PROLOG

153 4 1
                                    

Welcome to new story by Nutrisarirasakuaci~~
Semoga kalian semua suka sama cerita ketiga ku ini. Jangan lupa tinggalkan jejak ya ci~

Happy reading..

Seorang gadis berambut terurai dengan Hoodie putih kebesaran yang hampir menelan tubuhnya yang mungil itu tengah berpacu dengan pikiran dan hatinya yang tak henti-henti berdebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang gadis berambut terurai dengan Hoodie putih kebesaran yang hampir menelan tubuhnya yang mungil itu tengah berpacu dengan pikiran dan hatinya yang tak henti-henti berdebar.

Saat ini ia tengah berdiri kaku di tengah lapangan besar yang tentu saja dapat terlihat oleh para penghuni Amerta. Apalagi yang gadis itu lakukan dapat mempermalukan dirinya sendiri.

Laki-laki di hadapannya itu hanya menatap datar kearah gadis tersebut, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut nya. Irisan matanya yang tajam mampu membuat gadis itu semakin gugup.

Beberapa penghuni Amerta menatap gadis itu dengan berbagai tatapan. Tak sedikit tatapan sinis dengan umpatan mengejek pun terdengar dari masing-masing mulut penghuni Amerta.

"Ajak saya jadi pacar kakak."

Shazena Dzalfasya, perempuan yang baru saja beberapa minggu menyelesaikan masa ospeknya. Dan hari ini ia menggemparkan satu Amerta karena telah berani mengajak kakak tingkatnya untuk menjadi kekasihnya.

Ungkapan yang keluar dari mulut Zena itu membuat laki-laki di hadapannya menekukkan dahinya. Ini adalah pertama kalinya ada seorang gadis yang berani berbicara seperti ini apalagi di tempat umum. Bahkan hampir seluruh penghuni Amerta menatap kearah keduanya.

Laki-laki berkaos putih dan di balut kemeja hitam, tak lupa tas ransel yang terkait di bahu sebelah kanannya itu mendekat kearah Zena.

Zena yang melihat itu pun tak mampu bergerak, kakinya terasa kaku untuk bergerak. Apalagi tatapan tajam dari laki-laki dihadapan nya itu membuat Zena hampir membuang air kecil sekarang juga.

"Saya cacat. Hidup saya cuma untuk menjadi orang yang tidak merepotkan orang lain. Dan pacaran sama kamu hanya akan membuang waktu saya," bisik laki-laki tertahan.

Zena menelan ludahnya dengan susah payah. Matanya bergetar dan lidahnya yang tiba-tiba kelu. Ia menatap laki-laki di hadapannya dengan mimik wajah gugup.

"Membuang waktu bersama saya tidak akan membuat kakak menyesal."

Ucapan nya mampu terdengar oleh laki-laki yang masih berada di depannya itu. Lantas kerutan di dahi laki-laki itu nampak semakin dalam.

Zena yang mencoba untuk mengontrol wajah nya agar tidak terlihat gugup membuat laki-laki itu mendecih sinis.

"Menghabiskan waktu untuk mencintai perempuan tuli seperti kamu? Itu membuang waktu."

Kata-kata itu tentu membuat hati Zena sedikit teriris. Namun, sebisa mungkin gadis itu mengontrol wajah nya agar tetap tenang. Toh itu memang faktanya.

Ia sangat ingin mengumpati laki-laki itu saat ini juga, tetapi mulutnya terasa terkunci tiba-tiba. Matanya masih terkunci pada irisan mata coklat gelap milik laki-laki di depannya.

Entah perasaan apa yang ia rasakan sekarang, namun Zena sangat penasaran terhadap kakak tingkat nya.

Dan benar. Ia menyimpulkan bahwa ia jatuh cinta kepada kakak tingkat nya yang terkenal sombong ini. Laki-laki sombong yang sangat jelas masih dinobatkan sebagai type boy of UNA.

Dia Mahesa Hasbi Akhbar, si pemilik mata yang indah namun tatapannya redup. Begitu juga senyuman nya.

 Begitu juga senyuman nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komentar setiap paragraf yah ci~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komentar setiap paragraf yah ci~

See u next chapter.

MAHEZENA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang