“Eh? Leka kenapa?” gumam Keyla dari ambang pintu kelas saat melihat Leka yang termenung menatap ke luar jendela kelas dengan senyum yang tipis-tipis.
Gadis berambut hitam panjang itu menghampiri Leka. Keyla menepuk bahu Leka hingga sang empun mengalihkan pandangannya. “Kenapa senyum-senyum sendiri?”
“Memangnya kelihatan, ya?” Leka berbalik bertanya pada Keyla.
Mereka kini berasal di kelas yang berbeda, namun tak jarang Keyla kerap bersama dengan Leka saat jam istirahat. Setelah pertengkaran beberapa hari lalu, keduanya kini justru menjadi teman dekat.
Keyla mengangguk dan duduk di sebelah Leka. “Lagi senang hari ini,” ucap Leka menjawab pertanyaan Keyla sebelumnya.
Sebelum masuk ke dalam kelasnya, Leka pergi ke toilet dan membuka paper bag yang diberikan oleh ayahnya tadi pagi. Leka menganga saat tahu isi paper bag itu adalah sebuah handphone, terkesan hadiah biasa. Namun, untuk Leka tidak.
Ayahnya yang selalu melarang Leka menggunakan alat canggih itu kini memberikannya sebagai hadiah ulang tahun dirinya yang ke 17 tahun. Ayahnya juga tidak lagi beralasan lupa pada ulang tahunnya.
“Gimana hasil ujian kamu, Key?” tanya Leka pada gadis di depannya.
Keyla membuang kasar napasnya. “Sama kaya kemarin, Ka.”
Hari ini mereka diberikan ujian dadakan, meskipun beda kelas mereka tetap satu angkatan. Leka sendiri memiliki nilai lebih rendah dari Keyla. Gadis itu takut memberitahukan kepada ayahnya. Pasti akan ada amarah dan amukkan seperti sebelumnya.
Bunyi handphone Leka membuat dia gadis itu mengalihkan perhatiannya. Leka membuka handphonenya. Ada pesan yang dikirimkan oleh ayahnya.
“Pulang dengan saya.”
Seperti itu isi pesan yang dikirimkan kepada Leka. Sedangkan Leka terkejut, ternyata handphonenya sudah lengkap diisi kartu dan nomor.
***
Mobil hitam menghampiri Leka dan berhenti tepat di depan gadis itu. Leka menyiapkan keberaniannya sebelum masuk ke dalam mobil itu. Sungguh, ia takut dengan amarah ayahnya saat tahu nilai ujiannya hari ini.
“Masuk,” ujar sang ayah dari dalam menghilang lamuan Leka.
“I-iya, Yah,” sahut Leka dengan gugup.
Gadis itu duduk di samping ayahnya seperti pagi tadi. Dengan penuh keberanian Leka mengeluarkan selembar kertas ujiannya tadi dan diberikan kepada ayahnya.
“Hasil ujian Leka, Yah. Maaf,” lirih gadis itu sembari menyodorkan kertas ujiannya.
Ayahnya menatap Leka laku mengambil kertas ujian itu. Dilihatnya nilai yang Leka dapat masih diangka delapan. Setelah melihatnya sang ayah mengembalikan kertas ujian itu pada Leka.
“Coba lagi lain kali,” ujar sang ayah tanpa menatap wajah Leka.
Leka mendongak menatap ayahnya tidak percaya. Hanya kata itu yang ke luar? Apa ayahnya benar-benar kerasukan jin dari kota lain sampai-sampai tidak memarahi Leka?
Berbeda dengan sebelumnya, jika nilai ini yang dapatkan pasti akan ada pukulan dan amarah yang didapatkan gadis itu. Tapi, ada apa dengan ayahnya belakangan ini? Leka tidak berani bertanya.
“Kita makan siang di luar,” ucap sang ayah lagi.
Leka hanya menganggukkan kepalanya. Tapi, sebenarnya Leka tidak tahu ada apa dengan ayahnya yang secara tiba-tiba berubah dari biasanya.
.
.
.
*:..。o○ Selow Update ○o。..:*
❈ Bintangnya jangan lupa
❈ Don't be a silent reader
❈ Terima kasih sudah membaca
𝑵𝒕: 𝑴𝒂𝒂𝒇, 𝒑𝒂𝒓𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒆𝒌. (𝑲𝒆𝒌 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒍𝒊𝒔𝒏𝒚𝒂). 🙏🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Life
General FictionApa yang akan kalian lakukan jika bertemu dengan seseorang yang ada dalam permainan yang sama dengan kalian? Lima remaja ini saling bertemu setelah 5 tahun sebelumnya mereka memainkan sebuah game yang dinamakan 𝘗𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯𝘢𝘯 𝘗𝘦𝘳𝘢𝘯. Saat...