Selama sang ayah ke luar kota, Leka kembali masuk sekolah. Banyak waktu yang gadis itu buang selama di rumah. Saat sampai di sekolah, Leka dipandangi seluruh siswa yang berpapasan dengan dirinya.
“Kenapa ngelihatin aku semua?” tanya Leka dalam hatinya. Apa yang gadis itu lewatkan selama tidak masuk sekolah. Suasananya jadi aneh, tidak seperti biasanya.
Tiba-tiba ada seorang siswa yang menarik paksa lengan Leka. Leka mengerutkan keningnya dan berjalan menurut saja. “Dari mana aja lo? Lo tahu, kan lo itu perwakilan sekolh kita?”
Leka baru ingat, kemarin adalah hari Olimpiade kedua. “Ayah ada acara dan ayah minta aku ikut,” jawab Leka berbohong. Tidak mungkin dia mengatakan sebenarnya, karena tidak semua manusia mempunyai perasaan yang sama.
Keyla terlihat kesal. “Nggak usah alasan, deh. Kalau gitu harusnya lo bilang sama gue, gue bisa gantiin lo dan sekolah nggak nanggung malu karena kena diskualifikasi,” ucap Keyla menahan amarahnya.
Keyla gadis sekelas Leka yang juga mempunyai iq setara dengan Leka. Mereka berdua lah yang terkadang berebut juara kelas. Terkadang Keyla, terkadang juga Leka. Keyla sedikit iri saat Leka dipilih menjadi perwakilan sekolahnya. Namun Keyla menyingkirkan perasaan itu, toh mereka teman sekelas dan seangkatan.
Namun kali ini berbeda. Keyla benar-benar kesal dengan Leka yang membuang kesempatan emas di depan mata. Ini bukan soal hadiahnya, tapi ini soal prestasinya. Pemenang Olimpiade akan mendapatkan les khusus selama satu bulan di luar sekolah.
“Maaf, aku lupa. Kamu bisa ikut di lomba berikut, Key,” ujar Leka mendapatkan tamparan keras dari lawan bicaranya. Leka tersentak kaget dan tubuhnya terdorong mundur beberapa langkah.
Keyla menatap tajam Leka. “Gue kira lo lebih pinter dari gue. Lemah,” teriak Keyla pada akata terakhirnya. Leka termenung menatap wajah Keyla.
“Jangan mentang-mentang lo anak emas semua guru, lo bisa bertindak semau lo, Ka.” Keyla terus mengeluarkan kata-katanya dengan nada tinggi.
“Kamu kenapa, sih, Key? Aku bukan emas para guru, aku juga pasti bakal dihukum karena bikin malu sekolah. Berhenti bilang kalau aku ini anak emas,” balas Leka juga sedikit meninggikan suaranya.
“Lo tanya gue kenapa? Gue iri sama lo, Leka. Gue iri. Puas lo,” teriak Keyla lagi.
Leka terkejut mendengar perkataan Keyla. Raut wajah Leka berubah saat itu juga. “Apa yang kamu iri ini dari aku, Key?” lirih Leka memalingkan wajahnya dari hadapan Keyla.
Keyla terdiam begitu melihat raut wajah yang berubah, amarahnya mereda saat itu juga. Entahlah, Keyla tidak bisa marah jika seperti ini suasananya. Keyla bukan tukang buly, Keyla sama dengan Leka yang selalu dituntut untuk mendapatkan nilai sempurna.
Keyla dan Leka saling membelakangi. Leka dengan menatap luar jendela dari gudang itu dan Keyla yang merasa bersalah karena tidak biasa mengendalikan emosinya. Ini bukan kemauannya untuk terobsesi dengan nilai dan prestasi sempurna.
Dua gadis itu sama sama tenggelam dalam pikirannya.
“Sempurna itu apa? Dan bagaimana?”
Dua gadis remaja yang sama sama tak mengerti arti sempurna.
***
Jam sekolah selesai, Leka dan Keyla juga sudah saling berbaikan kembali. Mereka teman, mereka kawan, tidak mungkin bisa hancur hanya karena sebuah prestasi.
Sampai di gerbang sekolah Leka sedikit terkejut saat melihat Zayn di sana dan tersenyum padanya. Lelaki itu melambaikan tangan panjangnya seperti anak kecil ke arah Leka.
Leka tertawa ringan sembari berkata sesuatu dengan suara yang kecil. “Lucu.”
“Ciee, dijemput pacarnya, ya?” sela Keyla tiba-tiba mengejutkan Zayn dan Leka. Keyla tersenyum usil pada Leka sembari sedikit mencolek lengan gadis itu.
“Sutt, Keyla kalau ngomong ngasal terus,” balas Leka menempelkan jari telunjuknya di bibir Keyla hingga gadis itu sedikit cemberut.
“Ya kan, kalau kalian pacaran juga nggak papa,” timpal Keyla.
“Masih kecil, jangan pacar-pacaran. Sekolah dulu yang benar,” seru Zayn diangguki setuju oleh Leka.Keyla membuang napasnya, “ih, padahal katanya pacaran itu seru. Yaudah, deh gue duluan,” ucap Keyla sembari melambaikan tangan dan pergi dari sana hingga tersisa hanya Leka dan Zayn yang tertawa ringan melihat Keyla.
“Yuk, naik,” ujar Zayn dan di turuti oleh Leka.
Entah ke mana Zayn akan membawanya nati Leka tidak khawatir. Setidaknya untuk beberapa hari ke depan rasa khawatir dan cemas yang terus menerus datang pada Leka bisa menghilang.
Tubuh lemahnya ini bisa bernapas sebentar dan istirahat sejenak.
.
.
.
*:..。o○ Selow Update ○o。..:*
❈ Bintangnya jangan lupa
❈ Don't be a silent reader
❈ Terima kasih sudah membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Life
Fiksi UmumApa yang akan kalian lakukan jika bertemu dengan seseorang yang ada dalam permainan yang sama dengan kalian? Lima remaja ini saling bertemu setelah 5 tahun sebelumnya mereka memainkan sebuah game yang dinamakan 𝘗𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯𝘢𝘯 𝘗𝘦𝘳𝘢𝘯. Saat...