, Lo brisik banget deh, mending Join deh, nikmat tau." Ucap Siswi yang masih kelas 10, terlihat dari garis dasi yang di gunakannya.

"Berobat Lo! Matiin sekarang atau Lo semua Gue tarik ke ruang BK." Ancam Zea.

Siswa tadi berdiri lalu berjalan mendekat ke Zea, "Terus kalo gak mau gimana cantik?" Ucapnya seraya merangkul Zea, tapi dengan cepat Zea menepis tangannya.

"Gak usah sentuh-sentuh!" Sentak Zea.

"Gak usah munafik, nanti kaya dia, ketagihan ngangkang di bawah."

Plak!

"Gila Lo, brengsek!" Bentak Zea setelah menampar pipi siswa itu.

"Gue anggap itu pujian." Siswa itu mengangkat sebelah tangannya, setelah itu beberapa siswa ikut berdiri dan mendekat ke arah Zea.

"Mau apa kalian?!" Kesal Zea.

"Kaya nya gagahin ketos cantik enak, siapa mau duluan?" Ucap siswa.

"Jangan gila Lo, TOLONG!!!" Teriak Zea panik.

"Lepasin Gue!" Zea memberontak ketika beberapa siswa itu mulai memegang tangannya.

"TOLONG!!!" Teriak Zea.

"WOI LEPASIN!!!"

Beberapa siswa itu menoleh ke sumber suara, terlihat pemuda berbadan kekar dengan tatapan tajam berjalan ke arah mereka, sontak mereka langsung melepaskan Zea dan lari dari tempat itu.

"Lo gapapa?"

"Gue gapapa Kai, makasih ya."

"Sama-sama, Lo kenapa bisa disini?"

"Gue tadi di suruh ngecek ada anak-anak bandel yang ngerokok atau enggak."

"Harusnya Lo minta temenin sama siapa kek, jangan sendirian, jadi kalo ada apa-apa Lo ada yang bantuin."

"Yakan Gue gak tau, bakal kaya gitu."

Kai memperhatikan Zea dari bawah ke atas, tapi Zea yang emang orangnya bodoamat, gak perduliin itu.

"Kantin yuk?" Ajak Kaindra.

"Gue bareng sama Tasha, dia udah di kantin, tapi kalo Lo mau gabung gapapa."

"Eum, boleh-boleh, lagian Gue belom terlalu akrab sama anak-anak sini."

"Ya wajar sih, kan baru hari pertama. Oh ya, Lo masuk kelas berapa?"

"Gue 12 IPA 1."

Zea mendelik kaget, "12? Berarti kakak kelas dong, ya ampun."

"Kenapa deh, panik banget kaya nya."

"Ya gapapa, dari pagi ngomongnya pake Lo-Gue, gak sopan."

"Ya ampun santai aja si, Lucu banget Lo." Kai tertawa gemas lalu mengusak rambut Zea.

.

.

.

"Jangan sampe Zea jadi korban keluarganya Kaindra, awas Lo sampe Zea kenapa-napa." Ucap seseorang yang sedari tadi memperhatikan merek dari balik pohon, siapa lagi kalau bukan— Jonathan?

🦋🦋🦋













Pain || So Junghwan - [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang