"Eh, Bro. Lo harus liat ini deh!"
Di tengah ketenangan menonton film action favoritnya Dean tiba-tiba bersuara memecah keheningan di antara teman-temannya.
Tuan rumah yang notabene tidak suka diganggu mendelik kesal pada si sumber kegaduhan. "Suara lo pelanin, Yan!" tegur Raga.
Bisa bahaya kalau istrinya tiba-tiba murka karna kegiatan belajarnya di kamar terganggu. "Lo mau Alya marah?"
"Iya, sorry." Dean mendekat dan memperlihatkan ponselnya pada Raga. "Lo coba baca artikel ini."
Raga merotasikan bola matanya malas. Dengan perlahan ia menjauhkan ponsel di depannya dan kembali mantap layar televisi. "Lo baca yang keras, nanti gue denger."
Egi yang kebetulan duduk tak jauh dari Dean, mendekatkan tubuhnya. Matanya terlihat memicing membaca kalimat yang tak begitu jelas di sana. Ia yang memang dasarnya kepo menarik paksa ponsel Dean, membuat si empunya terkejut, lantas dengan spontan Dean memukul kepala Egi cukup keras.
"Anjir! sakit!" Egi meringis seraya mengusap belakang kepalanya. "Makin bego gue, Yan!"
Dean mendengus kesal. "Balikin hp gue." Ia terlihat berusaha kembali merebut ponselnya dari tangan Egi. "Kepo banget jadi orang, lo!"
"Gue bukan kepo, tapi pengen tau." sanggah Egi.
"Sama aja!"
"Dari pada ribut gitu, mending lo baca yang keras biar kita semua denger," seru Dera yang malas dengan keributan dua anak gorila di depannya.
Ekor matanya melirik Raga yang masih fokus menonton film. Netranya bergulir pada meja yang nampak berantakan dengan buku pelajaran. Ingatkan dirinya pada niat awal berkumpul adalah untuk belajar. Dera meraih remote yang tak jauh darinya. Lantas dengan santai mematikan televisi tersebut.
Raga yang melihat itu mengernyit heran menatap Dera. "Kenapa lo matiin?"
Dera merotasikan bola matanya malas, "Noh, tugas numpuk. Lo mau bini lo marah?" Ia merubah posisi duduknya pindah dari sofa dan memilih lesehan di lantai. "Lo berdua cepet bacain yang tadi, abis itu lanjut nugas. Pada lupa lo kan sama tugas."
Dean mengangguk kemudian kembali membuka laman berita tadi. Netranya sempat melirik Raga yang nampaknya masih tidak minat dengan berita tersebut. "Oke gue bacain, nih. Denger ya semuanya."
"Buruan." seru Wawan malas.
"Polisi ungkap seseorang berinisial BW adalah pelaku dari kecelakaan tunggal Presdir Angkasa Group. Melalui rekaman CCTV milik ...,"
Raga yang mendengar itu sontak terkejut dan dengan cepat ia mengambil ponsel Dean untuk membacanya lebih jelas. Seringai tipis terbit di bibirnya membaca kalimat yang di muat disana. Tidak disangka ayah mertua dan abang iparnya ternyata bergerak sangat cepat. Tidak lama lagi si tua bangka Bima akan mendekam di penjara bersama antek-anteknya.
"Nama Angkasa Group kaya gak asing," ujar Wawan.
"Bodoh!" Dean memukul pelan kepala Wawan. "Itu perusahaan milik papanya si Raga."
Wawan mendecak kesal, tak terima dengan sebutan Dean. "Marah-marah mulu, kayak cewek PMS."
Dean merotasikan bola matanya menanggapi ucapan Wawan. Ia kembali menggulirkan atensinya menatap Raga "Lo udah tau siapa orangnya, Ga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRAGA [Perjodohan]
Fiksi RemajaPerjodohan dadakan kedua orangtuanya membuat Raga ngebet ingin langsung dinikahkan, meskipun masih berstatus seorang pelajar. Kehangatan selalu Raga rasakan setelah menikah dengan Alya, tapi kehangatan rumah tangganya ternyata tak berlangsung lama...