Jangan lupa tinggalkan jejak yah ci~
Jangan lupa komentar tiap paragraf ~
Happy reading ~
Kedua basang kaki itu masih setia duduk berdampingan di kursi panjang sana. Mahesa yang juga masih fokus dengan laptop nya tanpa merubah raut wajah tampannya.Sedangkan Zena, gadis itu juga masih tetap setia duduk di samping Mahesa sesuai dengan janji nya tadi, gadis itu hanya duduk diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Matanya sedari tadi sayu-sayu menahan ngantuk, dengan kepala yang tak henti-henti oleng.
Mahesa yang merasa sedikit terganggu menoleh kearah Zena. Laki-laki yang menggunakan earphone di telinga nya itu terdiam menatap wajah tenang Zena, namun terlihat kerutan yang muncul di dahinya. Mahesa terdiam sejenak kemudian membuang pandangannya kearah lain.
Laki-laki lantas menghela nafas lelah sambil memijat tungkal hidung nya. "Sampai kapan kamu mau duduk disini?"
Mendengar suara berat milik Mahesa membuat Zena tersentak dari tidurnya yang tidak lelap itu. Ia menatap Mahesa kelimpungan yang ternyata tengah menatapnya dengan tatapan datar.
"Kakak udah selesai?"
"Saya jadi gak fokus, karena kamu disini."
Zena lantas tersenyum mesem. "Kakak nervous saya liatin yah?"
"Dari tadi kamu cuma tidur. Jadi, buat apa nemenin saya disini?"
"Yaudah, Iyah maap."
Mahesa tidak lagi menanggapi gadis itu. Ia kembali memfokuskan netranya pada layar laptop nya. Zena hanya memandang laki-laki itu dengan tatapan julid. Ia tak mengerti bagaimana berinteraksi dengan Mahesa tanpa merasa kesal dengan sikap sombong nya ini.
"Di kira dia doang yang paling ganteng se-amerta?" Gerutunya dengan bisikan kecil agar Mahesa tidak bisa mendengar ucapannya itu.
"Saya masih bisa denger suara kamu. Saya gak tuli."
Zena langsung mengatup mulut nya sambil mengontrol wajahnya. Gadis itu sama sekali tidak merasa risih dengan ucapan'tuli' yang sering ia dengar dari Mahesa. Tapi ia tidak suka dengan raut wajah tampan Mahesa yang sombong itu. Dan sialnya Zena menyukai laki-laki di sampingnya ini.
"Tapi kak Mahesa ini belum punya pacar, kan?"
"Kalo saya punya kenapa? kalo nggak pun kenapa?"
Zena mengubah posisi duduk nya menghadap Mahesa. "Kalo kakak gak ada pacar, saya kenalin sama seseorang nanti."
"Gak. Makasih."
"Tapi dia itu orang yang kakak cari. Dia bisa menjadi apa aja yang kakak mau. Dan dia bisa menjawab apapun pertanyaan kakak nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHEZENA [END]
Teen Fiction[ HARAP FOLLOW SEBELUM BACA ] Menceritakan tentang seorang laki-laki yang belum bisa melihat titik keindahan dalam semesta dan seorang perempuan yang hanya bisa mendengar kesunyian dalam hidupnya. Mahesa dan Shazena yang dipertemukan dalam sebuah...