Pain; 11

111 9 0
                                    

🦋🦋🦋

Happy reading...

.

.

.

Hari demi hari, Zea dan Kaindra semakin dekat, bahkan beberapa kali Kaindra mengantar Zea pulang. Sejauh ini, Kaindra bersikap baik pada Zea, hal itu membuat Zea semakin heran apa alasan Jonathan mengatakan kalau Kaindra bukan orang baik.

Kedekatan Zea dan Kaindra tentu membuat Jonathan galau bruntal, tapi dia gak bisa lakuin apa-apa, kecuali curhat sama mumut serigala peliharaannya.

"Mut." Panggil Jonathan.

Auuu...

Seakan mengerti panggilan Jonathan, Serigala putih itu melolong panjang, sambil berjalan mendekat ke Jonathan lalu duduk di hadapan Jonathan.

"Gue galau nih, masa cewe yang Gue suka makin deket sama musuh Gue? Gue harus gimana, Gue gak mungkin kasih tau yang sebenarnya ke dia." Ucap Jonathan, walaupun mumut cuma diem sambil jilatin kakinya sendiri.

"Mut Lu dengerin Gue gak si, Gue lagi curhat juga." Ucap Jonathan.

Auuu...

Mumut lagi-lagi melolong sambil sesekali ngedus Jonathan. Jonathan menghela nafas terus berdiri buat masukin mumut ke kandangnya, udah malem takut masuk angin.

🦋🦋🦋

Jam istirahat. Jonathan keluar kelas bersama Gibran, tujuannya entah kemana. Tapi, di perjalanan langkah mereka berhenti karena terhalang kerumunan.

"Ada apaan si?" Tanya Gibran, Jonathan menggeleng pelan.

"Samperin gak?" Tanya Gibran, Jonathan mengangguk setuju.

"Hah angguk geleng angguk geleng udah kaya patung kucing di ruko cina." Kesal Gibran.

Mereka berjalan menerobos kerumunan itu, sosok pertama yang Ia lihat adalah- Zea. Dan yang membuat Jonathan kaget, ketika Kaindra menggenggam tangan Zea.

"Crush Lo kan itu?" Celetuk Gibran.

"Brisik!" Ketus Jonathan.

Jonathan melengos pergi dari kerumunan itu, disusul Gibran yang meneriaki namanya.

"Heh lap mobil kering, tungguin!" Teriak Gibran.

.

.

.

"Lo ngapain disini?" Ketus Jonathan.

"Nemenin Lo ngegalau, jarang-jarang Gue liat lap mobil galau." Ledek Gibran.

Jonathan melempar tatapan jalan pada Gibran, sementara Gibran masih dengan wajah tengilnya.

"Lo beneran suka sama tuh cewe?" Tanya Gibran.

"Menurut Lo aja." Sahut Jonathan, membuat Gibran merotasikan bola matanya.

"Yaudahlah, kalo emang dia buat Lu, pasti bakal balik ke Lu, lagian cinta gak harus memiliki kan?" Ucap Gibran.

"Iya Gue tau itu, tapi kenapa harus Kaindra? Lo tau kan dia itu siapa, gimana keluarganya? Gue gak yakin nanti Zea bakal baik-baik aja." Ucap Jonathan.

"Tapi mereka tetep manusia yang punya hati, mereka gak bakal nyakitin orang yang mereka sayang." Ucap Gibran.

"Oh ya? Terus gimana waktu bokapnya bunuh abangnya sendiri? Taukan gimana mereka dulu?" Ucap Jonathan sambil tersenyum miris.

Gibran bungkam, yang dikatakan Jonathan memang benar adanya.

"Papahnya Kak Kai bunuh orang?!"

Jonathan dan Gibran terperanjat kaget mendengar suara nyaring itu, dan langsung menoleh kebelakang.

"Crush Lo, Nath!" Pekik Gibran pelan.

"Cangkem mu!" Ketus Jonathan pelan, gengsi dia tuh.

"Gue cabut deh, gak ikutan." Ucap Gibran lalu kabur setelahnya.

Zea berjalan mendekat masih dengan wajah bingungnya, "Yang Zea denger barusan itu bener? Apa itu alasan Kak Nathan nyuruh Zea jauhin Kak Kai?" Tanya Zea.

Lagi- Jonathan tersenyum miris, "Iya." Ucapnya lalu melenggang pergi.

"Sebenernya ada apa sih?" Ucap Zea pelan, makin bingung dia karena Jonathan setiap tanya pasti kabur-kaburan.

🦋🦋🦋























Siapa yang sama kaya Jonathan, yang kalo lagi ada masalah curhatnya ke hewan peliharaan? Atau mungkin ke akun gembok? Wkwk🫢🫢





Pain || So Junghwan - [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang